Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":12679,"date":"2019-10-04T14:47:26","date_gmt":"2019-10-04T07:47:26","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=12679"},"modified":"2019-10-04T14:47:27","modified_gmt":"2019-10-04T07:47:27","slug":"menerima-upah-atau-memasang-tarif-dakwah-bolehkah","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/menerima-upah-atau-memasang-tarif-dakwah-bolehkah\/","title":{"rendered":"Menerima Upah atau Memasang Tarif Dakwah, Bolehkah?"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org <\/strong>– Semakin berkembangnya zaman, banyak sekali sekarang dai-dai atau peneramah baik di media TV, Radio dan lain sebagainya. Dakwah agama merupakan suatu hal yang mulia, akan tetapi, tidak sedikit oknum pendakwah yang punya logika materi, sehingga memasang tarif atas pengajiannya. Bahkan ada yang tarifnya dihitung sesuai durasi waktu lamanya dlam berceramah atau mengisi materi. Pertanyaan adalah bolehkah menerima imbalan\/bayaran dalam berdakwah? Dan Bolehkah memasang tarif untuk dakwah di media massa?<\/p>\n\n\n\n

Persoalan dan pertanyaan ini mirip dengan masalah boleh dan tidaknya mengambil upah atas pengajaran Al-Quran dan ilmu-ilmu agama, karena dakwah termasuk ta\u2019lim (pengajaran). Para ulama klasik berbeda pendapat. Pendapat pertama menghukumi tidak boleh, pendapat kedua menghukumi boleh.<\/p>\n\n\n\n

Pendapat Pertama Tidak Boleh Menerima Upah<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Pendapat pertama mengenai honor berdakwah, didasarkan alasan bahwa mengajarkan al-Quran atau ilmu agama merupakan perjuangan yang tidak boleh dibisniskan, hanya Allah Swt yang akan membalasnya. Sama halnya seperti mengajarkan tata cara shalat; tidak boleh diperjual-belikan. Ini adalah pendapat sebagian ulama Hanbali (dalam salah satu riwayatnya), juga pendapat Madzhab Syiah Zaidiyyah dan Ibadiyyah (menghukumi haram) serta Syiah Imamiyah (menghukumi makruh).<\/p>\n\n\n\n

Pendapat pertama ini didasarkan pada sejumlah dalil, di antaranya surat Yusuf ayat 104:<\/p>\n\n\n\n

\u0648\u064e\u0645\u064e\u0627 \u062a\u064e\u0633\u0652\u0623\u064e\u0644\u064f\u0647\u064f\u0645\u0652 \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u0652\u0647\u0650 \u0645\u0650\u0646\u0652 \u0623\u064e\u062c\u0652\u0631\u064d \u0625\u0650\u0646\u0652 \u0647\u064f\u0648\u064e \u0625\u0650\u0644\u0627 \u0630\u0650\u0643\u0652\u0631\u064c \u0644\u0650\u0644\u0652\u0639\u064e\u0627\u0644\u064e\u0645\u0650\u064a\u0646\u064e<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Dan kamu sekali-kali tidak meminta upah kepada mereka (atas dakwahmu), ini tidak lain hanyalah pengajaran bagi semesta alam.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Kemudian surat Shaad [38] ayat 86:<\/p>\n\n\n\n

\u0642\u064f\u0644\u0652 \u0645\u064e\u0627 \u0623\u064e\u0633\u0652\u0623\u064e\u0644\u064f\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u0652\u0647\u0650 \u0645\u0650\u0646\u0652 \u0623\u064e\u062c\u0652\u0631\u064d \u0648\u064e\u0645\u064e\u0627 \u0623\u064e\u0646\u064e\u0627 \u0645\u0650\u0646\u064e \u0627\u0644\u0652\u0645\u064f\u062a\u064e\u0643\u064e\u0644\u0650\u0651\u0641\u0650\u064a\u0646\u064e<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Katakanlah: \u201cAku tidak meminta upah sedikit pun kepadamu atas dakwahku; dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Juga surat As-Syu\u2019araa [26] ayat 109, 127, 145, 164, dan 180:<\/p>\n\n\n\n

