Wasekjen PBNU Ungkap Alasan Wapres Kiai Ma’ruf Amin Tak Pilih Staf Khusus dari Kalangan Milenial

Wasekjen PBNU

Pecihitam.org – Delapan staf khusus Wakil Presiden telah ditunjuk Wapres KH Ma’ruf Amin untuk membantu kerja-kerja wakil presiden.

Dari kedelapan staf khusus tersebut, salah satunya adalah Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Masduki Baidlowi yang ditunjuk Kiai Ma’ruf sebagai staf khusus bidang komunikasi dan informasi.

Adapun nama lainnya yakni aktivis Muhammad Imam Aziz sebagai staf khusus bidang penanggulangan kemiskinan dan otonomi daerah, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia Satya Arinanto sebagai staf khusus bidang hukum, Mantan staf khusus Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Sukriansyah S. Latief sebagai staf khusus bidang infrastruktur dan investasi.

Kemudian Ketua PBNU Robikin Emhas sebagai staf khusus bidang politik dan hubungan antarlembaga. Mantan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir sebagai staf khusus bidang reformasi birokrasi.

Baca Juga:  Video Ngaji Evie Effendi Dicibir, Putri Gus Mus: Dia Belum Paham Ilmu Tajwid

Dari keseluruhan stafsus Wapres tak ada satupun dari kalangan Milenial. Beda halnya dengan Presiden Jokowi yang menunjuk mayoritas stafsusnya dari generasi muda.

Terkait hal itu, staf khusus wakil presiden bidang komunikasi dan informasi, Masduki Baidlowi, mengungkapkan alasan Wakil Presiden Ma’ruf Amin tak memilih staf khusus dari generasi milenial.

“Karena Kiai ini dari generasi kolonial ya banyak yang kolonial lah,” kata Masduki di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, dikutip dari Tempo, Senin, 25 November 2019.

Masduki mengatakan, generasi milenial sudah direkrut sebagai staf khusus presiden. Selain itu, kata dia, generasi milenial maupun kolonial sama saja karena tidak mengurangi kompetensi dan keahlian masing-masing.

Baca Juga:  Resmi, Wasekjen PBNU Jadi Jubir Wapres Kiai Ma'ruf Amin

“Yang penting dari berbagai komponen kemasyarakatan lengkap, dari berbagai lapisan sosial ya. Apakah dari milenial atau kolonial saya kira sama lah,” ujarnya.

Muhammad Fahri