Ustad yang Tawarkan Perumahan Bodong Berkedok Syariah Pakai Ayat-Ayat Buat Jerat Korbannya

Penipuan Syariah

Pecihitam.org – Seorang korban penipuan pengembang berkedok syariah, Rekimah Cindra Rusni, mengaku orang yang menawarkan kepadanya perumahan tersebut adalah seorang tokoh agama bernama Ustad Cepi.

Dalam pengakuannya, Rekimah mengatakan ustad tersebut aktif menawarkan rumah tersebut di grup pengajian.

“Kami percaya karena yang jual itu ustad, dia pakai ayat-ayat waktu menawarkan itu,” kata Rekimah di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, dikutip dari Tempo, Senin, 16 Desember 2019.

Rekimah mengungkapkan, saat ceramah pelaku sering mengingatkan soal dosa riba jika membeli rumah dengan sistem cicil ke perbankan.

Selain itu, kata Rekimah, Cepi juga menjanjikan konsep perumahan yang akan dibangun di Maja, Banten, akan sesuai syariah.

Baca Juga:  Soal Utang, Sri Mulyani: Semua Negara Islam di Dunia Juga Berhutang

“Misal nanti di apartemennya ada kolam renang yang akan dipisah antara laki-laki dan perempuan,” ujar Rekimah.

Dengan semua janji dan penawaran dari pelaku, Rekimah pun Rekimah setuju untuk membeli tiga unit sekaligus, yakni dua rumah tapak satu apartemen.

Untuk pembelian tiga unit tersebut, Rekimah telah membayar sebanyak Rp 99 juta kepada pihak pengembang.

Diberitakan sebelumnya, Kepolisian Daerah Metro Jaya kembali membongkar penipuan rumah berkedok pengembang syariah.

Adapun nama dari perusahaan pengembang tersebut adalah Amanah City Islamic Supeblock.

Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Gatot Eddy Pramono mengatakan, untuk mengiming-imingi korban, para pelaku menjanjikan rumah murah dengan harga murah, tanpa BI checking, tanpa denda, dan cicilan ringan.

Baca Juga:  Alasan Pelaku Tusuk Imam Masjid Pekanbaru: Kecewa Sering Konsultasi Tapi Tak Diberi Solusi

“Selain itu, mereka juga menjanjikan perumahan dengan konsep syariah dan islami,” ujarnya.

Adapun jumlah korban penipuan yang sampai saat ini melapor, kata Gatot, yakni ada 3.680 orang.

Sementara menurut Gatot, total kerugian para korban sampai saat ini adalah Rp 40 miliar.

“Tersangka saat ini ada empat, kami masih mengejar yang lainnya,” ujarnya.