Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":11296,"date":"2019-09-26T14:40:24","date_gmt":"2019-09-26T07:40:24","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=11296"},"modified":"2019-09-26T14:40:25","modified_gmt":"2019-09-26T07:40:25","slug":"menyikapi-pemimpin-yang-dzolim-menurut-cara-islam","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim-menurut-cara-islam\/","title":{"rendered":"Menyikapi Pemimpin Yang Dzolim Menurut Cara Islam"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/strong> – Amar ma\u2019ruf nahi munkar dapat di artikan menegakkan kebenaran dan menumpas kedzoliman. Mentaati pemimpin adalah kewajiban yang diajarkan oleh syariat islam. Namun bagaimana cara yang baik dan disyariatkan oleh islam dalam beramar ma\u2019ruf nahi munkar atau menyikapi pemimpin yang dzolim?<\/p>\n\n\n\n

Berikut ini adalah dalil kebolehan amar ma’ruf, nahi munkar dengan cara mengkritik pemimpin atau pemerintah:<\/p>\n\n\n\n

\u0648\u0642\u0627\u0644 \u0635\u0644\u0649 \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0639\u0644\u064a\u0647 \u0648\u0633\u0644\u0645: \u0623\u0641\u0636\u0644 \u0627\u0644\u062c\u0647\u0627\u062f \u0643\u0644\u0645\u0629 \u062d\u0642 \u0639\u0646\u062f \u0633\u0644\u0637\u0627\u0646 \u062c\u0627\u0626\u0631<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Nabi shallallahu \u2018alaihi wasallam bersabda: Sebaik-baik jihad adalah ucapan yang hak disisi pemimpin yang dzalim. (HR Abu Dawud, At Tirmidzi dan Ibnu Majah)<\/em><\/p>\n\n\n\n

Walaupun dibolehkan menyikapi pemimpin yang dzolim, namun demikian, amar ma’ruf nahi munkar harus dengan lemah lembut. Dan pelakunya harus mempunyai ilmu yang cukup agar bisa bertindak dengan benar.<\/p>\n\n\n\n

Al-Imam Sufyan ats-Tsauri berkata: <\/p>\n\n\n\n

\u0644\u0627 \u064a\u0623\u0645\u0631 \u0628\u0627\u0644\u0645\u0639\u0631\u0648\u0641 \u0648\u064a\u0646\u0647\u0649 \u0639\u0646 \u0627\u0644\u0645\u0646\u0643\u0631 \u0625\u0644\u0627 \u0645\u0646 \u0643\u0627\u0646 \u0641\u064a\u0647 \u062b\u0644\u0627\u062b \u062e\u0635\u0627\u0644: \u0631\u0641\u064a\u0642 \u0628\u0645\u0627 \u064a\u0623\u0645\u0631\u060c \u0631\u0641\u064a\u0642 \u0628\u0645\u0627 \u064a\u0646\u0647\u0649\u060c \u0639\u062f\u0644 \u0628\u0645\u0627 \u064a\u0623\u0645\u0631\u060c \u0639\u062f\u0644 \u0628\u0645\u0627 \u064a\u0646\u0647\u0649\u060c \u0639\u0627\u0644\u0645 \u0628\u0645\u0627 \u064a\u0623\u0645\u0631\u060c \u0639\u0627\u0644\u0645 \u0628\u0645\u0627 \u064a\u0646\u0647\u0649<\/strong><\/p>\n\n\n\n

“Seseorang tidak boleh melakukan amar ma’ruf nahi munkar melainkan ada pada dirinya tiga perangai: lemah lembut ketika menyeru dan mencegah, adil ketika menyeru dan mencegah, mengilmui sesuatu yang diseru dan dicegahnya.” (Ibnu Rajab al-Hanbali, Jami’ul Ulum wal Hikam)<\/em><\/p>\n\n\n\n

Dikisahkan ada seseorang yang akan beramar ma’ruf dan nahi munkar. Lalu dia meminta pendapat kepada seorang ulama agar diizinkan dengan cara yang keras karena pelakunya itu sudah dianggap keterlaluan. Namun sang ulama menjawab bahwa kamu tidak lebih baik dari Nabi Musa as dan orang yang akan kamu nasihati tidak lebih jahat dari Fir’aun. Allah di dalam Al-Qur\u2019an tetap memerintahkan Nabi Musa as dan Nabi Harun as untuk berbicara dengan lemah lembut kepada Fir’aun:<\/p>\n\n\n\n

“Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, karena dia benar-benar telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir’aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut. (QS. Thaha 43-44)<\/em><\/p>\n\n\n\n

Kemudian kita tidak boleh membenarkan kebohongan dan mendukung kedzaliman mereka. Dari Ka’ab bin Ujroh ra. berkata bahwa Rasulullah SAW keluar mendekati kami, lalu beliau bersabda:<\/p>\n\n\n\n

“Akan ada setelahku nanti para pemimpin yang berdusta. Barangsiapa masuk pada mereka lalu membenarkan (menyetujui) kebohongan mereka dan mendukung kezaliman mereka maka dia bukan dari golonganku. Dan aku bukan dari golongannya, dan dia tidak bisa mendatangi telagaku (di hari kiamat). Dan barangsiapa yang tidak masuk pada mereka (penguasa dusta) itu, dan tidak membenarkan kebohongan mereka, dan (juga) tidak mendukung kezaliman mereka, maka dia adalah bagian dari golonganku, dan aku dari golongannya, dan ia akan mendatangi telagaku (di hari kiamat).” (HR. Ahmad dan An-Nasa’i)<\/em><\/p>\n\n\n\n

Larangan Memberontak dan Mencelanya<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Al-Imam Abu Ja’far Ath-Thahawi rahimahullah menjelaskan di antara prinsip aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah adalah:<\/p>\n\n\n\n

\u0648\u0644\u0627 \u0646\u0631\u0649 \u0627\u0644\u062e\u0631\u0648\u062c \u0639\u0644\u0649 \u0623\u0626\u0645\u062a\u0646\u0627 \u0648\u0648\u0644\u0627\u0629 \u0623\u064f\u0645\u0648\u0631\u0646\u0627 \u060c \u0648\u0625\u0646 \u062c\u0627\u0631\u0648\u0627 \u060c \u0648\u0644\u0627 \u0646\u062f\u0639\u0648\u0627 \u0639\u0644\u064a\u0647\u0645 \u060c \u0648\u0644\u0627 \u0646\u0646\u0632\u0639 \u064a\u062f\u0627\u064b \u0645\u0646 \u0637\u0627\u0639\u062a\u0647\u0645 \u0648\u0646\u0631\u0649 \u0637\u0627\u0639\u062a\u0647\u0645 \u0645\u0646 \u0637\u0627\u0639\u0629 \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0639\u0632 \u0648\u062c\u0644 \u0641\u0631\u064a\u0636\u0629\u064b \u060c \u0645\u0627 \u0644\u0645 \u064a\u0623\u0645\u0631\u0648\u0627 \u0628\u0645\u0639\u0635\u064a\u0629\u064d \u060c \u0648\u0646\u062f\u0639\u0648\u0627 \u0644\u0647\u0645 \u0628\u0627\u0644\u0635\u0644\u0627\u062d \u0648\u0627\u0644\u0645\u0639\u0627\u0641\u0627\u0629<\/strong><\/p>\n\n\n\n

“Dan kami tidak memandang bolehnya memberontak kepada para pemimpin dan pemerintah kami, meskipun mereka berbuat dzalim. Kami tidak mendoakan kejelekan kepada mereka. Kami tidak melepaskan diri dari ketaatan kepada mereka dan kami memandang ketaatan kepada mereka adalah ketaatan kepada Allah sebagai suatu kewajiban. Selama yang mereka perintahkan itu bukan kemaksiatan (kepada Allah). Dan kami doakan mereka dengan kebaikan dan keselamatan.” (Al-Imam Abu Ja’far Ath-Thahawi Al-Hanafi, dalam Al-Aqidah Ath-Thahawiyah)<\/em><\/p>\n\n\n\n

Al-Imam Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah juga menukil ijma’. Dari Ibnu Batthal rahimahullah, ia berkata: “Para fuqaha telah sepakat wajibnya taat kepada pemerintah (muslim) yang berkuasa, berjihad bersamanya, dan bahwa ketaatan kepadanya lebih baik daripada memberontak.” (Ibnu Hajar al-Asqalani<\/a><\/strong>, Fathul Bari<\/a><\/strong>, 13\/7)<\/em><\/p>\n\n\n\n

Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Alawy Al Haddad dalam kitabnya ‘Adda’wah Attammah menjelaskan tentang sikap yang harus dilaksanakan kepada pemimpin: <\/p>\n\n\n\n

“Jika seorang pemimpin membawa kemaslahatan untuk rakyat, bersungguh-sungguh dalam memberi perhatian kepada mereka, dan mempunyai kinerja yang bagus maka rakyat harus membantunya dengan berdoa untuknya serta memujinya atas kinerjanya yang bagus”.<\/em><\/p>\n\n\n\n

