Pecihitam.org<\/strong> – Situasi beragama hari ini sudah dapat dianggap telah memasuki tahap kritis dan darurat. Hal itu diungkapkan Pelaksana Tugas Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar di khutbah iftitah Rapat Pleno PBNU di Pesantren Al-Muhajirin II, Cisereuh, Kabupaten Purwakarta, Jumat, 20 September 2019.<\/p>\n\n\n\n Maka dari itu, Kiai\nMiftachul mengajak segenap pengurus NU untuk melakukan pendekatan khusus terhadap\nkelompok radikal.<\/p>\n\n\n\n “Kita sudah masuk\ndarurat terorisme, intoleransi, radikalisme, ekstremisme. Kita perlu membina\nmereka karena dakwah NU memang bersifat pembinaan,” kata Kiai Miftach,\ndikutip dari situs resmi NU, Jumat, 20 September 2019.<\/p>\n\n\n\n Selain itu, Kiai\nMiftach juga mengajak pengurus NU untuk menyegarkan kembali semangat\nkeorganisasian menjelang satu abad NU. Ia sempat menyinggung pengikisan\npemahaman atas Nahdlatul Ulama.<\/p>\n\n\n\n “Erosi pemahaman\natas nahdlatul ulama perlu diperhatikan untuk mengembalikan pemahaman tersebut\nmenjelang satu abad NU. Sebagaimana setiap abad ada keguncangan-keguncangan\nkarena ada pembaruan,” ujarnya.<\/p>\n\n\n\n NU, kata Kiai Miftach,\nperlu mempersiapkan dan menguatkan diri untuk mengatasi darurat tersebut. Tanpa\nada persiapan yang matang, maka tidak mustahil pengikisan atas pemahaman NU\ndapat terjadi.<\/p>\n\n\n\n “Kita harus\nmempersiapkan darurat tersebut. Kita perlu mengonsep kembali dan mendesain\nulang potensi NU yang luar biasa. Saya yakin NU akan langgeng hingga hari\nakhir,” terangnya.<\/p>\n\n\n\n Kiai Miftach sempat\nmenyatakan rasa bahagianya atas situasi rapat pleno PBNU yang cukup semarak di\nPurwakarta. Ia menyatakan akan senang sekali kalau Muktamar NU 2020 dapat\ndiselenggarakan di Purwakarta karena hangantnya sambutan Nahdliyin Jawa Barat.<\/p>\n\n\n\n “Ini situasinya\nsudah situasi muktamar. Tetapi kita perlu menyapa daerah lain juga. Pimpinan\nkita dulu itu sangat mengerti daerah mana yang harus disapa,” ungkapnya.<\/p>\n\n\n\n Hal senada juga sempat\ndiutarakan Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj. Menurutnya, pencabutan legalitas\nHizbut Tahrir Indonesia (HTI) tidak menghentikan kampanye khilafah. Menurutnya,\npemerintah perlu melakukan upaya serius dalam penanganan problem ideologi\ntransnasional.<\/p>\n\n\n\n “HTI perlu\nditolak, tetapi orangnya jangan dimusuhi. Orangnya dirangkul untuk masuk NU\nkalau mereka mau,” kata Kiai Said.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":" Pecihitam.org – Situasi beragama hari ini sudah dapat dianggap telah memasuki tahap kritis dan darurat. Hal itu diungkapkan Pelaksana Tugas Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar di khutbah iftitah Rapat Pleno PBNU di Pesantren Al-Muhajirin II, Cisereuh, Kabupaten Purwakarta, Jumat, 20 September 2019. Maka dari itu, Kiai Miftachul mengajak segenap pengurus […]<\/p>\n","protected":false},"author":15,"featured_media":10299,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[2,3],"tags":[4321,4320],"yoast_head":"\n