Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":1290,"date":"2017-12-08T12:17:02","date_gmt":"2017-12-08T12:17:02","guid":{"rendered":"http:\/\/pecihitam.org\/?p=1290"},"modified":"2017-12-08T12:17:54","modified_gmt":"2017-12-08T12:17:54","slug":"jika-hti-menolak-saran-ini-lebih-baik-berhenti-menjual-ilusi-khilafahnya","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/jika-hti-menolak-saran-ini-lebih-baik-berhenti-menjual-ilusi-khilafahnya\/","title":{"rendered":"Jika HTI Menolak Saran Ini, Lebih Baik Berhenti “Menjual” Ilusi Khilafahnya"},"content":{"rendered":"

Pecihitam.org<\/strong> – Gara-gara ILC (Indonesia Lawyers Club) tempo hari, orang ribut lagi soal Khil\u00e2fah. Untuk sementara, kita tidak usah bantahan dalil. Anggap saja kita setuju Khil\u00e2fah karena dalil-nya qath\u2019\u00ee, tak terbantahkan. Begitu juga riwayat soal panji dan bendera Nabi, semua cocok dengan keyakinan Hizbut Tahr\u00eer (HT). Langkah berikutnya, bagaimana Khil\u00e2fah diwujudkan?<\/strong> Agar diskusinya tidak mengawang-awang, mari kita perhitungkan kemungkinan caranya.<\/p>\n

Pertama<\/strong>, agenda HT adalah menegakkan sistem politik, karena itu\u2014meski bermotif agama\u2014perjuangan HT adalah perjuangan politik. Tahun 1953, Syeikh Taqyuddin Nabhani sudah merintis jalan yang tepat: bikin partai. Namanya Partai Pembebasan atau bahasa Arabnya Hizbut Tahr\u00eer (HT). (Note: jangan caci pendiri HT karena beliau cucu Syeikh Yusuf bin Ismail Nabhani, ulama sunni Sy\u00e2fi\u2019\u00ee\u2014menurut salah satu sumber\u2014salah seorang guru Hadlratus Syeikh KH. Hasyim Asy\u2019ari<\/em>). HT memang partai dengan tujuan politik yaitu menegakkan sistem politik Islam bernama Khil\u00e2fah. Namanya partai harus ikut pemilu. Tetapi aneh, HT dan cabang-cabangnya, termasuk Hizbut Tahr\u00eer Indonesia (HTI), menolak pemilu karena anggapan pemilu adalah produk demokrasi sekuler-kafir.<\/p>\n

Kalau partai tidak mau ikut pemilu, apa bedanya dengan Karang Taruna? Kalau menolak pemilu, mandat bikin Khil\u00e2fah dari mana? Jatuh dari langit? Dulu para Nabi, seperti Nabi Dawud, diangkat sebagai Khal\u00eefah, SK-nya langsung dari langit: \u064a\u0627 \u062f\u0627\u0648\u062f \u0625\u0646\u0651\u0627 \u062c\u0639\u0644\u0646\u0627\u0643 \u062e\u0644\u064a\u0641\u0629 \u0641\u064a \u0627\u0644\u0623\u0631\u0636 (QS. Shad\/38: 26). Sejarah mencatat, Nabi Dawud adalah Nabi sekaligus Raja. Nabi Ibrahim juga diangkat sebagai imam, SK-nya dari langit: \u0625\u0650\u0646\u0650\u0651\u064a \u062c\u0627\u0639\u0644\u0643 \u0644\u0644\u0646\u0651\u0627\u0633 \u0625\u0645\u0627\u0645\u0627 (QS. al-Baqarah\/2: 124), tetapi Ibrahim Nabi yang bukan Raja. Sekarang kalau HT mau angkat Khal\u00eefah, misalnya Syeikh Ata Abu Rashta, Amir HT yang bermukim di London, sarjana teknik sipil lulusan Universitas Kairo, mandatnya dari mana?<\/p>\n

Wahyu sudah tidak lagi turun. Satu-satunya mandat dari bumi. Kalau mandatnya dari bumi, jalannya adalah sy\u00fbra dalam berbagai bentuk. Jalan sy\u00fbra ini pula yang ditempuh khulaf\u00e2\u2019 rasyid\u00fbn. Kitab al-Ahk\u00e2m as-Sulth\u00e2niyah karya al-M\u00e2ward\u00ee mencatat pembaruan mandat dari satu Khal\u00eefah ke Khal\u00eefah lain mengambil beragam bentuk: mula-mula sy\u00fbr\u00e2 , kemudian wasiat, lantas ahlul hall wal \u2018aqd, kemudian baiat. Meski beragam, tetapi simpulnya adalah cara sipil beradab: musyawarah. Setelah periode khulaf\u00e2\u2019 rasyid\u00fbn, kekuasaan diperebutkan dengan cara berdarah, kudeta, kemudian diwariskan turun temurun melalui dinasti. Prinsip sy\u00fbra ditinggalkan.<\/p>\n

Sekarang HT mau pilih mana? Bentuk sy\u00fbra zaman now adalah demokrasi parlementer. Rekrutmen kepemimpinannya melalui pemilu. Kalau menolak pemilu, terus cara mengangkat Khal\u00eefah-nya bagaimana? Apa para pemimpin negara-negara Islam itu mau berunding dan kemudian demi Khil\u00e2fah mereka rela \u2018turun kelas\u2019 menjadi Am\u00eer atau gubernur dan mengangkat Khal\u00eefah sebagai pemimpin tertinggi? Mana mungkin! Menetapkan siapa Khal\u00eefah-nya dan di mana ibu kotanya sudah bisa bikin orang \u2018berkelahi.\u2019 Karena itu pula, Kongres Khil\u00e2fah di Kairo Mei 1926 kandas. Upaya restorasi Khil\u00e2fah dalam Kongres Islam di Jerusalem, Desember 1931, juga tidak menghasilkan apa-apa.<\/p>\n

Kalau HTI menolak pemilu, cara lainnya adalah kudeta. Ini juga mustahil, karena HTI tidak punya milisi. Kalau tidak punya milisi, cara lainnya adalah menggandeng militer. Nampaknya cara ini paling masuk akal. Beberapa waktu lalu, sebelum dibubarkan, HTI meminta TNI mengambil alih kekuasaan. Corong propaganda mereka menyanjung-nyanjung Panglima TNI sebagai prajurit pro-Islam. Yang paling masuk akal ini juga sulit. Saya yakin, TNI pro NKRI harga mati! Berbagai jalan nampaknya buntu. Cara lain ditempuh: kampanye anti-rezim sekuler. Tujuannya membusukkan rezim dan memancing tensi sosial. Begitu masyarakat terbelah, orang siap berkelahi dan menghunus pedang. Lantas terjadi kerusuhan, saling bunuh sesama ahlul qiblat. Ini yang terjadi di Timur Tengah dan Afrika. Lumat, luluh lantak! Dan begitu skenario ini dilakukan, politik semacam ini sudah sangat tidak Islami. Mengambil alih kekuasaan secara berdarah mengingkari prinsip sy\u00fbra di dalam Islam.<\/p>\n

Kedua<\/strong>, andai saja kekuasaan Khil\u00e2fah berhasil ditegakkan, lantas dibentuk pemerintahan Islam, terus diterapkan hukum Islam, hukum Islam versi siapa? Al-Qur\u2019an adalah kitab petunjuk, sebagian di antaranya berisi hukum. Hukum yang tertuang di dalam al-Qur\u2019an bersifat mujmal (pokok-pokok), tidak rinci (mufasshal\u00e2t). Sunnah berfungsi menjelaskan al-Qur\u2019an (QS. an-Nahl\/16: 44). Ucapan, tindakan, dan penetapan Nabi dikodifikasi di dalam kitab hadis. Para ulama berselisih tentang validitas hadis, karena itu muncul musthalahul had\u00eets, disiplin ilmu untuk menyaring kesahihan hadis.<\/p>\n