\u0648\u064e\u0645\u064e\u0627 \u0623\u064e\u0633\u0652\u0623\u064e\u0644\u064f\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u0652\u0647\u0650 \u0645\u0650\u0646\u0652 \u0623\u064e\u062c\u0652\u0631\u064d \u0625\u0650\u0646\u0652 \u0623\u064e\u062c\u0652\u0631\u0650\u064a\u064e \u0625\u0650\u0644\u0627 \u0639\u064e\u0644\u064e\u0649 \u0631\u064e\u0628\u0650\u0651 \u0627\u0644\u0652\u0639\u064e\u0627\u0644\u064e\u0645\u0650\u064a\u0646\u064e<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas dakwahku itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Kemudian, yang sangat penting diperhatikan adalah kandungan QS. al-Qalam ayat 46:<\/p>\n\n\n\n

\u0623\u064e\u0645\u0652 \u062a\u064e\u0633\u0652\u0623\u064e\u0644\u064f\u0647\u064f\u0645\u0652 \u0623\u064e\u062c\u0652\u0631\u064b\u0627 \u0641\u064e\u0647\u064f\u0645\u0652 \u0645\u0650\u0646\u0652 \u0645\u064e\u063a\u0652\u0631\u064e\u0645\u064d \u0645\u064f\u062b\u0652\u0642\u064e\u0644\u064f\u0648\u0646\u064e<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Ataukah kamu meminta upah kepada mereka, lalu mereka diberati dengan berhutang.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Sebenarnya masih banyak ayat-ayat lain yang senada dengan ayat-ayat di atas, misalnya Al-Furqaan ayat 57, Yunus 72, Huud 29 dan 51, dan al-An\u2019aam ayat 90. Yang jelas, semua ayat tersebut intinya menegaskan bahwa dakwah jangan dikomersilkan, karena balasan dari Allah jauh lebih besar, baik balasan di dunia maupun di akhirat. <\/p>\n\n\n\n

Dalil-dalil al-Quran di atas diperkuat oleh hadits riwayat Ubay bin Ka\u2019ab dan Ubadah bin as-Shamit, bahwa Rasulullah SAW pernah memperingatkan seorang sahabat yang menerima upah atas pengajaran al-Quran yang dilakukannya. Rasulullah SAW bersabda: \u201cJika engkau ambil (upah itu), maka engkau telah mengambil satu kurung api neraka.\u201d<\/em><\/p>\n\n\n\n

Larangan di atas dipertegas oleh hadits riwayat Abdurrahman bin Syibl, bahwa Rasulullah SAW bersabda: \u201cJanganlah engkau mencari makan darinya (Al-Quran) dan jangan pula mencari keuntungan (darinya).\u201d<\/p>\n\n\n\n

Pendapat Kedua Boleh Menerima Upah<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Pendapat kedua yang membolehlan mengambil upah dari mengajarkan al-Quran atau ilmu agama, merupakan pendapat mayoritas ulama. Namun, jika memasang tarif, menurut para ulama, hal itu dapat menghilangkan pahala dakwah. Ini merupakan pendapat ulama Mazhab Hanafi, Maliki, Syafi\u2019i, sebagian ulama Hanbali, dan Daud al-Dzahiri.<\/p>\n\n\n\n

Pendapat kedua ini berdasarkan dalil hadits riwayat Ibn Abbas, bahwa Rasulullah membolehkan seorang sahabat menerima upah membacakan ruqyah untuk warga yang terkena sengatan ular. Lalu Beliau bersabda: \u201cSesungguhnya upah yang paling pantas bagimu ialah upah atas al-Quran.\u201d<\/em><\/p>\n\n\n\n

Bahkan banyak sahabat yang memberikan upah bagi para pengajar al-Quran, seperti yang dilakukan Umar bin Khatab kepada para pengajar Al-Quran di Madinah. Begitu juga sahabat Saad bin Abi Waqash dan Amar bin Yasar, yang konon juga terbiasa mengupah para pembaca al-Quran selama Bulan Ramadhan. Imam Malik pun menegaskan bahwa menerima upah atas pengajaran ilmu agama dibolehkan.<\/p>\n\n\n\n

Mengenai klaim ketika masa awal Islam, mayoritas pengajar al-Qur\u2019an dan ilmu syari\u2019ah tidak menarik upah atas jasa mereka mengajar, hal itu memang benar. Namun, pemerintahan saat itu sangat memperhatikan nasib para pengajar al-Quran dan juru dakwah. Pemerintah memberikan tunjangan berkala dari Baitul Maal.<\/p>\n\n\n\n

Namun, pada masa-masa selanjutnya, ketika Baitul Mal sudah tidak mampu lagi memberi santunan disebabkan banyaknya alokasi belanja akibat meluasnya kekuasaan Islam, maka para ulama memberikan fatwa dibolehkannya mengambil ongkos pengajaran. Hukum yang sama berlaku yaitu upah bagi imam shalat atau mu\u2019adzin (juru azan) di sebuah masjid<\/a><\/strong>; mereka dibolehkan mengambil upah atas jasa mereka \u2018menghidupkan\u2019 rumah Allah.<\/p>\n\n\n\n

Alasan lainnya; bila para mu\u2018allim itu hanya mencurahkan waktu untuk mengajar al-Quran saja, maka kewajiban rumah tangganya bisa terbengkalai. Sebaliknya, bila mereka menyibukkan diri dengan pekerjaan lain dan menomor-duakan al-Quran, maka al-Quran bisa ditinggalkan oleh masyarakat.<\/p>\n\n\n\n

Kesimpulannya dari uraian tadi, menerima upah mengajarkan ilmu agama atau dakwah hukumnya boleh, asalkan tidak memasang tarif. Jika terjadi pematokan tarif, maka pahala dakwah akan hilang dan hanya digantikan oleh honor itu saja. Padahal jika tidak terjadi pemasangan tarif, maka Allah Swt pasti akan memberi balasan yang lebih besar, baik balasan di dunia maupun di akhirat.<\/p>\n\n\n\n

Dalilnya ada dan lengkap. Namun pemahamannya berbeda. Mengenai perbedaan hadits pertama (melarang menerima upah) dan hadits kedua (membolehkan), itu disebabkan perbedaan derajat hadits (shahih, hasasan, da\u2019if) sehingga para ulama berbeda dalam menerima dan menolak hadits tertentu. Perbedaan situasi dan kondisi serta tradisi masyarakat, juga dapat mempengaruhi perbedaan hukum. Jadi yang berbeda bukan dalilnya, melainkan tradisinya. Ulama Ushul Fiqh menyatakan:<\/p>\n\n\n\n

\u0627\u0646\u0647 \u0627\u062e\u062a\u0644\u0627\u0641 \u0639\u0635\u0631 \u0648 \u0632\u0645\u0627\u0646, \u0644\u0627 \u0627\u062e\u062a\u0644\u0627\u0641 \u062d\u062c\u0629 \u0648\u0628\u0631\u0647\u0627\u0646<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Perubahan hukum itu hanya karena perbedaan waktu, bukan perbedaan dalil.
Wallahua\u2019lam Bisshawab.<\/p>\n\n\n\n

Referensi:<\/p>\n\n\n\n

  1. Abu Bakr bin Muhammad Taqiyuddin al-Hishni, Kitab al-Qaw\u00e2id, Riyadh: Maktabah Al-Rusyd, 1997 M.<\/em><\/li>
  2. Abd al-Karim Zaydan, al-Wajiz fi Ushul al-Fiqh, Libanon: Mu\u2019assasah al-Risal\u00e2h, 2001 M.<\/em><\/li>
  3. Jalal al-Din Abd al-Rahman as-Suyuthi, al-Asyb\u00e2h wa al-Nazh\u00e2ir, Beirut: D\u00e2r al-Kitab al-\u2018Arabi, 1998 H.<\/em><\/li>
  4. Izzuddin ibn Abd al-Salam, Qaw\u00e2id al-Ahk\u00e2m fi Mash\u00e2lih al-An\u00e2m, Beirut: D\u00e2r al-Kutub al-Ilmiyah, 1999 M.<\/em><\/li>
  5. Ahmad Mubarok Yasin, Penanggung Jawab Rubrik Fiqh<\/em><\/li><\/ol>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

