Pecihitam.org<\/strong> – Dalam bahasa Arab, Putus asa sering disebut dengan al-Ya\u2019s, yang berasal dari kata ya-a-sa (\u064a\u0623\u0633-\u064a\u064a\u0623\u0633<\/strong>). Di dalam Al-Quran, kata ini mempunyai dua makna. Pertama adalah al-qunuth (frustasi), sebagaimana disebutkan dalam Q.S. Yusuf ayat 87 dan yang kedua berarti mengetahui, sebagaimana yang tercantum dalam Q.S. Al-Ra\u2019d ayat 31.<\/p>\n\n\n\n Sikap Putus asa mungkin sudah sering kita jumpai di sekitar kita, bahkan bisa jadi sikap ini kadang muncul dari diri kita, menyelinap masuk dengan berbagai masalah pemicunya.<\/p>\n\n\n\n Dengan banyaknya masalah yang dialami, tidak sedikit orang justru mengambil jalan pintas untuk menyelesaikan masalah yang sedang ia hadapi. Tentunya hal yang semacam itu sangat disayangkan….<\/p>\n\n\n\n Putus asa, bukan hanya merasuki individu-individu, namun ternyata ia juga telah mengalir dan menyebar di jantung dunia islam sebagaimana yang disebutkan Said Nursi<\/a><\/strong> dalam Bukunya Khutbah Syamiyah hlm 39.<\/p>\n\n\n\n Menurut Said Nursi, Putus asa adalah suatu penyakit yang mematikan bagi Umat Islam. Sikap keputusasaan inilah yang membuat kita tergelepar tak berdaya seperti orang mati sehingga negara Barat yang jumlahnya tak lebih dari dua juta mampu menguasai negara muslim di Timur yang berpenduduk 20 juta jiwa. Ia menjajah dan memperbudak Islam. <\/p>\n\n\n\n Ia juga menyebutkan bahwa Keputusasaan inilah yang telah membunuh sejumlah sifat terpuji yang terdapat dalam diri kita sekaligus membuat kita tidak memiliki perhatian pada kemaslahatan umum dan hanya sibuk dengan kemaslahatan pribadi. <\/p>\n\n\n\n Keputusasaan inilah yang telah memadamkan semangat padahal dengannya kaum muslim berhasil memperluas kekuasaan mereka ke penjuru Timur dan Barat hanya dengan kekuatan yang minim. <\/p>\n\n\n\n