Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":10874,"date":"2019-09-25T02:07:36","date_gmt":"2019-09-24T19:07:36","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=10874"},"modified":"2019-09-25T05:28:39","modified_gmt":"2019-09-24T22:28:39","slug":"iradah-sifat-wajib-allah-yang-harus-dipahami-umat-islam-ahlussunnah-wal-jamaah","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/iradah-sifat-wajib-allah-yang-harus-dipahami-umat-islam-ahlussunnah-wal-jamaah\/","title":{"rendered":"Iradah, Sifat Wajib Allah yang Harus Dipahami Umat Islam Ahlussunnah wal Jamaah"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org <\/strong>– Pada artikel sebelumnya telah kita bahas tentang sifat wajib bagi Allah SWT, yakni sifat Qudrah\/Kuasa<\/a><\/strong>, namun sebelum masuk kepada pembahasan sifat wajib Iradah, maka alangkah baiknya bila terlebih dulu benar-benar memahami sifat-sifat sebelumnya yang sudah dijelaskan dalam artikel tersebut, ini di karenakan adanya kesinambungan di antara satu artikel dengan artikel lainnya.<\/p>\n\n\n\n

Sifat ke-delapan yang wajib bagi Allah swt adalah Sifat Iradah, (\u0627\u0650\u0631\u064e\u0627\u062f\u064e\u0629) <\/strong>artinya berkehendak.\u00a0 Lawannya adalah karahah (\u0643\u064e\u0631\u064e\u0627\u0647\u064e\u0629) <\/strong>yang berarti keterpaksaan<\/p>\n\n\n\n

Allah Ta\u2019ala wajib bersifat dengan Iradah, mustahil Allah Ta\u2019ala karahah atau terpaksa. Definisi daripada \u00a0sifat Iradah sebagaimana yang tertera di dalam kitab Ad-Dusuqi adalah:<\/p>\n\n\n\n

\u201cSuatu sifat yang memberi pengaruh\nia dalam menentukan terjadinya salah satu daripada dua hal yang mumkin sebagai\nganti dari sesuatu yang berlawanan dengannya berupa keberadaan atau ketiadaan,\npanjang atau pendek dan seumpamanya\u201d<\/p>\n\n\n\n

Iradah bisa juga di artikan dengan suatu sifat yang ada lagi qadim yang berdiri ia dengan zat Allah Ta\u2019ala yang dengannya Allah menentukan sesuatu yang mumkin\/baharu dengan sebahagian yang boleh baginya tanpa sebahagian yang lain sesuai dengan yang ada dalam Ilmu-Nya.<\/p>\n\n\n\n

Sesuatu yang baharu tersebut berupa \u201cmumkinaat mutaqaabilaat\u201d (sesuatu yang baharu lagi saling berlawanan satu sama lain). Mumkinaat Mutaqaabilaat tersebut ada 6 : Ada dan Tiada, Ukuran-ukuran, sifat-sifat, waktu-waktu\/zaman, tempat-tempat dan yang terakhir adalah Arah-arah. (Kitab Tanwirul Qulub, hal: 18)<\/em><\/strong> <\/p>\n\n\n\n

Pada dasarnya setiap sesuatu yang mumkin itu dapat menerima tiap-tiap dari pada dua hal yang berlawanan tersebut dengan takaran yang sama kuatnya, tiada yang mengunggulkan antara satu dengan yang lainnya, lalu Allah Ta\u2019ala mentakhsiskan\/menentukan mana yang sesuai dalam Ilmu-Nya untuk di Unggulkan satu dari dua hal yang berlawanan tersebut.<\/p>\n\n\n\n

Umpamanya Allah menentukan sesuatu\nyang baharu itu terwujud atau ada ia, maka ketika itu keberadaan adalah sebagai\nganti daripada lawannya yakni ketiadaan. Begitu juga ketika Allah Kehendaki\nsesuatu tersebut menjadi panjang, maka panjang tersebut telah unggul daripada\nlawannya yakni pendek.<\/p>\n\n\n\n

Dan contohnya lagi seperti ketika\nAllah tentukan sesuatu yang baharu\/mumkin tersebut berwarna hitam, maka hitam\nitu adalah sebagai ganti daripada lawannya yakni putih, merah dan\nlainnya.  Begitu juga ketika Allah tentukan gerak, maka sebagai ganti dari\nlawannya yakni diam. Demikian pula halnya dengan zaman\/waktu tertentu, tempat-tempat\ntertentu dan arah-arah tertentu.<\/p>\n\n\n\n

Setiap sesuatu yang akan ada dan\ntidak akan ada, semuanya itu adalah Kehendak Allah Ta\u2019ala, maka tidak akan\nterjadi sesuatu apapun pada Kerajaan Allah Ta\u2019ala melainkan Allah Sendiri Yang\nMenghendakinya dengan kehendak yang mutlak tanpa ada paksaan sama sekali,\nmustahil Allah Ta\u2019ala terpaksa<\/p>\n\n\n\n

Dalil \u2018Aqli<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Jika Allah Ta\u2019ala tidak Maha\nBerkehendak, berarti Allah Ta\u2019ala dipaksa\/terpaksa. Sifat berkehendak adalah\nsifat ke-sempurnaan bagi-Nya, sedangkan sifat dipaksa tersebut adalah merupakan\nkekurangan pada zat Allah Ta\u2019ala, karena paksaan itu adalah berupa tekanan dari\npihak lain.<\/p>\n\n\n\n

Oleh karena itu Mustahil Allah bersifat karahah\/terpaksa, bagaimana tidak?, bukankah akal kita sudah dapat menerima yang bahwa Allah Ta\u2019ala itu wajib bersifat Qudrah (kuasa), berdasarkan dalil akal yang pernah kita bahas dalam artikel saya yang berkaitan dengan sifat Qudrah tersebut?. lalu bagaimana mungkin zat Yang Maha Kuasa dapat dipaksa oleh selainnya ? maka karahah\/terpaksa ini adalah mustahil bagi Allah SWT.<\/p>\n\n\n\n

Dalil Naqli<\/strong><\/p>\n\n\n\n