Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":10867,"date":"2019-09-24T14:02:54","date_gmt":"2019-09-24T07:02:54","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=10867"},"modified":"2019-09-24T14:02:56","modified_gmt":"2019-09-24T07:02:56","slug":"ciri-muslim-sejati-mampu-mensinergikan-syariat-dan-hakikat","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/ciri-muslim-sejati-mampu-mensinergikan-syariat-dan-hakikat\/","title":{"rendered":"Ciri Muslim Sejati; Mampu Mensinergikan Syariat dan Hakikat"},"content":{"rendered":"\n
Pecihitam.org<\/strong> – Secara historis dalam bangunan Islam polemik antara paham hakikat dan paham syariat secara lahiriyah selalu ada. Kejadian itu sekarang kembali terjadi di Nusantara ini yang berpusat utamanya di Aceh antara Majlis Pengkajian Tauhid Tasawuf (MPPT) Indonesia dan Tauhid Tasawuf dan Fiqh (TASTAFI). <\/p>\n\n\n\n
MPPT yang dinahkodai oleh Abuya Syeikh Amran Waly al-Khalidy\nadalah ajaran kesufian. Sedangkan TASTAFI yang dinahkodai oleh Abu Syeikh Hasanoel Basri adalah ajaran\nsyariat zahir. Dengan munculnya dua kendaraan besar ini akan membukakan cakrawala pemikiran muslim di Nusantara tentang literasi pemahaman syariat dan hakikat yang selama ini\nkabur.<\/p>\n\n\n\n
Syariat dan hakikat sebenarnya bukan sesuatu yang bertolak belakang satu sama lain jika dikaji dengan seksama. Memang apabila dilihat secara tekstual saja akan tampak dua yang bertolak belakang. Sehingga sebagian penuntut ilmu menjadi heran dengan teks-teks Alquran atau sunnah Rasulullah saw. yang sebagiannya berbunyi dengan corak syariat dan sebagian lain dengan corak hakikat. <\/p>\n\n\n\n
Bahkan keheranan mereka itu telah menimbulkan perdebatan serius. Padahal dua hal yang tanpak musykil<\/em> (paradoks) ini terang sekali pada ulama-ulama terdahulu. Mereka telah menjelaskannya dengan baik dan telah memposisikannya pada posisi masing-masing dengan tiada kontradiksi. <\/p>\n\n\n\n
Yang dimaksud dengan syariat adalah menyembah Allah swt. dengan cara menjauhi larangan-larangan-Nya dan megerjakan perintah-perintah-Nya untuk memperbaiki anggota lahir. <\/p>\n\n\n\n
Adapun hakikat adalah syuhud <\/em>(menyaksikan) Allah swt. dalam ibadah itu dengan penghinaan diri serta merasa kalah tak berdaya di hadapan-Nya sehingga bersih dan ridha hati atas semua keputusan Allah baginya dengan cara tetap beradab, tawadhu’ dan baik akhlak dengan Allah swt.. Tujuan hakikat adalah untuk memperbaiki sir <\/em>(ruh). Praktek syariat dan hakikat ini disebut dengan amal.<\/p>\n\n\n\n