    Pecihitam.org – Semakin berkembangnya zaman, banyak sekali sekarang dai-dai atau peneramah baik di media TV, Radio dan lain sebagainya. Dakwah agama merupakan suatu hal yang mulia, akan tetapi, tidak sedikit oknum pendakwah yang punya logika materi, sehingga memasang tarif atas pengajiannya. Bahkan ada yang tarifnya dihitung sesuai durasi waktu lamanya dlam berceramah atau mengisi materi. […]<\/p>\n","protected":false},"author":14,"featured_media":12682,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[7],"tags":[2963,4837,4836],"yoast_head":"\nMenerima Upah atau Memasang Tarif Dakwah, Bolehkah? - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Dakwah agama merupakan suatu hal yang mulia, akan tetapi, tidak sedikit oknum pendakwah yang punya logika materi, sehingga memasang tarif atas pengajiannya\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/menerima-upah-atau-memasang-tarif-dakwah-bolehkah\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Menerima Upah atau Memasang Tarif Dakwah, Bolehkah? - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Dakwah agama merupakan suatu hal yang mulia, akan tetapi, tidak sedikit oknum pendakwah yang punya logika materi, sehingga memasang tarif atas pengajiannya\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/menerima-upah-atau-memasang-tarif-dakwah-bolehkah\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2019-10-04T07:47:26+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2019-10-04T07:47:27+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/memasang-tarif-dakwah.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"682\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Arif Rahman Hakim\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Arif Rahman Hakim\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"4 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/menerima-upah-atau-memasang-tarif-dakwah-bolehkah\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/menerima-upah-atau-memasang-tarif-dakwah-bolehkah\/\"},\"author\":{\"name\":\"Arif Rahman Hakim\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/26f584cb333202a9193dd34cb3c1cc9b\"},\"headline\":\"Menerima Upah atau Memasang Tarif Dakwah, Bolehkah?\",\"datePublished\":\"2019-10-04T07:47:26+00:00\",\"dateModified\":\"2019-10-04T07:47:27+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/menerima-upah-atau-memasang-tarif-dakwah-bolehkah\/\"},\"wordCount\":878,\"commentCount\":0,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/menerima-upah-atau-memasang-tarif-dakwah-bolehkah\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/memasang-tarif-dakwah.jpg\",\"keywords\":[\"dakwah\",\"memasang tarif dakwah\",\"upah dakwah\"],\"articleSection\":[\"Kajian Islam\"],\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"CommentAction\",\"name\":\"Comment\",\"target\":[\"https:\/\/www.pecihitam.org\/menerima-upah-atau-memasang-tarif-dakwah-bolehkah\/#respond\"]}]},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/menerima-upah-atau-memasang-tarif-dakwah-bolehkah\/\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/menerima-upah-atau-memasang-tarif-dakwah-bolehkah\/\",\"name\":\"Menerima Upah atau Memasang Tarif Dakwah, Bolehkah? - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/menerima-upah-atau-memasang-tarif-dakwah-bolehkah\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/menerima-upah-atau-memasang-tarif-dakwah-bolehkah\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/memasang-tarif-dakwah.jpg\",\"datePublished\":\"2019-10-04T07:47:26+00:00\",\"dateModified\":\"2019-10-04T07:47:27+00:00\",\"description\":\"Dakwah agama merupakan suatu hal yang mulia, akan tetapi, tidak sedikit oknum pendakwah yang punya logika materi, sehingga memasang tarif atas pengajiannya\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/menerima-upah-atau-memasang-tarif-dakwah-bolehkah\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/www.pecihitam.org\/menerima-upah-atau-memasang-tarif-dakwah-bolehkah\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/menerima-upah-atau-memasang-tarif-dakwah-bolehkah\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/memasang-tarif-dakwah.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/memasang-tarif-dakwah.jpg\",\"width\":1024,\"height\":682,\"caption\":\"memasang tarif dakwah\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/menerima-upah-atau-memasang-tarif-dakwah-bolehkah\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Menerima Upah atau Memasang Tarif Dakwah, Bolehkah?\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/26f584cb333202a9193dd34cb3c1cc9b\",\"name\":\"Arif Rahman Hakim\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/880beb33481817e1ff908f6602d7ec85?