Tips Menghilangkan Rasa Ujub dan Dengki pada Diri Kita

Tips Menghilangkan Rasa Ujub dan Dengki pada Diri Kita

Pecihitam.org – Rasa Ujub dan dengki seringkali hadir dalam hati kita sebagai manusia biasa. Bangga saat mendapat rezeki lalu menjadi sombong dan tidak menyadari campur tangan Tuhan. Juga seringnya muncul rasa tidak senang saat melihat orang lain memperoleh nikmat. Kedua penyakit ini mesti kita jauhi, kita harus menghilangkan rasa ujub dan dengki ini dari dalam diri kita.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Penyakit Ujub dan dengki ini dapat menyerang siapa saja, tanpa melihat latar belakangnya.

Pengusaha misalnya, bisa mengidap penyakit ujub dan dengki ini dengan menanamkan kebanggaan dan rasa sombong bahwa penghasilan yang diperoleh seluruhnya adalah hasil jeri payahnya sendiri. Begitu pula ketika melihat orang lain lebih sukses darinya, maka ia pun menjadi iri dan dengki terhadapnya.

Tidak hanya pengusaha, seorang yang sedang menuntut ilmu pun dapat memiliki kedua sifat tersebut. Dengki saat temannya lebih cerdas darinya.

Begitu juga sifat ujubnya kerapkali hadir saat ia memiliki bakat dan kepintaran yang melebihi teman-temannya, akhirnya menjadikannya Takabur.

Baca Juga:  Wahabi Masih Sering Bid'ahkan Maulid? Jawablah Seperti Ini

Imam Nawawi telah memperingati orang-orang yang menuntut ilmu di dalam kitabnya at-Tibyân fî Adâb Hamalati al-Qur`an supaya tidak dijangkiti kedua sifat ini. Beliau mengatakan:

وَمِمَّا يَجِبُ عَلَيْهِ وَيَتَأَكَّدُ الْوَصِيَّةُ بِهِ أَنْ لَا يَحْسُدَ أَحَدًا مِنْ رُفْقَتِهِ أَوْ غَيْرِهِمْ عَلَى فَضِيْلَةٍ رَزَقَهُ اللهُ الكريم إِيَّاهَا وَأَنْ لَا يُعْجَبَ بِنَفْسِهِ بِمَا حَصّلَهُ، وَقَدْ قَدَّمْنَا إِيْضَاحَ هَذَا فِي آدَابِ الشَّيْخِ

“Di antara sesuatu yang wajib dan wasiat yang ditekankan yaitu tidak iri hati kepada temannya atau yang lainnya atas anugerah yang Allah berikan kepadanya. Dan tidak membanggakan diri dengan apa yang ia hasilkan. Kami telah kemukakan penjelasan ini dalam bab adab kepada guru.” (Imam an-Nawawi, at-Tibyân fî Adâb Hamalati al-Qur`ân, Dar el-Minhaj, halaman 70).

Pentingnya menghilangkan rasa ujub dan dengki ini, sampai-sampai Imam an-Nawawi memberikan tips untuk memusnahkan dua penyakit tersebut.

Baca Juga:  Perayaan Maulid, Bukan Hanya Sekedar Mengenal Nama dan Nasabnya

وَطَرِيْقُهُ فِي نَفْيِ الْعُجْبِ: أَنْ يُذَكِّرَ نَفْسَهُ أَنَّهُ لَمْ يُحَصِّلْ مَا حَصَّلَ بِحَوْلِهِ وَقُوِّتِهِ وَإِنَّمَا هُوَ فَضْلٌ مِنَ اللهِ وَلَا يَنْبَغِي أَنْ يُعْجَبَ بِشَيْءٍ لَمْ يَخْتَرِعْهُ وَإِنَّمَا هُوَ فَضْلٌ مِنَ الله تَعَالَى.

“Cara menghilangkan rasa bangga ialah dengan mengingatkan diri bahwa ia tidak mencapai hal itu dengan daya dan kekuatannya. Namun itu adalah anugerah dari Allah, dan juga tidak patut baginya untuk berbangga karena sesuatu yang tidak diciptakannya, semata-mata itu merupakan anugerah dari Allah.” (Imam an-Nawawi, at-Tibyân fî Adâb Hamalati al-Qur`ân, Dar el-Minhaj, halaman 70)

وَطَرِيْقُهُ فِي نَفْيِ الْحَسَدِ أَنْ يَعْلَمَ أَنَّ حِكْمَةَ اللهِ تَعَالَى اقْتَضَتْ جَعْلَ هَذِهِ الْفَضِيْلَةِ فِي هَذَا، فَيَنْبَغِي أَنْ لَا يَعْتَرضَ عَلَيْهَا وَلَا يَكْرَهَ حِكْمَةً أَرَادَهاَ اللهُ تَعَالَى وَلَمْ يَكْرَهْهَا. وَاللهُ أَعْلَمُ.

“Cara menghapus sifat iri yaitu dengan menyadari bahwa hikmah Allah lah yang menghendaki adanya karunia tersebut, maka patutnya ia tidak menyanggah dan membenci hikmah yang telah Allah kehendaki dan tidak Allah benci. Wallahu a’lam…”

Baca Juga:  Pengertian Halal Bi Halal - Tradisi Lebaran Yang Hanya Ada di Indonesia

Dari penjelasan Imam Nawawi yang simpel dan mudah kita pahami di atas, seharusnya kita sudah dapat membayangkan bagaimana seharusnya sikap kita agar sifat ujub dan dengki di dalam hati kita dapat dihilangkan. Semoga kita selalu dijaga Allah dari segala penyakit hati yang akan merugikan kita, di dunia maupun di akhirat. Amiin…

M Resky S

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *