Wahai Suami, Tahukah Kamu Sedekah Paling Utama Ternyata Kepada Istri

sedekah suami kepada istri

Pecihitam.org – Ketika seorang laki-laki mengucapkan kalimat yang sangat sakral yang dapat mengubah status serta kehidupan, juga masa depannya yaitu mantra sakti yang berbunyi “Saya terima nikahnya fulanah binti fulan dengan mas kawin sekian dibayar tunai”. Maka sejak saat itu berpindahlah tanggung jawab seorang ayah kepada seorang suami.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Seseorang yang mungkin tidak pernah terbayangkan selama ini, bahkan mungkin tidak dikenal sebelumnya, orang asing yang namanya saja baru terdengar beberpa bulan yang lalu, ternyata dia telah sah menjadi nahkoda yang akan membersamai gadis terpingit.

Dia kemudian keluar dari rumah orangtuanya untuk melihat dunia luas yang tidak pernah dibayangkan, mengarungi samudra kehidupan yang begitu luas, samudra yang pasti ada ombak besar. Bahkan tak sedikit kapal yang karam karena terjangan ombak kehidupan yang bertubi-tubi. Maka nahkoda yang baik adalah dia yang akan selalu tahu dari mana angin datang, dan dimana lokasi ombak yang tidak besar dia akan mengarahkan kapalnya kesana.

Tentu kita semua sudah mengetahui bahwa diantara tanggung jawab jawab seorang laki-laki kepada istrinya adalah memberikan kepada sang istri nafkah lahir dan batin. Namun tidak sedikit dari para lelaki yang terkadang masih belum memahami bahwa memberikan kepada sang istri akan bernilai pahala disisi Allah Subhanahu wata’ala.

Baca Juga:  Karakter Pemimpin Tergantung Rakyatnya, Perbaiki Diri Jika Ingin Pemimpin yang Baik

Memberikan nafkah kepada istri bukanlah kesia-siaan, namun juga menjadi sebuah sedekah yang suami lakukan pada istrinya. Allah subhanahu wata’ala berfirman:

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ ۚ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (An-Nisa: 34)

Selain itu sedekah suami kepada istri juga disinggung Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dalam riwayat Bukhari dan Muslim dari sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu:

Baca Juga:  Manfaat Menahan Amarah, Selain Dosanya Diampuni, Juga Baik untuk Kesehatan

صدقَةٌ لَهُ هِي فَيحتَسبُها نفقَةً أَهْلِهِ عَلَى الرَّجُلُ أَنْفَقَ إِذَا

“Jika seorang lelaki memberikan kepada keluarganya (istrinya) nafkah maka hal itu terhitung sebagai sebuah sedekah.” (Muttafaqun ‘Alaih)

Sehingga bisa dikatakan ketika seorang suami ingin memberikan sedekah harus mengutamakan keluarga terlebih dahulu. Bahkan seandainya ketika seorang suami meninggal dunia saja rasulullah shallallahu alaihi wasallam mewasiatkannya untuk bisa semaksimal mungkin meninggalkan keluarga dalam kondisi berkecukupan, apalagi ketika seorang suami itu hidup dan sehat wal afiyat tentu hal ini lebih utama.

Itulah mengapa seorang laki-laki itu disebut sebagai tulang punggung. Sebab dengannya keluarga bisa tegak berdiri. Maka bagaimana bisa seseorang bisa dikatakan bertanggung jawab apabila dia membiarkan keluarganya tidak diurus, dan dia lebih mendahulukan kebutuhan teman-temannya dari keluarganya, lebih senang pergi keluar bersama rekan-rekannya dari pada dirumah bersama keluarganya.

Baca Juga:  Muhasabah, Upaya Memperbaiki Diri Menjadi Lebih Baik

Maka ini yang perlu menjadi perhatian oleh para suami. Karena bahagianya rumah tangga terletak pada kebahagiaan istri. Jika suami bisa memenuhi kebutuhan istri dan keluarga maka insya Allah ini akan menjadi salah satu sebab keluarga menjadi sakinah mawadah warohmah. Suami memang tulang punggung, namun istri adalah jantungnya keluarga. Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik