Tiga Amal yang Dicintai Allah dalam Kitab Ihkamu al-Ahkam

Tiga Amal yang Dicintai Allah dalam Kitab Ihkamu al-Ahkam

PeciHitam – Sebagai seorang hamba, manusia tentu ingin mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Salah satu upaya untuk mendekatkan diri kepada allah salah satunya iala mengerjakan amal yang dicintai oleh Allah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Banyak sekali riwayat hadis yang membahas mengenai amal yang dicintai oleh Allah. Terutama hadis-hadis tentang fadhail a’mal atau keutamaan-keutamaan amal. Hadis tentang fadhail a’mal sering kali mendapatkan jawaban yang berbeda-beda sesuai dengan orang yang menanyakan kepada Nabi.

Salah satu hadis yang merekam jelas peristiwa saat seorang sahabat yang menanyakan tentang amal yang dicintai oleh Allah ini seperti saat Abdullah Ibn Mas’ud bertanya kepada Nabi.

Abdullah Ibn Mas’ud merupakan seorang sahabat yang banyak meriwayatkan hadis. Ia dikenal sebagai seodanh sahabat yang bertakwa, wira’i (penuh kehati-hatian) dan selalu menjaga sesucian diri. Berikut ini redaksi hadisnya:

عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال: سألت النبي صلى الله عليه وسلم أي العمل أحب إلى الله؟ قال: “الصلاة على وقتها”, قلت: ثم أي؟ قال: “بر الوالدين”, قلت: ثم أي؟ قال: “الجهاد في سبيل الله”,

Dari Abdullah Ibnu Mas’ud ra berkata, ‘Aku bertanya kepada Nabi Muhammad Saw tentang amalan yang paling disukai Allah Swt? beliau menjawab, Shalat pada waktunya. Kemudian apa? Kataku, beliau menjawab, “berbuat baik kepada kedua orangtua”. Kemudian apa? Kataku lagi. Beliau menjawab, “jihad fi sabilillah”. (HR. Bukhari&Muslim)

Baca Juga:  Apa Itu Aliran Wahabi dan Mengapa Kaum Mahasiswa Banyak yang Tertarik?

Hadis di atas menjelaskan mengenai amal yang dicintai oleh Allah, yaitu shalat pada waktunya, berbuat baik kepada kedua orang tua, dan jihad fi sabilillah. Jika kita cermati, amalan tersebut merupakan amal badaniyah atau amal yang dikerjakan oleh anggota badan kita. Hal ini dapat dilihat langsung secara kasat mata.

Dalam kitab Ihkamu al-Ahkam, Ibnu Daqiq al-‘Id menjelaskan tentang ketiga amalan di atas. Amalan tersebut diantaranya adalah:

Amalan pertama yang sangat dicintai Allah adalah Shalat. Berdasarkan hadis ini para ahli Fiqih mengatakan bahwa ibadah yang paling utama adalah shalat.

Mengapa Rasulullah pertama kali menyebutkan amal yang dicintai oleh Allah berupa shalat? Shalat yang dimaksud di sini menurut Ibnu Daqiq ialah shalat pada waktunya, baik itu di awal waktu maupun di akhir waktu shalat.

Maksudnya, beliau menjelaskan pentingnya menjaga agat jangan sampai shalat di luar waktunya, atau dengan kata lain jangan dampai meninggalkannya. Sebab shalat merupakan tiang agama. Shalat merupakan amalan pertama dan utama yang akan dihisab dan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah di padang mahsyar.

Baca Juga:  Hukum Hormat Bendera Menurut Segi Pandang Agama Islam

Adapun pendapat lain yang menjelaskan tentang shalat ‘ala waqtiha atau shalat pada waktunya ialah mengerjakan shalat di awal waktu. Hal ini disebabkan karena shalat di awal waktu memiliki keutamaan yang besar bagi orang yang mengetahui.

Di sisi lain, shalat di awal waktu mampu menghindarkan seorang hamba dari lupa. Kadang seseorang lupa bahwa ia sudah shalat atau belum.

Kedua, mengenai amal yang dicintai oleh Allah ialah berbuat baik atau berbakti kepada kedua orang tua. Kita mungkin pernah mendengar salah satu hadis tentang seorang sahabat yang ingin berangkat mengikuti jihad. Namun Nabi mencegahnya dan menganjurkannya untuk menjaga orang tuanya di rumah. Hal ini mengisyaratkan pentingnya berbakti kepada kedua orang tua.

Menempatkan berbakti kepada kedua orang tua sebelum berjihad merupakan bentuk penghormatan akan agungnya peran dan martabat kedua orang tua. Bahkan Allah juga mengingatkan bahwa menyakiti kedua orang tua merupakan dosa besar.

Baca Juga:  Benarkah Nabi Muhammad Bukan Keturunan Arab, Kok Bisa?

Ketiga, yang terakhir ialah jihad fi sabilillah, atau berjihad di jalan Allah. Berjihad termasuk salah satu amal yang dicintai oleh Allah karena posisinya sangat penting dalam agama Islam. Seringkali kita salah memahami tentang jihad fi sabilillah seolah-olah hanya perang dan perang saja.

Menuntut ilmu dan mencari nafkah juga termasuk jihad fi sabilillah. Menurut Ibnu Daqiq, jihad merupakan amal yang lebih utama dari amal lainnya, sebab jihad dapat menjadi wasilah atau perantara untuk mencapai tujuan mulia.

Mohammad Mufid Muwaffaq