Tidak Cukup Hanya dengan Kemauan yang Kuat, Inilah 6 Bekal Para Pelajar

Tidak Cukup Hanya dengan Kemauan yang Kuat, Inilah 6 Bekal Para Pelajar

Pecihitam.org – Sebagai seorang muslim, terlebih pelajar muslim, mencari ilmu atau thalab al-’ilmi adalah suatu kewajiban. Selain azm atau kemauan yang kuat, ada 6 bekal para pelajar yang harus terpenuhi.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan. Sebagaimana telah masyhur kita ketahui

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ


Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan

Seorang pencari ilmu atau pelajar harus memiliki bekal-bekal yang cukup, sehingga dia sukses dalam pengembaraan keilmuannya, sebagaimana yang diteladankan oleh ulama kita terdahulu.

Hal paling penting yang harus dimiliki dan dilakukan oleh para pencari ilmu adalah niat yang benar, lurus dan sungguh-sungguh.

Niat mencari ilmu khususnya ilmu agama setidaknya mencakup hal-hal berikut: Niat mengharapkan Ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala, untuk menggapai kebahagiaan akhirat, membasmi kebodohan bagi dirinya dan kebodohan orang-orang di sekitarnya, menghidupkan agama, dan untuk menjaga keberlangsungan (kekekalan) agama.

Selain niat, para pencari ilmu juga harus memiliki 6 (enam) hal sebagai modal dalam mencari ilmu.

Mengenai hal ini, Syaikh Az-Zarnuji di dalam kitabnya Ta’limul Mutaallim menuliskan dua bait syair yang dikutip dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu

اَلا لاَ تَناَلُ اْلعِلْمَ إِلاَّ بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانٍ
ذَكاَءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِباَرٍ وَبُلْغَةٍ وَإِرْشَادِ أُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍ

Baca Juga:  Kata Siapa Puasa Rajab Tidak Ada Dalilnya? Ini Dasar Amalannya

Ingatlah! Engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan memenuhi enam syarat. Syarat ini terkumpul dalam bait selanjutnya.

Syarat Pertama, “Kecerdasan ذَكاَءٍ”
Sebagian ulama membagi kecerdasan menjadi dua yaitu: Satu, muhibatun minallah (kecerdasan yang diberikan oleh Allah). Contoh: Seseorang yang memiliki hafalan yang kuat.

Dua, muktasab (kecerdasan yang didapat dengan usaha) misalnya dengan cara menulis, muthalaah materi yang diajarkan, berdiskusi dll.

Sayarat Kedua, “Bersungguh-sungguh وَحِرْصٍ”
Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan mendapatkan kesuksesan. Begitu pula dalam menuntut ilmu, kesungguhan adalah salah satu modal untuk menguasai ilmu yang sedang kita pelajari.

Pepatah Arab mengatakan:

مَنْ جَدَّ وَجَدَ

“Siapa bersungguh-sungguh pasti dapat”.

Syarat Ketiga, “kesabaran وَاصْطِباَرٍ”
Dalam menuntut ilmu dibutuhkan kesabaran. Sabar dalam belajar, sabar dalam diuji. Sabar dalam segala hal yang kita alami dalam proses menuntut ilmu, sabar dalam menjalani hukuman sekalipun jika ada.

Bahkan hidup ini adalah ujian. Pasti Allah akan uji kesungguhan kita dalam menuntut ilmu. Kalau lulus dalam menjalaninya maka akan dinaikan tingkat atau tingkat kita pada yang lebih tinggi.

Baca Juga:  Hukum Bughat, Larangan Memberontak Terhadap Pemerintahan yang Sah

Pepatah mengatakan, “Orang yang cerdas adalah orang yang tidak akan pernah berhenti belajar“.

Syarat Kempat, “Biaya وَبُلْغَةٍ”
Dalam menuntut ilmu tentu butuh biaya (bekal). Tidak mungkin menuntut ilmu tanpa biaya (bekal). Contoh para imam, Imam Malik menjual salah satu kayu penopang atap rumahnya untuk menuntut ilmu.

Imam Ahmad melakukan perjalanan jauh ke berbagai negara untuk mencari ilmu. Beliau janji kepada Imam Syafi’i untuk bertemu di Mesir akan tetapi beliau tidak bisa ke Mesir karena tidak ada bekal.

Seseorang untuk mendapat ilmu harus berkorban waktu, harta bahkan terkadang nyawa.

Syarat Kelima, “Bimbingan Guru وَإِرْشَادِ أُسْتَاذٍ”
Salah satu hal yang paling penting dalam menuntut ilmu adalah bimbingan dari seorang guru. Terlebih belajar ilmu agama Islam, haruslah sesuai dengan bimbingan guru.

Belajar agama Islam janganlah secara otodidak semata, karena akan menjadi bahaya jika salah memahami suatu teks ayat atau hadits.

Dikarenakan begitu pentingnya bimbingan guru, maka kita haruslah menghormati dan memuliakan guru. Hal ini semata-mata untuk mendapatkan ridha guru yang pada akhirnya akan mengantarkan kita kepada Allah.

Baca Juga:  Pemerintah Menggusur Tanah Warga, Bagaimana Hukumnya dalam Islam?

Syarat Keenam, “Waktu Yang Lama وَطُوْلِ زَمَانٍ”
Dalam menuntut ilmu butuh waktu yang lama. Tidak mungkin didapatkan hanya dalam hitungan bulan saja.

Imam Al-Baihaqi berkata: ”Ilmu tidak akan mungkin didapatkan kecuali dengan kita meluangkan waktu”.

Imam Al-Qadhi ditanya: “Sampai kapan seseorang harus menuntut ilmu?” Beliau menjawab: ”Sampai ia meninggal dan ikut tertuang tempat tintanya ke liang kubur.”

Demikian syarat atau 6 bekal para pelajar. Semoga kita mampu memahami dan mengaplikasikan syarat menuntut ilmu dari Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu ‘anhu tersebut.

Jangan pernah patah semangat, wabil khusus untuk para pelajar Muslim. Masih banyak yang harus dipelajari di dunia ini dengan waktu yang sangat terbatas.

Faisol Abdurrahman