Pecihitam.org<\/strong> – Sifat Ke-Lima Yang Wajib Bagi Allah Ta\u2019ala dalam Aqidah Ahlussunnah wal Jamaah adalah Qiyamuhu Binafsih (\u0642\u0650\u064a\u064e\u0627\u0645\u064f\u0647\u064f \u0628\u0650\u0646\u064e\u0641\u0652\u0633\u0650\u0647) <\/strong>sementara sifat Mustahil Allah Ta\u2019ala yaitu Bersifat Ihtiyaju Lighairih (\u0627\u0650\u062d\u0652\u062a\u0650\u064a\u064e\u0627\u062c\u064f \u0644\u0650\u063a\u064e\u064a\u0652\u0631\u0650\u0647)<\/strong><\/p>\n\n\n\n \u0642\u0650\u064a\u064e\u0627\u0645\u064f\u0647\u064f \u0628\u0650\u0646\u064e\u0641\u0652\u0633\u0650\u0647<\/strong> \u00a0Artinya: Berdiri Sendiri-Nya, sifat yang menjadi lawan darinya adalah \u0627\u0650\u062d\u0652\u062a\u0650\u064a\u064e\u0627\u062c\u064f \u0644\u0650\u063a\u064e\u064a\u0652\u0631\u0650\u0647<\/strong> \u00a0yang berarti: butuh kepada lainnya.<\/p>\n\n\n\n Allah Ta\u2019ala wajib bersifat berdiri sendiri, dalam artian\nAllah Ta\u2019ala tidak butuh kepada zat untuk menyatakan atau menyandarkan\nkeberadaan-Nya, seperti halnya warna yang menumpang wujudnya pada kertas,\npanjang dan pendek yang menumpang wujudnya pada kayu dan banyak contoh lainnya.\n<\/p>\n\n\n\n Dan juga Allah Ta\u2019ala tidak membutuhkan Mukhasshis\n(pencipta) untuk mengadakan\/menciptakan Wujud-Nya. Maha Kaya Allah dari membutuhkan\nkepada sesuatu pun. Bahkan segala sesuatu adalah merupakan ciptaan-Nya dan\nsegala sesuatu sangatlah berhajat kepada Allah Ta\u2019ala.<\/p>\n\n\n\n Demikian pula halnya dengan segala kemanfaatan, Allah Ta\u2019ala tidak mengambil manfaat lagi tidak butuh kepada tujuan apapun dari setiap perbuatan dan hukum-Nya, hanya saja segala perbuatan dan hukum yang Allah Ta\u2019ala tetapkan itu memiliki hikmah tersendiri bagi setiap makhluk-Nya, sebagai bentuk karunia dan kebaikan dari Allah Ta\u2019ala, bukan untuk-Nya. <\/p>\n\n\n\n Maka Allah tidak butuh kepada keta\u2019atan makhluk-Nya dan segala kemaksiaatan yang di lakukan oleh makhluk Allah sungguh tiada dapat membahayakan-Nya sedikitpun.<\/p>\n\n\n\n Marilah kita simak dalil-dalil yang menjadi alasan mengapa\nAllah Ta\u2019ala wajib bersifat dengan Qiyamuhu Binafsih, baik dalil secara akal (\u2018aqli)\nmaupun secara tertulis (naqli).<\/p>\n\n\n\n Dalil \u2018aqlinya adalah sebagai berikut:<\/strong><\/p>\n\n\n\n Jika di katakan Allah Ta\u2019ala butuh kepada zat, itu berarti Allah adalah merupakan sebuah sifat, yang mana sebuah sifat sangatlah butuh kepada lainnya yaitu kepada zat untuk menopang atau menyatakan keberadaannya, <\/p>\n\n\n\n Taruhlah contoh seperti yang baru saja saya sebutkan di atas, yakni warna yang ada pada secarik kertas. Warna putih adalah sifat yang perlu kepada zat yakni kertas untuk menyatakan keberadaannya tersebut. Jika tidak ada kertas maka wujud dari warna putih itu tidak akan pernah nyata atau diketahui sama sekali.<\/p>\n\n\n\n Oleh karena itu tidaklah mungkin atau Mustahil Allah itu merupakan sebuah sifat, karena sebagaimana yang telah di tetapkan oleh akal kita bersama yang bahwa Allah Ta\u2019ala memiliki sifat-sifat tertentu, maka bagaimana mungkin suatu sifat memiliki sifat-sifat yang lain?, dengan demikian nyatalah kini yang bahwa Allah Ta\u2019ala bukanlah Dia itu Suatu sifat. Maka batallah pernyataan yang menyatakan bahwa Allah Ta\u2019ala butuh\/bergantung kepada selain-Nya.<\/p>\n\n\n\n