Pecihitam.org<\/strong> – Dalam keseharian kita memang begitu banyak hal yang dapat menjengkelkan hati dan membuat kesal. Ketika hal-hal itu datang tak jarang pula kita menyikapinya dengan marah. Marah bukanlah solusi bagi semua persoalan, ia malah mengundang kerusakan yang lebih besar. Anehnya, Islam yang diyakini sebagai solusi segala masalah justru didakwahkan dengan cara marah pula. Mungkin kita perlu belajar dari seekor lebah.<\/p>\n\n\n\n

Ribuan ayat telah disajikan oleh Allah dalam al-Qur`an untuk memancing hamba-hamba-Nya untuk berfikir, melihat, meneliti dan menelaah alam semesta dan segala kejadian di dalamnya. <\/p>\n\n\n\n

Allah menegaskan bahwa dengan berfikir mengenai alam semesta ini, manusia akan sampai pada pengenalan sempurna tentang diri-Nya Yang Maha Kuasa dan mengambil i\u2019tibar atau pelajaran dari fenomena alam yang menakjubkan itu.<\/p>\n\n\n\n

Allah menggambarkan bahwa tanda-tanda kekuasaan-Nya itu ada di balik\npergantian malam dan siang, pergantian musim, bergantungannya bintang-gemintang\nsebagai penunjuk arah, adanya petir dan guntur yang kita takuti, disediakannya\nhewan-hewan ternak untuk kita ambil manfaatnya, di balik adanya pasangan hidup\ntempat kita bermanja, bahkan tanda-tanda kekuasaan Allah ada di balik hadirnya\nhewan-hewan kecil seperti nyamuk, semut dan lebah.<\/p>\n\n\n\n

Lebah adalah binatang yang unik. Allah telah menceritakan\nbahwa lebah adalah makhluk kecil yang memberi banyak manfaat besar bagi\nmanusia. Dalam al-Qur`an disebutkan:<\/p>\n\n\n\n

\u201cDan Tuhanmu\nmewahyukan kepada lebah: \u2018Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon\nkayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia.<\/em>\u201d (QS. Al-Nahl: 68)<\/p>\n\n\n\n

\u201cKemudian makanlah\ndari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah\ndimudahkan bagimu. Dari perut lebah itu keluar minuman madu yang bermacam-macam\nwarnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.\nSesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda kebesaran Tuhan\nbagi orang-orang yang berfikir.<\/em>\u201d (QS. Al-Nahl: 69)<\/p>\n\n\n\n

Karena lebah memberi banyak faedah bagi makhluk-Nya yang lain, Allah memberinya perlindungan guna mencegah tindakan jahat yang dilakukan makhluk lain terhadapnya. <\/p>\n\n\n\n

Sesuatu yang bermanfaat dan menyenangkan memang menjadi rebutan atau terkadang mengundang niat jahat makhluk-makhluk serakah yang ingin mengambil keuntungan darinya.<\/p>\n\n\n\n

Allah memberi lebah sistem pertahanan diri berupa\nsengatan yang sangat menyakitkan. Alat sengat itu berdaya kuat sangat tinggi\nsehingga makhluk manapun yang disengatnya akan menderita bahkan bisa mati\nseketika.<\/p>\n\n\n\n

Namun demikian, sebagaimana diinformasikan ilmu Biologi, bentuk alat sengat lebah sangatlah unik. Bentuknya seperti jarum namun sisi-sisinya bergerigi-gerigi tajam di sepanjang jarum sengat itu, sehingga ketika lebah selesai menancapkan jarum sengatnya dan menanamkan racun ke dalam tubuh makhluk yang disengat, lalu ia mencabut jarum itu, dengan seketika tubuh lebah ikut terkoyak-koyak karena gerigi jarum sengatnya tersangkut di bagian dalam kulit makhluk yang disengatnya.<\/p>\n\n\n\n

Perlu kesabaran yang sangat kuat bagi seekor lebah untuk tidak menyengat makhluk lain meski makhluk lain mengganggu keamanannya. Perlu kesabaran yang sangat kuat bagi seekor lebah agar tidak menjemput maut gara-gara menyengat makhluk lain. <\/p>\n\n\n\n

Oleh karena itu, seekor lebah haruslah menjadi makhluk yang tidak mudah marah, sebab marah, meski dalam waktu singkat menghasilkan rasa puas, justru mengoyak-ngoyak dirinya sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Demikianlah Allah telah mengajari manusia sebagai wakil-Nya di muka bumi ini melalui wujud binatang kecil berupa lebah. Banyak hal yang membuat kesal hingga menimbulkan amarah yang menggelora. <\/p>\n\n\n\n

Memang benar bahwa marah itu terasa memuaskan. Memang benar bahwa marah menghasilkan luapan emosi yang menyenangkan. Tetapi pada akhirnya marah hanya mengoyak-ngoyak hati kita.<\/p>\n\n\n\n

Marah hanya akan mematikan kebaikan dalam diri kita.\nMarah itu seperti sengatan lebah yang menyakitkan bagi orang yang kita anggap\nbersalah, dan kita senang dan puas melihatnya menderita karena amarah kita. Namun\nmarah juga menyakiti diri kita seperti lebah yang tubuhnya terkoyak-koyak,\nhingga akhirnya hati kita pun mati tanpa ampun lagi.<\/p>\n\n\n\n

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah<\/a> RA. suatu saat seseorang mendatangi Rasulullah. Ia berkata: \u201cWahai Rasulullah, berikan aku nasihat.\u201d Rasul berkata: \u201cJangan marah!\u201d, lalu beliau mengulang-ulangi perkataan itu berkali-kali: \u201cJangan marah!\u201d (disadur dari HR. Bukhari<\/a>)<\/p>\n\n\n\n

Rasulullah juga bersabda: \u201cOrang hebat bukanlah yang menunjukkan keperkasaannya, tapi bagaimana ia menjaga hatinya saat sedang marah\u201d (HR. Bukhari-Muslim)<\/p>\n\n\n\n

Marilah kita semua sama-sama menjaga hati kita agar tidak dijajah oleh rasa marah terhadap segala hal. Hadapilah segala hal secara bijaksana. Niscaya Allah akan membantu kita mengatasi segala masalah itu. <\/p>\n\n\n\n

Marah memang menyenangkan tapi akhirnya menyakiti diri sendiri. Kendalikan amarah kita sebab rasa marahlah yang acapkali menimbulkan gejolak konflik dalam kehidupan umat Islam saat ini. Jika kita mau belajar dari seekor lebah, jangan marah.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Dalam keseharian kita memang begitu banyak hal yang dapat menjengkelkan hati dan membuat kesal. Ketika hal-hal itu datang tak jarang pula kita menyikapinya dengan marah. Marah bukanlah solusi bagi semua persoalan, ia malah mengundang kerusakan yang lebih besar. Anehnya, Islam yang diyakini sebagai solusi segala masalah justru didakwahkan dengan cara marah pula. Mungkin […]<\/p>\n","protected":false},"author":37,"featured_media":12078,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[4],"tags":[4654,4682,4683],"yoast_head":"\n