Tiga Tips Tidur ala Nabi Ini Bisa Bikin Kamu Sehat Lho!

Tiga Tips Tidur ala Nabi Ini Bisa Bikin Kamu Sehat Lho!

PeciHitam.org – Hari ini, banyak di antara kita yang amat terobsesi dengan segala tindak-tanduk Nabi. Tak terkecuali cara tidur beliau. Berikut kami berikan beberapa tips tidur ala Nabi yang wajib kalian ketahui:

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

1. Tidur Miring ke Kanan

Professor Chris Idzikowski, Direktur Sleep Assessment and Advisory Service, pernah melakukan penelitian soal ini. Dengan melibatkan 1.000 relawan, Profesor Chris menganalisa enam posisi tidur. Posisi tidur ternyata berpengaruh cukup signifikan terhadap kesehatan seseorang.

Menurut Dr Hooman Melamed, ahli bedah ortopedi di DISC Sports & Spine Center di Los Angeles, California mengatakan, 80 persen populasi mungkin akan mengalami nyeri punggung beberapa kali dalam hidupnya yang disebabkan posisi tidur yang salah. “Posisi tidur dapat menyebabkan nyeri pada punggung dan leher, gangguan perut, bahkan penuaan dini”

Dalam sebuah riwayat ada salah satu tips tidur ala nabi yang bisa kita tiru, riwayat ini berasal dari Al-Bara′ bin Azib yang menyampaikan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلاَةِ ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الأَيْمَنِ

“Jika kamu mendatangi tempat tidurmu maka wudhulah seperti wudhu untuk shalat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu” (HR. Bukhari dan Muslim)

Tidur seperti ini disarankan oleh Rasulullah karena dengan tidur berbaring ke kanan dapat memperlancar kerja jantung dan hati. Proses metabolisme tubuh dan juga detoksifikasi saat tidur akan lebih mudah jika dilakukan dengan berbaring ke sisi kanan badan.

Baca Juga:  Ingin Memiliki Anak Sholeh? Begini Sikap yang Harus Ditanamkan Kepada Mereka Menurut Al-Ghazali

2. Tidak Tidur Tengkurap

Tidur ala Nabi yang kedua bertujuan untuk menjaga gaya hidup sehat, dimana Rasulullah tidak tidur dengan tengkurap. Rasulullah tidak tidur dengan tengkurap karena tidur tengkurap dianggap seperti tidurnya setan dan membuat pernafasan tidaklah lancar. Padahal, tidur juga membutuhkan pernafasan yang baik serta proses metabolisme tubuh yang harus lancar.

3.  Memadamkan lampu

Ternyata mematikan lampu pada saat tidur bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Sebuah penelitian yang dilakukan ahli biologi Joan Robert menujukkan, tubuh baru bisa memproduksi hormon melatonin pada saat tidak ada cahaya. Hormon melatonin diproduksi oleh kelenjar pineal dan antara lain berfungsi untuk mengatur ritme tidur, meningkatkan kekebalan tubuh, menjaga kesehatan jantung, menghambat peningkatan kolesterol, dan berfungsi sebagai antikanker.

Dampak serius bisa kita lihat dalam jurnal Cancer Genetics and Cytogenetics. Tulisan tersebut menjelaskan  jika penerangan yang menggunakan cahaya buatan akan berdampak pada jam biologis tubuh dan dapat menjadi pemicu ekspresi berlebihan dari sel-sel yang dikaitkan dengan pembentukan sel kanker.

Begitu juga dengan penelitian dari Society for Neuroscience, di San Diego tahun 2010. Temuan menjelaskan tentang korelasi antara cahaya lampu dan tingkat depresi. Pekerja shift malam dan orang lain yang selalu terkena cahaya di malam hari akan meningkatkan risiko gangguan mood atau depresi.

Semua penelitian ilmuan barat ini tentu menjadi penguat dari Hadist Nabi Muhammad SAW tentang perintah tidur di dalam gelap.

Baca Juga:  3 Alasan Mengapa Pondok Pesantren Dapat Bertahan Sampai Sekarang

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَتْرُكُوا النَّارَ فِى بُيُوتِكُمْ حِينَ تَنَامُونَ

“Janganlah biarkan api di rumah kalian (menyala) ketika kalian sedang tidur.” (HR. Bukhari no. 6293 dan Muslim no. 2015)

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

غَطُّوا الإِنَاءَ وَأَوْكُوا السِّقَاءَ وَأَغْلِقُوا الْبَابَ وَأَطْفِئُوا السِّرَاجَ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَحُلُّ سِقَاءً وَلاَ يَفْتَحُ بَابًا وَلاَ يَكْشِفُ إِنَاءً فَإِنْ لَمْ يَجِدْ أَحَدُكُمْ إِلاَّ أَنْ يَعْرُضَ عَلَى إِنَائِهِ عُودًا وَيَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ فَلْيَفْعَلْ فَإِنَّ الْفُوَيْسِقَةَ تُضْرِمُ عَلَى أَهْلِ الْبَيْتِ بَيْتَهُمْ

“Tutuplah wadah-wadah, ikatlah kantung air, kuncilah pintu, padamkanlah pelita karena setan tidak bisa membuka ikatan kantung air, tidak bisa membuka pintu, tidak bisa membuka wadah yang tertutup. Jika salah seorang di antara kalian tidak mendapatkan sesuatu untuk menutup wadahnya kecuali dengan sebilah kayu lalu menyebut nama Allah ketika itu, lakukanlah karena tikus bisa membakar rumah yang dapat membahayakan penghuninya.” (HR. Muslim no. 2012)

Menurut beberapa peneliti di Universitas Stanford di California, Amerika Serikat, cahaya lampu yang menyala saat tidur dapat mempengaruhi hormon dalam tubuh, mengganggu kesehatan mata, dan bahkan berisiko meningkatkan pertumbuhan sel kanker dalam tubuh. Dilansir dari Vemale, ada fakta mengejutkan bahwa wanita yang tidur dengan lampu menyala bisa memiliki risiko kanker payudara lebih tinggi dibandingkan mereka yang memilih gelap atau memakai cahaya remang-remang saat tidur.

Baca Juga:  Inilah Delapan Keistimewaan Bulan Ramadhan yang Selalu Dirindukan

Di masa silam, lentera (alat penerangan) itu berasal dari api dengan menggunakan minyak sebagai bahan bakarnya. Ketika tikus datang, tikus itu bisa menjatuhkan minyak tersebut ke lantai dan akhirnya mengobarkan api. Terjadilah kebakaran yang besar. Itulah mengapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk memadamkan api saat tidur supaya tidak terjadi kebakaran seperti itu.

Seiring dengan berkembangnya zaman, penerangan yang ada menggunakan listrik (bukan lagi api). Ketika seseorang tidur dan lampu listrik tersebut dalam keadaan menyala, tidaklah masalah. Karena yang jadi sebab larangan adalah membiarkan api tersebut menyala. Ini tidak didapati dari lampu dari listrik saat ini.” (Syarh Riyadh Ash-Shalihin, 6: 390).

Mohammad Mufid Muwaffaq

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *