PeciHitam.org<\/strong> \u2013 sebelum mencintai atau dicintai ada kata cinta dan setelah memahami tigat itu, muncullah kata rindu. Kita perlu memahami definisi cinta terlebih dahulu. Maka dari itu kita perlu belajar cinta dari tokoh sufi Jalaluddin Rumi.<\/p>\n Sebelum belajar cinta dari tokoh sufi Jalaluddin Rumi, penulis berikan biografi singkat Jalaluddin Rumi. Beliau merupakan seorang tokoh sufi berpengaruh di dunia Islam dilahirkan di Balkh (sekarang Afganistan) pada tahun 604 H\/1207 M. Ia dikenal sangat piawai dalam pemikiran esoteriknya melalui ungkapan syair-syair yang indah. Pemikiran Rumi berbeda dari sebagian tokoh sufi lainya.<\/p>\n Puisi adalah salah satu sarana yang biasa digunakan oleh para sufi untuk mengungkapkan keadaan batin mereka. Para sufi yang biasa melakukan hal tersebut adalah Rabiah al Adawiyah, Yahya ibn Mu\u2019adzal, Razi al Halaj, Umar ibn al Farid, dan Jalaluddin Rumi. Jalaluddin Rumi dan Umar ibn al Farid berpendapat bahwa puisi adalah sarana paling tepat untuk mengungkapkan realitas secara sentimental.<\/p>\n Adapun puisi Jalaluddin Rumi (diterjemahkan bahasa Indonesia) sebagai berikut:<\/p>\n Cinta bagaikan sayap<\/em><\/p>\n dengannya manusia terbang di angkasa<\/em><\/p>\n menggerakkan ikan menuju jala sang nelayan<\/em><\/p>\n menghantar si kaya meraih bintang di langit ketujuh<\/em><\/p>\n Cinta berjalan di gunung maka gunungpun bergoyang menari<\/em><\/p>\n (Jalaluddin Rumi: 1707)<\/p>\n Rumi metaforkan cinta seperti sayap, agar dapat terbang tinggi menemui Tuhannya. Dengan terbang tinggi manusia bisa melampaui rute-rute darat yang cukup rumit, bisa melihat keluasan bumi dan menghalau pandangan yang rabun, serta\u00a0 memiliki pengetahuan lebih luas dari pandangan darat yang hanya bisa melihat sekelilingnya dengan sekat-sekatnya, tapi terbang melampaui sekat-sekat bumi dan bahkan dapat melihat sekat itu sendiri dari berbagai arah yang kemudian menerobosnya.<\/p>\n Dalam ajaran sufi yang cukup menonjol adalah\u00a0mahabbah.\u00a0Di mana sang Maulana Jalaluddin Rumi adalah tokoh yang tertkemuka dalam hubungan dengan ajaran\u00a0mahabbah.\u00a0Dalam karya-karya Rumi,\u00a0mahabbah\u00a0menjadi tema sentral. Adapun pendapat cendekiawan Indonesia, sebgai berikut:<\/p>\n “Rumi itu sosok yang berbeda. Dia tidak punya aliran, dia tidak punya mazhab, dia tidak punya ajaran khusus tentang tasawuf. Disebut sufi karena dalam seluruh aspek kehidupannya senantiasa terjun pada dunia spiritual,” kata Prof Muhtar Sholihin.<\/p>\n “Kenapa demikian? Karena Rumi ini adalah seorang fiosofi dan filsufi yang pemahaman-pemahaman wihdatul wujudnya dan sebagainya dituangkan dalam karya sastra,” tegasnya.<\/p>\n