Kisah Wafatnya Sayyidah Aisyah Istri Nabi di Bulan Ramadhan

wafatnya sayyidah aisyah

Pecihitam.org – Salah satu peristiwa penting yang terjadi di bulan Ramadhan adalah wafatnya istri Nabi yaitu sayyidah Aisyah ra. Sayyidah Aisyah merupakan salah satu wanita penghuni surga yang paling utama. Sebagaimana keterangan hadits Nabi, dari A’isyah ra., bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

سَيِّدَاتُ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ أَرْبَعٌ: مَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ، وَفَاطِمَةُ بِنْتُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَخَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ، وَآسِيَةُ

“Pemuka wanita ahli surga ada empat: Maryam bintu Imran, Fatimah bintu Rasulillah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Khadijah bintu Khuwailid, dan Asiyah.” (HR. Hakim).

Aisyah adalah putri kesayangan Abu Bakar Ash Shiddiq sahabat Rasulullah Saw. Aisyah lahir 9 tahun sebelum Hijriah atau 4 tahun sesudah masa kenabian. Kedua orang tuanya telah memeluk Islam ketika ia lahir sehingga ia dibesarkan dalam keluarga yang penuh dengan nilai-nilai Islam yang kuat.

Dari Urwah bin az-Zubair bahwa Aisyah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

لم أعقل أبوي إلا وهما يدينان الدين

“Aku belumlah berusia baligh ketika kedua orang tuaku sudah memeluk Islam.” (HR Bukhari Muslim)

Pernikahan Aisyah dengan Rasulullah

Setelah wafatnya sayyidah Khadijah istri pertama Rasulullah, beliau didatangi oleh malaikat Jibril yang membawa kabar mengenai Aisyah. Aisyah ra. menuturkan bahwa Rasulullah saw. bersabda,

“Aku bermimpi selama tiga malam. Malaikat datang kepadaku dengan membawa gambarmu dalam sepotong kain sutra seraya berkata, ‘Inilah istrimu.’ Lalu, aku buka kain penutup wajahmu, ternyata itu adalah gambarmu. Saat itu aku bergumam, jika ini kehendak Allah, maka pasti terlaksana.” (Muttafaq ‘alaih)

Setelah mendapatkan mimpi itu, Nabi kemudian datang meminang Aisyah yang kala itu masih berumur 7 tahun. Barulah pada usia 9 tahun Nabi menikahi Aisyah. Dalam riwayat lain dikatakan Nabi tinggal serumah dengan Aisyah saat ia berusia 12 tahun. Ketika ditanya oleh Abu Salamah bin Abdurrahman tentang jumlah mahar yang diberikan Rasulullah:

Baca Juga:  Kisah Cinta Dua Nabi Palsu Sajah binti Al Harits dan Musailamah Al-Kadzab

“Aisyab menjawab, Mahar Rasulullah kepada istri-irstrinya adalah dua belas uqiyah dan satu nasy. Tahukah kamu satu nasy itu? Dijawab, Tidak. Kemudian lanjut Aisyah. Satu nasy itu sama dengan setengah uqiyah, yaitu lima ratus dirham. Maka inilah mahar Rasulullah terhadap istri-istri beliau.“ (HR. Muslim)

Aisyah adalah istri tercinta Rasulullah setelah Abu Bakar, ayahnya. Hal ini terbukti bahwa ketikaa Rasulullah ditanya oleh Amru bin ‘Ash,

“Siapakah manusia yang paling engkau cintai?” Beliau menjawab, “Aisyah!” Amru bertanya lagi, “Dan dari kalangan laki-laki?” Beliau menjawab, “Ayahnya!” (Hadits muttafaqirn ‘alaih)

Bahkan karena begitu cintanya, istri-istri Nabi yang lainnya menaruh cemburu pada Aisyah. Aisyah pernah berkata:

“Orang-orang berbondong-bondong memberi hadiah pada hari giliran Rasulullah padaku. Karena itu, teman-temanku (istri Nabi yang lainnya) berkumpul di tempat Ummu Salamah. Mereka berkata, ‘Hai Ummu Salamah, demi Allah, orang-orang berbondong-bondong mernberikan hadiah pada hari giliranRasulullah di rumah Aisyah, sedangkan kita juga ingin rnemperoleh kebaikan sebagaimana yang diinginkan oleh Aisyah.’

Melihat reaksi seperti itu, Rasulullah meminta kaum muslimin untuk memberikan hadiah kepada beliau pada hari giliran istri Rasulullah yang mana saja. Ummu Salamah pun telah menyatakan keberatan kepada Rasulullah. Dia berkata, “Rasulullah berpaling dariiku. Ketika beliau mendatangi aku, akupun kembali mernperingatkan hal itu, tetapi beliau berbuat hal yang serupa.

Ketika aku rnenginatkan beliau untuk yang ketiga kalinya, beliau tetap berpaling dariku, sehingga akhirnya beliau bersabda, ‘Demi Allah, wahyu tidak turun kepadaku selama aku berada di dekat kalian, kecuali ketika aku dalam satu selimut bersama Aisyah.” (HR. Muslim)

Aisyah adalah wanita yang cerdas, hal ini ditandai dengan dialah satu-satunya istri Nabi yang paling banyak meriwayatkan hadits. Ini menunjukkan betapa Aisyah memiliki kemuliaan tersendiri. Bahkan ia menjadi penasehat pemerintahan hingga akhir hayatnya.

Baca Juga:  Dialog Kyai NU dan Seorang Pemuda Bercelana Cingkrang

Abu Salamah berkata,

“Aku tidak pernah melihat seorang yang lebih mengetahui Sunnah Rasulullah, lebih benar pendapatnya jika dia berpendapat, lebih mengetahui bagaimana Al-Qur’an turun, serta lebih mengenal kewajibannya selain Aisyah.”

Wafatnya Sayyidah Aisyah

Sayyidah Aisyah wafat pada usia yang telah renta. Beberapa riwayat mengatakan bahwa Aisyah wafat pada usia 66 tahun, riwayat lain mengatakan ia meninggal di usia 85 tahun. Istri tercinta Rasulullah ini wafat saat melaksanakan sholat witir yang dilakukan pada tanggal 27 Ramadhan.

Ia pun dimakamkan di Baqi’. Sholat jenazahnya dipimpin oleh Abu Hurairah. Sedangkan yang memasukkan jenazahnya ke liang lahat adalah Abdullah, Urwa, al-Qasim bin Muhammad, Abdullah bin Muhammad bin Abu Bakar, dan Abdullah bin Abdurrahman bin Abu Bakar.

Baca Juga:  Kezuhudan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib

Aisyah merupakan sosok wanita yang mulia. Rasulullah pun sering menyebutkan keutamaan istri kesayangannya ini sebagaimana dalam sabdanya:

“Orang yang mulia dari kalangan laki-laki banyak, namun yang mulia dari kalangan wanita hanyalah Maryam binti Imron dan Asiyah istri Fir’aun, dan keutamaan Aisyah atas semua wanita sepeerti keutamaan tsarid atas segala makanan.” (HR. Bukhari dan Muslim )

Semoga kita semua bisa meneladani kemuliaan Sayyidah Aisyah sebagai wanita yang begitu mulia. Aamiin.

Wallahua’lam bisshawab

Lukman Hakim Hidayat