Pecihitam.org<\/strong> – Sufi, atau mistisisme Islam (tasawuf), pertama kali muncul sebagai gerakan pemikiran Islam pada abad ke-2 H \/ ke-8 M. Di samping akidah dan syariat, sufisme juga menjadi satu jalan atau aliran dalam Islam untuk memahami dan mendekatkan diri kepada Tuhan. <\/p>\n\n\n\n Menurut Abdullah Saeed (2014), sufisme atau tasawuf berkaitan dengan asketisisme (kezuhudan), yang bersumber dari wahyu Ilahiah<\/em>, dan dipahami melalui syariat. <\/p>\n\n\n\n Sufisme merupakan pendekatan diri kepada Allah yang ditempuh dengan menggunakan kemampuan intuitif, emosional dan spiritual, yang menurut kaum sufi kemampuan-kemampuan tersebut akan mengendap jika tidak diaktualisasikan melalui latihan yang benar secara teratur.<\/p>\n\n\n\n Dengan demikian,\ndefinisi sufisme adalah suatu trend<\/em>\ndalam agama Islam yang tujuannya adalah membentuk komunikasi langsung antara\nAllah dan manusia. Latihan dalam dunia sufi dikenal sebagai \u201cmenapaki jalan\u201d\n(tarekat) yang tujuannya adalah untuk menyingkap tabir yang menutupi hakikat\ndiri yang sejati. <\/p>\n\n\n\n Latihan mistik\nini, sebagai bentuk reaksi atas rasionalisasi Islam dalam bidang hukum dan\nteologi, dan lebih perorientasi pada kebebasan spiritual, yakni memberi\nkebebasan pada kemampuan spiritual dan intuisi manusia yang hakiki untuk\nmengaktualisasikan diri secara leluasa di hadapan Allah<\/p>\n\n\n\n Asketisme sufi\nberkembang melalui semacam \u201ckeutamaan\u201d atau upaya mengukur ibadah dan ritual\nmelampaui apa yang disyaratkan dalam hukum agama, dan penolakan atas anggapan\nbatal atau sahnya sesuatu hal. <\/p>\n\n\n\n Contoh dari\nritual dan kepercayaan asketik sufi misalnya; memakai jubah tambalan, makan\nhanya yang halal, puasa sunah dengan durasi dan bentuknya yang beragam,\nberpandangan bahwa puasa yang sebenarnya adalah mengosongkan diri dari hawa\nnafsu, serta menghabiskan banyak waktu untuk shalat dan berdzikir sebagai\nbentuk ekspresi kedekatan dan kecintaan kepada Allah.<\/p>\n\n\n\n Di antara gagasan sufi yang paling penting adalah penolakannya terhadap dunia (zuhud), yang berarti meninggalkan kenikmatan-kenikmatan hidup yang sementara, atau bahkan sampai meninggalkan hasrat untuk hidup bahagia selama-lamanya. <\/p>\n\n\n\n