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/880beb33481817e1ff908f6602d7ec85?s=96&r=g\",\"caption\":\"Arif Rahman Hakim\"},\"description\":\"Pengurus PWCINU dan LAZIZNU Okinawa - Jepang Tahun 2017\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/ariefhakim\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Menerima Upah atau Memasang Tarif Dakwah, Bolehkah? - Pecihitam.org","description":"Dakwah agama merupakan suatu hal yang mulia, akan tetapi, tidak sedikit oknum pendakwah yang punya logika materi, sehingga memasang tarif atas pengajiannya","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/www.pecihitam.org\/menerima-upah-atau-memasang-tarif-dakwah-bolehkah\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Menerima Upah atau Memasang Tarif Dakwah, Bolehkah? - Pecihitam.org","og_description":"Dakwah agama merupakan suatu hal yang mulia, akan tetapi, tidak sedikit oknum pendakwah yang punya logika materi, sehingga memasang tarif atas pengajiannya","og_url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/menerima-upah-atau-memasang-tarif-dakwah-bolehkah\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2019-10-04T07:47:26+00:00","article_modified_time":"2019-10-04T07:47:27+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":682,"url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/memasang-tarif-dakwah.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Arif Rahman Hakim","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Arif Rahman Hakim","Est. reading time":"4 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/menerima-upah-atau-memasang-tarif-dakwah-bolehkah\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/menerima-upah-atau-memasang-tarif-dakwah-bolehkah\/"},"author":{"name":"Arif Rahman Hakim","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/26f584cb333202a9193dd34cb3c1cc9b"},"headline":"Menerima Upah atau Memasang Tarif Dakwah, Bolehkah?","datePublished":"2019-10-04T07:47:26+00:00","dateModified":"2019-10-04T07:47:27+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/menerima-upah-atau-memasang-tarif-dakwah-bolehkah\/"},"wordCount":878,"commentCount":0,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/menerima-upah-atau-memasang-tarif-dakwah-bolehkah\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/memasang-tarif-dakwah.jpg","keywords":["dakwah","memasang tarif dakwah","upah dakwah"],"articleSection":["Kajian Islam"],"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"CommentAction","name":"Comment","target":["https:\/\/www.pecihitam.org\/menerima-upah-atau-memasang-tarif-dakwah-bolehkah\/#respond"]}]},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/menerima-upah-atau-memasang-tarif-dakwah-bolehkah\/","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/menerima-upah-atau-memasang-tarif-dakwah-bolehkah\/","name":"Menerima Upah atau Memasang Tarif Dakwah, Bolehkah? - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/menerima-upah-atau-memasang-tarif-dakwah-bolehkah\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/menerima-upah-atau-memasang-tarif-dakwah-bolehkah\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/memasang-tarif-dakwah.jpg","datePublished":"2019-10-04T07:47:26+00:00","dateModified":"2019-10-04T07:47:27+00:00","description":"Dakwah agama merupakan suatu hal yang mulia, akan tetapi, tidak sedikit oknum pendakwah yang punya logika materi, sehingga memasang tarif atas pengajiannya","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/menerima-upah-atau-memasang-tarif-dakwah-bolehkah\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/www.pecihitam.org\/menerima-upah-atau-memasang-tarif-dakwah-bolehkah\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/menerima-upah-atau-memasang-tarif-dakwah-bolehkah\/#primaryimage","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/memasang-tarif-dakwah.jpg","contentUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/memasang-tarif-dakwah.jpg","width":1024,"height":682,"caption":"memasang tarif dakwah"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/menerima-upah-atau-memasang-tarif-dakwah-bolehkah\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Menerima Upah atau Memasang Tarif Dakwah, Bolehkah?"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/26f584cb333202a9193dd34cb3c1cc9b","name":"Arif Rahman Hakim","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/880beb33481817e1ff908f6602d7ec85?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/880beb33481817e1ff908f6602d7ec85?s=96&r=g","caption":"Arif Rahman Hakim"},"description":"Pengurus PWCINU dan LAZIZNU Okinawa - Jepang Tahun 2017","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/ariefhakim\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/12679"}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/14"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=12679"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/12679\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/12682"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=12679"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=12679"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=12679"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}