PeciHitam.org –\u00a0<\/strong>Banyak pertanyaan mengenai Sahkah Menikah Tanpa Wali Dalam Islam? Secara fiqih, sudah jelas bahwa hal tersebut tidak diperbolehkan. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa menurut Madzhab Syafi\u2019i rukun nikah itu ada lima yaitu,\u00a0shigat\u00a0(ijab-qabul), mempelai pria, mempelai wanita, dua orang saksi, dan seorang wali.<\/p>\n \u0648\u064e\u0630\u064e\u0647\u064e\u0628\u064e \u0627\u0644\u0634\u0651\u064e\u0627\u0641\u0650\u0639\u0650\u064a\u0651\u064e\u0629\u064f \u0625\u0650\u0644\u064e\u0649 \u0623\u064e\u0646\u0651\u064e \u0623\u064e\u0631\u0652\u0643\u064e\u0627\u0646\u064e\u0647\u064f \u062e\u064e\u0645\u0652\u0633\u064e\u0629\u064c : \u0635\u0650\u064a\u063a\u064e\u0629\u064c \u060c \u0648\u064e\u0632\u064e\u0648\u0652\u062c\u064c \u060c \u0648\u064e\u0632\u064e\u0648\u0652\u062c\u064e\u0629\u064c \u060c \u0648\u064e\u0634\u064e\u0627\u0647\u0650\u062f\u064e\u0627\u0646\u0650 \u060c \u0648\u064e\u0648\u064e\u0644\u0650\u064a\u0651\u064c<\/strong><\/p>\n Artinya, \u201cMadzhab Syafi\u2019i berpendapat bahwasannya rukun nikah itu ada lima yaitu,\u00a0shigat, mempelai pria, mempelai wanita, dua orang saksi, dan wali,\u201d (lihat Wizaratul Awqaf was Syu`un Al-Islamiyyah-Kuwait,\u00a0Al-Mawsu\u2019atul Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah, juz xxxxi, hal. 233).<\/p>\n Atas dasar penjelasan singkat ini maka sebenarnya pernikahan yang dilakukan tanpa melalui wali dari pihak perempuan jelas tidak sahnya. Hal ini dikarenakan wali merupakan salah satu rukun nikah. Berbeda kasusnya jika wali tersebut mewakilkan kepada pihak lain yang memenuhi persyaratan seperti bapak mempelai wanita mewakilkan ke kakek dari mempelai wanita.<\/p>\n Seperti yang kita tahu, salah satu definisi pernikahan adalah salah satu bentuk bukti keimanan kita kepada Allah SWT karena pernikahan adalah sebuah ibadah dan dalam ajaran agama islam, pernikahan adalah salah satu hal yang dianjurkan dan sesuai dengan Kompilasi Hukum Islam pasal 2 yang menyebutkan bahwa perkawinan adalah akad yang sangat kuat (mitsaqan ghalidzan) untuk menaati perintah Allah, dan melaksanakannya merupakan ibadah.<\/p>\n Wali sendiri didefinisikan sebagai seseorang yang bertindak atas nama atau mewakili mempelai perempuan dalam suatu akad nikah. Akad nikah harus dilaksanakan oleh dua pihak, yaitu pihak laki-laki yang dilakukan oleh mempelai laki-laki itu sendiri dan pihak perempuan yang diwakili oleh walinya.<\/p>\n Dalam Kompilasi Hukum Islam atau KHI disebutkan bahwa wali nikah dalam perkawinan merupakan rukun yang harus dipenuhi bagi calon mempelai wanita yang bertindak untuk menikahinya. Seperti yang telah dijelaskan dalam Al-Qur\u201fan surat An-Nur ayat 32:<\/p>\n \u0648\u064e\u0623\u064e\u0646\u0652\u0643\u0650\u062d\u064f\u0648\u0627 \u0627\u0644\u0623\u064a\u064e\u0627\u0645\u064e\u0649 \u0645\u0650\u0646\u0652\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0648\u064e\u0627\u0644\u0635\u0651\u064e\u0627\u0644\u0650\u062d\u0650\u064a\u0646\u064e \u0645\u0650\u0646\u0652 \u0639\u0650\u0628\u064e\u0627\u062f\u0650\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0648\u064e\u0625\u0650\u0645\u064e\u0627\u0626\u0650\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0625\u0650\u0646\u0652 \u064a\u064e\u0643\u064f\u0648\u0646\u064f\u0648\u0627 \u0641\u064f\u0642\u064e\u0631\u064e\u0627\u0621\u064e \u064a\u064f\u063a\u0652\u0646\u0650\u0647\u0650\u0645\u064f \u0627\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u064f \u0645\u0650\u0646\u0652 \u0641\u064e\u0636\u0652\u0644\u0650\u0647\u0650 \u0648\u064e\u0627\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u064f \u0648\u064e\u0627\u0633\u0650\u0639\u064c \u0639\u064e\u0644\u0650\u064a\u0645\u064c<\/strong><\/p>\n \u201cDan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.\u201d<\/p>\n Ada beberapa pendapat terkait hukum nikah tanpa wali yang dikemukakan oleh pendapat ulama. Berikut ini merupakan hukum nikah tanpa wali berdasarkan pendapat para ulama. Pada madzhab Syafi\u2019i\u2019 kedudukan wali dalam perkawinan adalah syarat sahnya dan wajib ada dalam suatu pernikahan dan tanpa adanya wali maka pernikahan tersebut tidaklah sah.<\/p>\n Demikian halnya pendapat mahzab Malikiyah, dan Hanabilah telah sepakat bahwa keberadaan wali sangatlah penting dalam pernikahan maka setiap pernikahan yang dilakukan tanpa keberadaan wali hukumnya tidak sah atau batal hukumnya.<\/p>\n Berdasarkan sudut pandang para imam madzhab tersebut, ulama berpendapat bahwa tidak ada seorang perempuan pun yang dapat melangsungkan akad nikah bagi dirinya sendiri termasuk gadis yang sudah dewasa dan berakal.<\/p>\n Namun, meskipun demikian para ulama juga berpendapat bahwasannya menikahkan seorang wanita janda oleh wali tidaklah baik bila sang wali menikahkan anaknya lagi tanpa persetujuannya.<\/p>\n