Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":10784,"date":"2019-09-23T15:56:35","date_gmt":"2019-09-23T08:56:35","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=10784"},"modified":"2019-09-23T18:04:01","modified_gmt":"2019-09-23T11:04:01","slug":"hukum-menikahi-sepupu-dalam-pandangan-agama-islam","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/hukum-menikahi-sepupu-dalam-pandangan-agama-islam\/","title":{"rendered":"Hukum Menikahi Sepupu Dalam Pandangan Agama Islam"},"content":{"rendered":"\n
Pecihitam.org<\/strong> – Kalau cinta sudah melekat gula jawa rasanya coklat, begitulah kira-kira potongan lirik lagu jadul yang pernah ngetren. Sebagai manusia normal siapapun pasti ingin melabuhkan cinta, menginginkan pernikahan dan membina rumah tangga yang bahagia. Namun apa boleh dinyana jika ternyata cinta berlabuh pada seseorang yang masih punya hubungan kerabat yaitu sepupu. Jika dari pembaca ada yang sedang merasakan hal ini, sepertinya ini adalah kesempatan yang baik karena disini akan sedikit membahas mengenai hukum menikahi sepupu dalam agama islam.<\/p>\n\n\n\n
Mengenai pernikahan, ada perihal yang dibolehkan dan tidak diperbolehkan dalam agama Islam, seperti perempuan yang boleh dan tidak boleh untuk dinikahi. Terkait perempuan yang tidak boleh dinikahi telah disebutkan dalam surat an-Nisa ayat 23, yang artinya:<\/p>\n\n\n\n
\u201cdiharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu, anak-anakmu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan, saudara-saudara ibumu yang perempuan, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan, ibu-ibumu yang menyusui kamu, saudara perempuan sepersusuan, ibu-ibu istrimu (mertua), anak-anak istrimu yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya, (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu), dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau, sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha Penyanyang.\u201d<\/em><\/p>\n\n\n\n