Para ulama berselisih tentang kedudukan hadis di dalam hukum. Imam Hanafi, yang hidup di Persia dan jauh dari pusat Islam di Mekkah-Madinah, lebih memilih menggunakan akal (mashlahah) ketimbang hadis yang tidak betul-betul sahih dengan derajat periwayatan mutaw\u00e2tir. Imam Syafi\u2019i menerima hadis \u00e2h\u00e2d sebagai sumber hukum, asal rawinya tidak cacat (tsiqah, \u00e2dil, dl\u00e2bith) dan tidak bertentangan dengan al-Qur\u2019an. Qunut subuh, misalnya, adalah produk ijtihad Imam Syafi\u2019i dari hadis \u00e2h\u00e2d. Ternyata para ulama berbeda pendapat tentang syariah. Jangan bayangkan syariah itu seperti KUHP yang tunggal dan monolitik. Kenapa? Karena sebagian besar adalah produk ijtihad ulama. Imam Juwayni dalam kitab al-Burh\u00e2n fi Ush\u00fbl al-Fiqh menyatakan: \u0623\u0646 \u0645\u0639\u0638\u0645 \u0627\u0644\u0634\u0631\u064a\u0639\u0629 \u0635\u062f\u0631 \u0639\u0646 \u0627\u0644\u0627\u062c\u062a\u0647\u0627\u062f\u060c \u0648\u0627\u0644\u0646\u0635\u0648\u0635 \u0644\u0627 \u062a\u0641\u064a \u0628\u0627\u0644\u0639\u0634\u0631 \u0645\u0646 \u0645\u0639\u0634\u0627\u0631 \u0627\u0644\u0634\u0631\u064a\u0639\u0629 (Sebagian besar hukum Islam (syariah) itu produk ijtihad, karena nash yang berkaitan dengan hukum tidak sampai sepersepuluh).<\/p>\n

Ternyata hukum Islam banyak versi, tertuang dalam ribuan jilid kitab fikih dari berbagai madzhab. Terus HTI mau pakai yang mana? Madzhab Hanbali yang lebih tekstualis? Apa umat Islam lain mau, seperti mayoritas Muslim Indonesia yang mengikuti madzhab Syafi\u2019\u00ee? Kalau tidak mau, apa bisa dipaksa? Bisa, seperti di Arab Saudi. Tetapi, begitu dipaksa, cara ini sudah keluar dari semangat Islam yang menghargai perbedaan pendapat di antara para Imam. Buntu lagi! Kalau begitu, bikin kompilasi hukum Islam dari berbagai madzhab. Apa mungkin? Mungkin saja, tetapi sulit. Berbagai madzhab lahir karena metode ijtihad yang berbeda di dalam memahami al-Qur\u2019an-Hadis. Ijm\u00e2\u2019 dalam perkara furu\u2019 sulit tercapai. Karena itu, para imam memilih menghormati perbedaan ketimbang menyeragamkan pandangan.<\/p>\n

Dari dua cara ini saja HT, termasuk HTI, kesulitan menemukan jalan keluar. Mungkin derajatnya lebih tinggi lagi: kemustahilan. Perkara tata cara salat saja orang Islam berbeda, apa lagi urusan tata negara yang pelik, yang berhubungan dengan siapa dapat apa. Karena itu, saya mengajak para pemuka HTI untuk realistis. Anggap saja peserta gerakan 212 itu jumlahnya 7,2 juta dan semunya pro-Khilafah. Jumlah itu, anggap saja benar, besar sekali. Jika dikonversi dengan perolehan suara partai pada pemilu 2014, HTI bisa lolos threshold, menempati posisi di bawah PPP (8,1 juta), di atas Hanura (6,6 juta).<\/p>\n

Mungkin HTI bisa menguasai 30 kursi, tergantung sebaran suara. Dengan cara itu, HTI bisa secara lebih gentle memperjuangkan syariat Islam melalui legislasi di DPR. Jika dukungan rakyat makin besar, dan seluruh kursi parlemen berhasil direbut, tinggal perintah MPR untuk amandemen konstitusi. Beres! Soal bagaimana di DPR, itu dinamika politik. Begitu jadi parpol dan punya kursi di DPR, mungkin HTI bisa lebih terbuka seperti PKS. Partai dakwah ini saya dengar mulai mengumandangkan politik kebangsaan, lebih realistis, dan pragmatis. Ini tentu saja jika HTI yakin umat Islam mendukung mereka, sekaligus alat ukur seberapa besar mereka didukung umat Islam. Sebagai informasi, dari sekian kontestan pemilu 2014, partai pengusung formalisasi syariah Islam tinggal satu: PBB (Partai Bulan Bintan). Berapa perolehan suaranya? 1,8 juta (1,46 persen). Dia tidak lolos threshold.<\/p>\n

Jika HTI menolak cara demokrasi ini, kita tidak punya batu uji lain untuk menilai klaim HTI tentang umat Islam. Selama ini, HTI, FPI, dan kelompok sejawat selalu mengklaim umat Islam. Yang tidak setuju dengan mereka dianggap anti-Islam. Pertanyaannya, Islam yang mana? Jumlah orang Islam Indonesia sekitar 200 juta. Hanya sebagian kecil yang berangkat ke 212 atau setuju Khil\u00e2fah. Kalau HTI realistis dan bikin parpol\u2014namanya tentu saja bukan HTI karena sudah dilarang\u2014menjadi jelas peta kekuatan mereka. Address Islam-nya membumi. Jika mereka sebut orang anti-Islam, maksudnya berarti anti-Islam yang jumlahnya 7,2 juta itu, bukan seluruh umat Islam.<\/p>\n

Jika HTI menolak saran ini, lebih baik berhenti \u2018menjual\u2019 ilusi yang tidak tidak realistis. Daripada memikirkan Khil\u00e2fah yang jauh di angan, mending berpikir memajukan Indonesia dengan ilmu dan amal. Kita tetap bisa menjalankan syariat Islam, meskipun tanpa negara Islam atau Khil\u00e2fah Isl\u00e2miyah.<\/p>\n

Oleh: M Kholid Syeirazi, Sekretaris Jenderal PP ISNU.<\/em>
\nSource: [dutaislam.com]<\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Gara-gara ILC (Indonesia Lawyers Club) tempo hari, orang ribut lagi soal Khil\u00e2fah. Untuk sementara, kita tidak usah bantahan dalil. Anggap saja kita setuju Khil\u00e2fah karena dalil-nya qath\u2019\u00ee, tak terbantahkan. Begitu juga riwayat soal panji dan bendera Nabi, semua cocok dengan keyakinan Hizbut Tahr\u00eer (HT). Langkah berikutnya, bagaimana Khil\u00e2fah diwujudkan? Agar diskusinya tidak mengawang-awang, […]<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":1292,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[8,14],"tags":[577,582,579,581,578,580],"yoast_head":"\nJika HTI Menolak Saran Ini, Lebih Baik Berhenti "Menjual" Ilusi Khilafahnya - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/pecihitam.org\/jika-hti-menolak-saran-ini-lebih-baik-berhenti-menjual-ilusi-khilafahnya\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Jika HTI Menolak Saran Ini, Lebih Baik Berhenti "Menjual" Ilusi Khilafahnya - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Pecihitam.org – Gara-gara ILC (Indonesia Lawyers Club) tempo hari, orang ribut lagi soal Khil\u00e2fah. Untuk sementara, kita tidak usah bantahan dalil. Anggap saja kita setuju Khil\u00e2fah karena dalil-nya qath\u2019\u00ee, tak terbantahkan. Begitu juga riwayat soal panji dan bendera Nabi, semua cocok dengan keyakinan Hizbut Tahr\u00eer (HT). Langkah berikutnya, bagaimana Khil\u00e2fah diwujudkan? Agar diskusinya tidak mengawang-awang, […]\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/jika-hti-menolak-saran-ini-lebih-baik-berhenti-menjual-ilusi-khilafahnya\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:author\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2017-12-08T12:17:02+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2017-12-08T12:17:54+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2017\/12\/hti.png\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"700\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"400\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/png\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Redaksi\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Redaksi\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"6 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/jika-hti-menolak-saran-ini-lebih-baik-berhenti-menjual-ilusi-khilafahnya\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/jika-hti-menolak-saran-ini-lebih-baik-berhenti-menjual-ilusi-khilafahnya\/\"},\"author\":{\"name\":\"Redaksi\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/ff3b58d5b39ab10ea20e402be7d60fac\"},\"headline\":\"Jika HTI Menolak Saran Ini, Lebih Baik Berhenti “Menjual” Ilusi Khilafahnya\",\"datePublished\":\"2017-12-08T12:17:02+00:00\",\"dateModified\":\"2017-12-08T12:17:54+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/jika-hti-menolak-saran-ini-lebih-baik-berhenti-menjual-ilusi-khilafahnya\/\"},\"wordCount\":1276,\"commentCount\":0,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/jika-hti-menolak-saran-ini-lebih-baik-berhenti-menjual-ilusi-khilafahnya\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2017\/12\/hti.png\",\"keywords\":[\"agenda hti\",\"fpi\",\"hizbut tahrir indonesia\",\"hti\",\"khilafah hti\",\"pendiri hizbut tahrir\"],\"articleSection\":[\"Opini\",\"Ormas Islam\"],\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"CommentAction\",\"name\":\"Comment\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/jika-hti-menolak-saran-ini-lebih-baik-berhenti-menjual-ilusi-khilafahnya\/#respond\"]}]},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/jika-hti-menolak-saran-ini-lebih-baik-berhenti-menjual-ilusi-khilafahnya\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/jika-hti-menolak-saran-ini-lebih-baik-berhenti-menjual-ilusi-khilafahnya\/\",\"name\":\"Jika HTI Menolak Saran Ini, Lebih Baik Berhenti \\\"Menjual\\\" Ilusi Khilafahnya - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/jika-hti-menolak-saran-ini-lebih-baik-berhenti-menjual-ilusi-khilafahnya\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/jika-hti-menolak-saran-ini-lebih-baik-berhenti-menjual-ilusi-khilafahnya\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2017\/12\/hti.png\",\"datePublished\":\"2017-12-08T12:17:02+00:00\",\"dateModified\":\"2017-12-08T12:17:54+00:00\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/jika-hti-menolak-saran-ini-lebih-baik-berhenti-menjual-ilusi-khilafahnya\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/jika-hti-menolak-saran-ini-lebih-baik-berhenti-menjual-ilusi-khilafahnya\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/jika-hti-menolak-saran-ini-lebih-baik-berhenti-menjual-ilusi-khilafahnya\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2017\/12\/hti.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2017\/12\/hti.png\",\"width\":700,\"height\":400,\"caption\":\"Jika HTI Menolak Saran Ini, Lebih Baik Berhenti \\\"Menjual\\\" Ilusi Khilafah\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/jika-hti-menolak-saran-ini-lebih-baik-berhenti-menjual-ilusi-khilafahnya\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Jika HTI Menolak Saran Ini, Lebih Baik Berhenti “Menjual” Ilusi Khilafahnya\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/ff3b58d5b39ab10ea20e402be7d60fac\",\"name\":\"Redaksi\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/6425f4fe249f16a664104ad8a6a65e4f?