Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":11459,"date":"2019-09-29T09:17:20","date_gmt":"2019-09-29T02:17:20","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=11459"},"modified":"2019-09-29T09:17:22","modified_gmt":"2019-09-29T02:17:22","slug":"mubahalah-bukan-perkara-mudah-ini-syarat-ketentuannya","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/mubahalah-bukan-perkara-mudah-ini-syarat-ketentuannya\/","title":{"rendered":"Mubahalah Bukan Perkara Mudah, Ini Syarat Ketentuannya"},"content":{"rendered":"\n

PeciHitam.org \u2013 <\/strong>Kata mubahalah bermakna saling melaknat, yang berasal dari \u201cAl-Bahl\u201d yaitu laknat, dan kalimat \u201cbahalahullah bahlan\u201d maksudnya Allah SWT melaknat, dan \u201cbaahala al-qoumu ba\u2019dhuhum ba\u2019dha\u201d yang maksudnya saling melaknat satu sama lain.<\/p>\n\n\n\n

Ibnu Mandzur\nmengungkapkan bahwa mubahalah ialah berkumpulnya suatu kaum terhadap perkara\nyang diperselisihkan kemudian saling mengucapkan \u201cSemoga laknat Allah SWT atas\npihak yang dzalim di antara kita\u201d (Lihat: Lisanul Arob, 11:72)<\/p>\n\n\n\n

Menurut pandangan Ahlus Sunnah wal Jamaah<\/a><\/strong> lafal doanya sendiri tidak ditentukan secara khusus karena bisa diucapkan dengan lafal berbeda sesuai dengan yang dikehendaki masing-masing pihak agar diturunkan laknat kepada pihak yang benar-benar berdusta.<\/p>\n\n\n\n

Ibnu Qayyim\nAl-Jauziyah menjelaskan: <\/p>\n\n\n\n

\u201cTermasuk\nsunnah Rasulullah SAW dalam berdebat dengan orang bathil apabila hujjah Allah\nSWT telah ditegakkan, sementara mereka tetap tidak mau kembali pada kebenaran\n(keras kepala dengan kebatilannya) maka mereka diajak mubahalah, Allah SWT\ntelah memerintahkan hal tersebut kepada Rasul-Nya dan Allah SWT tidak berfirman\nbahwa ini tidak untuk umat setelahnya.\u201d (Lihat: Zaadul Ma\u2019ad, 3:653)<\/p>\n\n\n\n

\u0641\u064e\u0645\u064e\u0646\u0652 \u062d\u064e\u0627\u062c\u064e\u0651\u0643\u064e \u0641\u0650\u064a\u0647\u0650 \u0645\u0650\u0646\u0652 \u0628\u064e\u0639\u0652\u062f\u0650\n\u0645\u064e\u0627 \u062c\u064e\u0627\u0621\u064e\u0643\u064e \u0645\u0650\u0646\u064e \u0627\u0644\u0652\u0639\u0650\u0644\u0652\u0645\u0650 \u0641\u064e\u0642\u064f\u0644\u0652 \u062a\u064e\u0639\u064e\u0627\u0644\u064e\u0648\u0652\u0627 \u0646\u064e\u062f\u0652\u0639\u064f \u0623\u064e\u0628\u0652\u0646\u064e\u0627\u0621\u064e\u0646\u064e\u0627\n\u0648\u064e\u0623\u064e\u0628\u0652\u0646\u064e\u0627\u0621\u064e\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0648\u064e\u0646\u0650\u0633\u064e\u0627\u0621\u064e\u0646\u064e\u0627 \u0648\u064e\u0646\u0650\u0633\u064e\u0627\u0621\u064e\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0648\u064e\u0623\u064e\u0646\u0652\u0641\u064f\u0633\u064e\u0646\u064e\u0627 \u0648\u064e\u0623\u064e\u0646\u0652\u0641\u064f\u0633\u064e\u0643\u064f\u0645\u0652 \u062b\u064f\u0645\u064e\u0651\n\u0646\u064e\u0628\u0652\u062a\u064e\u0647\u0650\u0644\u0652 \u0641\u064e\u0646\u064e\u062c\u0652\u0639\u064e\u0644\u0652 \u0644\u064e\u0639\u0652\u0646\u064e\u0629\u064e \u0627\u0644\u0644\u064e\u0651\u0647\u0650 \u0639\u064e\u0644\u064e\u0649 \u0627\u0644\u0652\u0643\u064e\u0627\u0630\u0650\u0628\u0650\u064a\u0646\u064e<\/strong><\/strong><\/p>\n\n\n\n

Artinya: \u201cSiapa\nyang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datangnya ilmu (yang meyakinkan kamu),\nmaka katakanlah (kepadanya): \u2018Marilah kita memanggil anak-anak kami dan\nanak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istri kamu, diri kami dan diri kamu,\nkemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat\nAllah ditimpakan kepada orang-orang yang berdusta.\u201d (Ali Imran 3:61)<\/p>\n\n\n\n

