Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":12769,"date":"2019-10-07T08:10:13","date_gmt":"2019-10-07T01:10:13","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=12769"},"modified":"2019-10-07T08:10:13","modified_gmt":"2019-10-07T01:10:13","slug":"hukum-trading-forex-emas-dan-index-berjangka-dalam-pandangan-fiqih","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/hukum-trading-forex-emas-dan-index-berjangka-dalam-pandangan-fiqih\/","title":{"rendered":"Hukum Trading Forex, Emas dan Index Berjangka Dalam Pandangan Fiqih"},"content":{"rendered":"
PeciHitam.org<\/strong> \u2013 Sebelum membahas hukum trading forex, Emas dan Index Berjangka, kita perlu mengetahui bahwa masyarakat indonesia saat ini sebagian telah menjadikan forex sebagai sambilan selain pekerjaan utama.<\/p>\n
Adapun forex dapat dipahami sebagai sebuah transaksi menukar valuta (mata uang asing). Bagaimana pandangan Islam mengenai hukum trading forex, Emas dan Index Berjangka?<\/p>\n
Terkait dengan hukum transaksi via eletronik, Muktamar NU ke-32 di Makassar Tahun 2010 menyatakan boleh dilakukan manakala barang yang diperdagangkan (mabi\u2019) memiliki unsur yang jelas menurut ciri dan sifatnya secara urfy. Jika hal ini dibawa pada kasus perdagangan kurs mata uang, maka nilai kurs yang diketahui oleh masing-masing pihak penjual dan pembeli dalam pasar bursa valuta merupakan bagian dari \u2018urfy tersebut.<\/p>\n
Hukum barter mata uang asing di pasaran tunai pada dasarnya adalah boleh. Hal ini berangkat dari makna zhahir hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahih Bukhary, Kitab Al-Buyu\u2019:<\/p>\n
Artinya, \u201cAl-maisir adalah segala hal yang memungkinkan seorang pemain mengalami untung atau rugi.\u201d<\/p>\n
Biasanya unsur spekulatif didasari oleh adanya \u201ctidak diketahuinya harga\u201d saat \u201cpembeli memutuskan membeli\u201d dengan \u201csaat diterimanya barang pembelian.\u201d Imam Nawawi dalam Kitab Al-Majmuk Syarah Al-Muhadzdzab menyebut transaksi model ini sebagai bai\u2019u hablil hablah, yaitu jual beli kandungannya anak yang masih ada di dalam kandungan.<\/p>\n
Madzhab Syafi\u2019i dan himpunan para ahli ushul menyebutkan bahwa jual beli semacam ini adalah bathil disebabkan adanya perbedaan harga saat awal transaksi dengan saat diterimanya barang. Hal ini berangkat dari penafsiran hadits riwayat Imam Muslim<\/a> dalam Kitab Shahih Muslim:<\/p>\n