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/6425f4fe249f16a664104ad8a6a65e4f?s=96&r=g\",\"caption\":\"Redaksi\"},\"description\":\"Suka Menulis? Silahkan kirimkan tulisan dengan topik seputar Keislaman ke email redaksi di portalpecihitam@gmail.com\",\"sameAs\":[\"https:\/\/toko.pecihitam.org\",\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\"],\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/newpecihitam\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Jika HTI Menolak Saran Ini, Lebih Baik Berhenti \"Menjual\" Ilusi Khilafahnya - Pecihitam.org","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/pecihitam.org\/jika-hti-menolak-saran-ini-lebih-baik-berhenti-menjual-ilusi-khilafahnya\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Jika HTI Menolak Saran Ini, Lebih Baik Berhenti \"Menjual\" Ilusi Khilafahnya - Pecihitam.org","og_description":"Pecihitam.org – Gara-gara ILC (Indonesia Lawyers Club) tempo hari, orang ribut lagi soal Khil\u00e2fah. Untuk sementara, kita tidak usah bantahan dalil. Anggap saja kita setuju Khil\u00e2fah karena dalil-nya qath\u2019\u00ee, tak terbantahkan. Begitu juga riwayat soal panji dan bendera Nabi, semua cocok dengan keyakinan Hizbut Tahr\u00eer (HT). Langkah berikutnya, bagaimana Khil\u00e2fah diwujudkan? Agar diskusinya tidak mengawang-awang, […]","og_url":"https:\/\/pecihitam.org\/jika-hti-menolak-saran-ini-lebih-baik-berhenti-menjual-ilusi-khilafahnya\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_author":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2017-12-08T12:17:02+00:00","article_modified_time":"2017-12-08T12:17:54+00:00","og_image":[{"width":700,"height":400,"url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2017\/12\/hti.png","type":"image\/png"}],"author":"Redaksi","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Redaksi","Est. reading time":"6 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/jika-hti-menolak-saran-ini-lebih-baik-berhenti-menjual-ilusi-khilafahnya\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/jika-hti-menolak-saran-ini-lebih-baik-berhenti-menjual-ilusi-khilafahnya\/"},"author":{"name":"Redaksi","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/ff3b58d5b39ab10ea20e402be7d60fac"},"headline":"Jika HTI Menolak Saran Ini, Lebih Baik Berhenti “Menjual” Ilusi Khilafahnya","datePublished":"2017-12-08T12:17:02+00:00","dateModified":"2017-12-08T12:17:54+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/jika-hti-menolak-saran-ini-lebih-baik-berhenti-menjual-ilusi-khilafahnya\/"},"wordCount":1276,"commentCount":0,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/jika-hti-menolak-saran-ini-lebih-baik-berhenti-menjual-ilusi-khilafahnya\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2017\/12\/hti.png","keywords":["agenda hti","fpi","hizbut tahrir indonesia","hti","khilafah hti","pendiri hizbut tahrir"],"articleSection":["Opini","Ormas Islam"],"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"CommentAction","name":"Comment","target":["https:\/\/pecihitam.org\/jika-hti-menolak-saran-ini-lebih-baik-berhenti-menjual-ilusi-khilafahnya\/#respond"]}]},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/jika-hti-menolak-saran-ini-lebih-baik-berhenti-menjual-ilusi-khilafahnya\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/jika-hti-menolak-saran-ini-lebih-baik-berhenti-menjual-ilusi-khilafahnya\/","name":"Jika HTI Menolak Saran Ini, Lebih Baik Berhenti \"Menjual\" Ilusi Khilafahnya - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/jika-hti-menolak-saran-ini-lebih-baik-berhenti-menjual-ilusi-khilafahnya\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/jika-hti-menolak-saran-ini-lebih-baik-berhenti-menjual-ilusi-khilafahnya\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2017\/12\/hti.png","datePublished":"2017-12-08T12:17:02+00:00","dateModified":"2017-12-08T12:17:54+00:00","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/jika-hti-menolak-saran-ini-lebih-baik-berhenti-menjual-ilusi-khilafahnya\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/pecihitam.org\/jika-hti-menolak-saran-ini-lebih-baik-berhenti-menjual-ilusi-khilafahnya\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/jika-hti-menolak-saran-ini-lebih-baik-berhenti-menjual-ilusi-khilafahnya\/#primaryimage","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2017\/12\/hti.png","contentUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2017\/12\/hti.png","width":700,"height":400,"caption":"Jika HTI Menolak Saran Ini, Lebih Baik Berhenti \"Menjual\" Ilusi Khilafah"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/jika-hti-menolak-saran-ini-lebih-baik-berhenti-menjual-ilusi-khilafahnya\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Jika HTI Menolak Saran Ini, Lebih Baik Berhenti “Menjual” Ilusi Khilafahnya"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/ff3b58d5b39ab10ea20e402be7d60fac","name":"Redaksi","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/6425f4fe249f16a664104ad8a6a65e4f?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/6425f4fe249f16a664104ad8a6a65e4f?s=96&r=g","caption":"Redaksi"},"description":"Suka Menulis? Silahkan kirimkan tulisan dengan topik seputar Keislaman ke email redaksi di portalpecihitam@gmail.com","sameAs":["https:\/\/toko.pecihitam.org","https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/"],"url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/newpecihitam\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1290"}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=1290"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1290\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/1292"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=1290"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=1290"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=1290"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}