Ayat tersebut\nmerupakan perintah Allah SWT kepada Rasulullah SAW untuk menantang kaum Nasrani\ndari Najran untuk bermubahalah, karena mereka berkeras kepala menyatakan Nabi\nIsa AS ialah anak Allah SWT.<\/p>\n\n\n\n

Padahal saat itu Rasulullah SAW telah menjelaskan kepada kaum tersebut tentang hakikat Nabi Isa AS dengan berbagai macam dalil yang benar. (Lihat: Tafsir Ibnu Katsir, 1:128-129)<\/p>\n\n\n\n

Disebutkan pula\nbahwa Rasulullah SAW pernah bermubahalah dengan kaum Yahudi dan musyrikin.\n(Lihat: QS. Maryam 19:75 dan Al-Baqarah 2:94)<\/p>\n\n\n\n

Praktek\nmubahalah tersebut tentu tidak dilakukan asal-asalan yang menjadikan siapapun\nmudah untuk mengajak bermubahalah dengan orang yang tidak sependapat dengannya\nterlebih perihal urusan dunia.<\/p>\n\n\n\n

Syaikh Ahmad\nbin Ibrahim menyatakan bahwa hukum mubahalah oleh sebagian ulama telah\nmenetapkan beberapa syarat yang disimpulkan dari Al-Qur\u2019an, hadist, Atsar dan\nperkataan para ulama, disimpulkan mubahalah tidak boleh dilakukan kecuali pada\nperkara penting menurut syar\u2019i yang tercampuri syubhat serta penolakan yang\ntidak sanggup dihadapi kecuali hanya dengan bermubahalah.<\/p>\n\n\n\n

Maka syarat\nmelakukan mubahalah yaitu setelah menegakkan hujjah dan menghilangkan syubhat\nserta mendahulukan nasihat dan peringatan yang semua tidak berarti sama sekali\ndan dapat menciptakan mudharat. (Lihat: Syarh Qoshidah Ibnu Qoyyim)<\/p>\n\n\n\n

Adapun salah\nsatu hak bagi seorang Muslim kepada Muslim lain ialah tidak boleh saling\nmelaknat:<\/p>\n\n\n\n

 <\/strong>\u0648\u064e\u0645\u064e\u0646\u0652 \u0644\u064e\u0639\u064e\u0646\u064e \u0645\u064f\u0624\u0652\u0645\u0650\u0646\u064b\u0627 \u0641\u064e\u0647\u064f\u0648\u064e \u0643\u064e\u0642\u064e\u062a\u0652\u0644\u0650\u0647\u0650 \u0648\u064e\u0645\u064e\u0646\u0652 \u0642\u064e\u0630\u064e\u0641\u064e \u0645\u064f\u0624\u0652\u0645\u0650\u0646\u064b\u0627\n\u0628\u0650\u0643\u064f\u0641\u0652\u0631\u064d \u0641\u064e\u0647\u064f\u0648\u064e \u0643\u064e\u0642\u064e\u062a\u0652\u0644\u0650\u0647\u0650<\/strong><\/strong><\/p>\n\n\n\n

Artinya: \u201cBarang\nsiapa yang melaknat seorang Mukmin maka ia seperti membunuhnya dan barang siapa\nyang menuduh mukmin telah kafir maka ia seperti membunuhnya.\u201d (HR. Bukhari)<\/p>\n\n\n\n

Hadits tersebut\nmengingatkan agar jangan sampai melaknat sesama Muslim karena melaknat sama\nartinya menganggapnya terkutuk terhadap Allah SWT, tapi terkadang perbedaan\nyang muncul memang rumit, apalagi karena menyimpang dari perkara ushul dalam\nIslam.<\/p>\n\n\n\n

Maka kewajiban\npertama sebagai sesama Muslim ialah dengan menyampaikan nasihat, mendakwahi\nserta menyingkap tabir syubhat yang menghalangi dari kebenaran serta berhujjah\ndengan dalil yang kuat.<\/p>\n\n\n\n

Jika tetap\nkeras kepala maka kewajiban selanjutnya adalah mendoakan agar diberi petunjuk\noleh Allah SWT sehingga sadar dari kesesatan tersebut.<\/p>\n\n\n\n

Boleh atau\ntidaknya bermubahalah bukan karena Muslim ataupun tidak melainkan kepada lebih\nbesar atau tidaknya kesesatan serta pengaruhnya dalam masyarakat dan apabila\nsudah masuk dalam bagian perkara ushul dengan pengaruh yang besar maka bisa\ndipertimbangkan untuk bermubahalah.<\/p>\n\n\n\n

Mubahalah tidak\ndikhususkan hanya kepada Nabi SAW tetapi juga berlaku terhadap seluruh umat\nyang memungkiri kebenaran dan tetap bersikeras terhadap kesesatan serta tidak\nmau kembali kepada kebenaran meskipun dalil dan bukti yang kuat dihadirkan kepadanya.\n(Lihat: Fatawa Lajnah Daimah, 4:203-204 dan Zadul Ma\u2019ad, 3:64)<\/p>\n\n\n\n

Adapun syarat yang harus dipenuhi bagi siapapun yang terpaksa menempuh mubahalah diantaranya:<\/p>\n\n\n\n