“Jika ia membawa kerusakan, mencampur aduk antara kebenaran dan kebatilan, maka kewajiban kita sebagai rakyat adalah mendoakan. Semoga Allah segera memperbaiki keadaan pemimpin kita itu, memberi ia petunjuk kepada jalan yang benar. Dan memberinya sifat istiqamah dalam hal-hal yang diridhai Allah dalam kepemimpinannya. Dan janganlah kita sibuk mencela dan berdoa buruk atas dirinya. Karena itu semua malah akan menambah kerusakan dan kedzalimannya dan kita sendiri yang akan merasakan dampak-dampak buruknya.”<\/em><\/p>\n\n\n\n

Berkata Al-Imam Fudhail Bin Iyadh rahimahullah: <\/p>\n\n\n\n

“Andai saja aku mempunyai satu doa yang pasti dikabulkan Allah, maka aku akan menjadikannya (untuk berdoa yang baik) untuk pemimpinku, karena jika Pemimpin kita baik, maka negara akan aman dan masyarakat tentram.”<\/em><\/p>\n\n\n\n

Allah berfirman dalam sebagian hadits qudsi:<\/p>\n\n\n\n

“Aku adalah Maha Raja. Hati para raja ada di genggamanku. Maka barang siapa yang taat padaku, akan aku jadikan mereka (para raja\/pemimpin) nikmat baginya. Dan barang siapa yang melanggar perintah-Ku akan aku jadikan mereka sebagai musibah atas dirinya. Maka janganlah kalian sibuk mencela dan mencaci maki pemimpin-pemimpin kalian. Akan tetapi memintalah padaku, maka akan aku lembutkan hati mereka untuk kalian”.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Itulah nasihat tentang bagaimana amar ma\u2019ruf nahi munkar dan menyikapi pemimpin yang dzolim. Bahwasanya hal itu semua di bolehkan namun demikian, amar ma’ruf nahi munkar harus dengan lemah lembut. Dan pelakunya harus mempunyai ilmu yang cukup agar bisa bertindak dengan benar. Wallahua;lam Bisshawab.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Amar ma\u2019ruf nahi munkar dapat di artikan menegakkan kebenaran dan menumpas kedzoliman. Mentaati pemimpin adalah kewajiban yang diajarkan oleh syariat islam. Namun bagaimana cara yang baik dan disyariatkan oleh islam dalam beramar ma\u2019ruf nahi munkar atau menyikapi pemimpin yang dzolim? Berikut ini adalah dalil kebolehan amar ma’ruf, nahi munkar dengan cara mengkritik pemimpin […]<\/p>\n","protected":false},"author":14,"featured_media":11307,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[7],"tags":[4524,4523,4515],"yoast_head":"\nMenyikapi Pemimpin Yang Dzolim Menurut Cara Islam - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Walaupun dibolehkan menyikapi pemimpin yang dzolim, namun amar ma'ruf nahi munkar harus dengan lemah lembut dan pelakunya harus mempunyai ilmu yang cukup\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim-menurut-cara-islam\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Menyikapi Pemimpin Yang Dzolim Menurut Cara Islam - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Walaupun dibolehkan menyikapi pemimpin yang dzolim, namun amar ma'ruf nahi munkar harus dengan lemah lembut dan pelakunya harus mempunyai ilmu yang cukup\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim-menurut-cara-islam\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2019-09-26T07:40:24+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2019-09-26T07:40:25+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"682\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Arif Rahman Hakim\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Arif Rahman Hakim\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"4 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim-menurut-cara-islam\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim-menurut-cara-islam\/\"},\"author\":{\"name\":\"Arif Rahman Hakim\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/26f584cb333202a9193dd34cb3c1cc9b\"},\"headline\":\"Menyikapi Pemimpin Yang Dzolim Menurut Cara Islam\",\"datePublished\":\"2019-09-26T07:40:24+00:00\",\"dateModified\":\"2019-09-26T07:40:25+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim-menurut-cara-islam\/\"},\"wordCount\":768,\"commentCount\":0,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim-menurut-cara-islam\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim.jpg\",\"keywords\":[\"mendoakan pemimpin\",\"menyikapi pemimpin yang dzolim\",\"sikap kepada pemimpin\"],\"articleSection\":[\"Kajian Islam\"],\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"CommentAction\",\"name\":\"Comment\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim-menurut-cara-islam\/#respond\"]}]},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim-menurut-cara-islam\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim-menurut-cara-islam\/\",\"name\":\"Menyikapi Pemimpin Yang Dzolim Menurut Cara Islam - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim-menurut-cara-islam\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim-menurut-cara-islam\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim.jpg\",\"datePublished\":\"2019-09-26T07:40:24+00:00\",\"dateModified\":\"2019-09-26T07:40:25+00:00\",\"description\":\"Walaupun dibolehkan menyikapi pemimpin yang dzolim, namun amar ma'ruf nahi munkar harus dengan lemah lembut dan pelakunya harus mempunyai ilmu yang cukup\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim-menurut-cara-islam\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim-menurut-cara-islam\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim-menurut-cara-islam\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim.jpg\",\"width\":1024,\"height\":682,\"caption\":\"menyikapi pemimpin yang dzolim\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim-menurut-cara-islam\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Menyikapi Pemimpin Yang Dzolim Menurut Cara Islam\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/26f584cb333202a9193dd34cb3c1cc9b\",\"name\":\"Arif Rahman Hakim\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/880beb33481817e1ff908f6602d7ec85?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/880beb33481817e1ff908f6602d7ec85?s=96&r=g\",\"caption\":\"Arif Rahman Hakim\"},\"description\":\"Pengurus PWCINU dan LAZIZNU Okinawa - Jepang Tahun 2017\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/ariefhakim\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Menyikapi Pemimpin Yang Dzolim Menurut Cara Islam - Pecihitam.org","description":"Walaupun dibolehkan menyikapi pemimpin yang dzolim, namun amar ma'ruf nahi munkar harus dengan lemah lembut dan pelakunya harus mempunyai ilmu yang cukup","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim-menurut-cara-islam\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Menyikapi Pemimpin Yang Dzolim Menurut Cara Islam - Pecihitam.org","og_description":"Walaupun dibolehkan menyikapi pemimpin yang dzolim, namun amar ma'ruf nahi munkar harus dengan lemah lembut dan pelakunya harus mempunyai ilmu yang cukup","og_url":"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim-menurut-cara-islam\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2019-09-26T07:40:24+00:00","article_modified_time":"2019-09-26T07:40:25+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":682,"url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Arif Rahman Hakim","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Arif Rahman Hakim","Est. reading time":"4 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim-menurut-cara-islam\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim-menurut-cara-islam\/"},"author":{"name":"Arif Rahman Hakim","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/26f584cb333202a9193dd34cb3c1cc9b"},"headline":"Menyikapi Pemimpin Yang Dzolim Menurut Cara Islam","datePublished":"2019-09-26T07:40:24+00:00","dateModified":"2019-09-26T07:40:25+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim-menurut-cara-islam\/"},"wordCount":768,"commentCount":0,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim-menurut-cara-islam\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim.jpg","keywords":["mendoakan pemimpin","menyikapi pemimpin yang dzolim","sikap kepada pemimpin"],"articleSection":["Kajian Islam"],"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"CommentAction","name":"Comment","target":["https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim-menurut-cara-islam\/#respond"]}]},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim-menurut-cara-islam\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim-menurut-cara-islam\/","name":"Menyikapi Pemimpin Yang Dzolim Menurut Cara Islam - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim-menurut-cara-islam\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim-menurut-cara-islam\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim.jpg","datePublished":"2019-09-26T07:40:24+00:00","dateModified":"2019-09-26T07:40:25+00:00","description":"Walaupun dibolehkan menyikapi pemimpin yang dzolim, namun amar ma'ruf nahi munkar harus dengan lemah lembut dan pelakunya harus mempunyai ilmu yang cukup","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim-menurut-cara-islam\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim-menurut-cara-islam\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim-menurut-cara-islam\/#primaryimage","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim.jpg","contentUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim.jpg","width":1024,"height":682,"caption":"menyikapi pemimpin yang dzolim"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-pemimpin-yang-dzolim-menurut-cara-islam\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Menyikapi Pemimpin Yang Dzolim Menurut Cara Islam"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/26f584cb333202a9193dd34cb3c1cc9b","name":"Arif Rahman Hakim","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/880beb33481817e1ff908f6602d7ec85?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/880beb33481817e1ff908f6602d7ec85?s=96&r=g","caption":"Arif Rahman Hakim"},"description":"Pengurus PWCINU dan LAZIZNU Okinawa - Jepang Tahun 2017","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/ariefhakim\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/11296"}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/14"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=11296"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/11296\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/11307"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=11296"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=11296"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=11296"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}