Tradisi Rajaban Pembacaan Kitab Arja Syafaat di Temanggung Jawa Tengah

tradisi rajaban di jawa tengah

Pecihitam.org – Isra’ Mi’raj merupakan perjalanan Rasulullah menuju kepada Allah, yaitu perjalanan isra’ dari masjidil Haram menuju masjidil Aqsha Palestina, dan dari masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha. Untuk memperingati peristiwa ini biasanya umat islam mengadakan tradisi yang dicmasyarakat biasanya dikenal istilah rajaban, salah satunya adalah di Jawa Tengah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Isra’ Mi’raj merupakan salah satu mukjizat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang luar biasa untuk umat muslim, karena dari Mi’raj didapatkan perintah sholat wajib lima waktu. Allah berfirman:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Artinya: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Isra’ Mi’raj terjadi satu tahun sebelum hijrah (10 tahun dari masa diutusnya Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam sebagai Nabi) pada malam senin tanggal 27 Rajab, kala itu Rasulullah mengendari Buro’, hanya dengan waktu satu malam beliau sudah bisa mencapai sidratul muntaha bertemu Allah SWT. Peristiwa Isra’ mi’raj hanya bisa diterima oleh keimanan.

Baca Juga:  Benarkah Tradisi Haram Seperti Kata Wahabi?

KH. Bisri Musthofa ayah Gus Mus Rembang dalam kitabnya Tiryaqil Aghyar fi Tarjamati Burdatul Mukhtar menjelaskan, waktu yang ditempuh sangat cepat dan mi’raj itu seperti qaba qausaini. Syi’ir yang diterjemah dalam bahasa Jawa dengan tulisan pegon oleh Mbah Bisri ini adalah:

سريت من حرم ليلا الى حرم ٭ كما سرى البدر في داج من الظلم وبتّ ترقى الى ان نلت منزلة ٭ من قاب قوسين لم تدرك ولم ترم

Dalam catatan terjemahan ini, Mbah Bisri menyampaikan indahnya kata qaba qausaini yang secara lahiriyah bermakna “ujungnya dua pucuk”. Padahal ibrah ini adalah terbalik, yang harusnya qaba qausi, jadi artinya dua pucuk.

Umumnya masyarakat di Nusantara memperingati peristiwa isra’ mi’raj ini dengan selamatan dan mengadakan pengajian-pengajian yang isinya menceritakan peristiwa yang luar biasa tersebut.

Baca Juga:  Ketua Umum PBNU, Menebarkan Nilai Islam Nusantara di Korea Selatan

Namun tradisi rajaban ada yang berbeda di Desa Wonoboyo, Temanggung, Jawa Tengah. Yaitu dengan pembacaan Kitab Arja karya KH Ahmad Rifai al-Jawi. Kitab ini bertulisakan Arab pegon dengan berbahasa Jawa.

Sebelum pembacaan kitab ini dilakukan pembacaan tahlil terlebih dahulu sekitar jam delapan malam. Kitab Arja ini merupakan kitab asli ulama Nusantara yang membahas tentang peristiwa Isra’ mi’raj.

Dalam peringatan isra’ mi’raj ini pembacaan kitab Arja di bacakan oleh dua Kyai Desa Wonoboyo secara bergantian. Yaitu Kyai Khosiun, kyai lulusan pondok pesantren Tremas Pacitan, dan Kyai Muhibudin, Kyai lulusan Pondok pesantren Lirboyo Kediri.  

Pembacaan kitab ini dikuti oleh jama’ah dari Desa Wonoboyo, masyarakat yang hadir dalam peringatan ini khusyuk mendengarkan dan menyimak kitab Arja ini dengan harapan mendapatkan Syafa’at dari Rasulullah, sehingga kitab ini juga sering disebut dengan kitab “Arja Syafaat”.

Baca Juga:  Mitos dan Budaya dalam Tradisi Potong Rambut Gimbal di Dataran Tinggi Dieng

Seperti kitab-kitab yang lainnya, kitab arja (Arjo dalam pelafalan Jawa) ini didahului dengan menyatakan pujian kepada Allah dan Shalawat atas Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.  Dan diawali dengan pengutipan surat Al Isra ayat satu.

Setelah itu barulah diuraikan dengan detail tentang perjalan isra’ mi’raj Rasulullah dari mulai di datangi Malaikat Jibril yang menyampaika kabar dari Allah untuk melaksanakan Isra’ mi’raj hingga kembali lagi ke Mekah. Dua Kyai hamir menghatamkan kitab Arja ini dalam waktu dua jam.

Kitab ini kurang lebih ada 80 halaman, dengan di sekat dengan empat kuras setiap kurasnya terdiri dari dua puluh halaman, jadi kitab ini belum menggunakan penomoran. Wallahua’lam.

Lukman Hakim Hidayat