Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":1366,"date":"2017-12-17T12:53:03","date_gmt":"2017-12-17T12:53:03","guid":{"rendered":"http:\/\/pecihitam.org\/?p=1366"},"modified":"2017-12-17T12:53:03","modified_gmt":"2017-12-17T12:53:03","slug":"wahabi-rofidhoh-dua-firqoh-yang-tidak-pernah-akur-sepanjang-sejarah","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wahabi-rofidhoh-dua-firqoh-yang-tidak-pernah-akur-sepanjang-sejarah\/","title":{"rendered":"Wahabi-Rofidhoh, Dua Firqoh Yang Tidak Pernah Akur Sepanjang Sejarah"},"content":{"rendered":"

Pecihitam.org<\/strong> – Imam Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad rhm (wafat : 1.132 H) dalam kitab \u201cTatsbiitul Fu-aad\u201d membahas tuntas tentang sikap Kaum Roofidhoh (-Jamaknya : Rowaafidh-) yang selalu melecehkan Shahabat Nabi SAW dengan \u201cdalih\u201d membela Ahli Bait Nabi SAW, dan Kaum Naashibah (-Jamaknya : Nawaashib-) yang sering melecehkan Ahli Bait Nabi SAW dengan \u201cdalih\u201d membela Shahabat Nabi SAW.<\/p>\n

Dan dalam juz 2 halaman 227 kitab tersebut, Imam Al-Haddad rhm menyatakan tentang Roofidhoh dan Naashibah :<\/p>\n

\u201d \u0628\u0639\u0631\u0629 \u0645\u0642\u0633\u0648\u0645\u0629 \u0646\u0635\u0641\u064a\u0646 \u201d<\/p>\n

\u201cKotoran Unta yang dibelah dua<\/em>.\u201d<\/p>\n

\u201cRoofidhoh\u201d dan \u201cNawaashib\u201d adalah musuh bebuyutan, sepanjang sejarah tidak pernah akur, bagaikan air dan minyak, tidak pernah bisa bersatu. Satu sama lainnya saling mengkafirkan, bahkan hingga kini kedua belah pihak saling bernafsu untuk memerangi dan membunuh pihak lainnya.<\/p>\n

Lihat saja \u201cKonflik Berdarah\u201d di Iraq dan Syria saat ini, yang telah menjadi \u201cTragedi Kemanusiaan\u201d yang sangat memilukan dan menyayat hati muslim mana pun yang menyintai \u201cWihdah Islaamiyyah\u201d.<\/p>\n

Bagi Roofidhoh bahwa Nawaashib lebih berbahaya daripada Yahudi mau pun Nashrani. Dan bagi Nawaashib justru Roofidhoh lah yang lebih berbahaya daripada Yahudi dan Nashrani.<\/p>\n

Baik Roofidhoh mau pun Nawaashib sama-sama anti Dialog dan Anti Toleransi Antar Madzhab Islam. Mereka selalu menolak bahkan merusak semua upaya pemersatuan umat Islam
\nsepanjang zaman.<\/p>\n

Mereka lebih suka perang sesama muslim daripada perang melawan Zionis dan Salibis Internasional. Mereka lebih suka membunuh sesama muslim daripada memerdekakan Palestina dan Masjid Al-Aqsha dari cengkeraman Israel.<\/p>\n

Innaa Lillaahi wa Innaa ilaihi Rooji\u2019uun \u2026<\/p>\n

SYIAH dan ROOFIDHOH<\/strong><\/p>\n

Memang tidak semua Syiah adalah Roofidhoh, namun tidak bisa diingkari bahwa kebanyakan Syi\u2019ah bersikap Roofidhoh.<\/p>\n

Harus kita akui bahwa di kalangan Ulama Syiah tidak sedikit yang berupaya mencegah dan melarang penghinaan terhadap para Shahabat Nabi SAW untuk menjaga dan membangun Ukhuwwah Islamiyyah, namun upaya para Ulama Reformis Syiah tersebut tenggelam dalam fanatisme Awam Syiah yang cenderung bersikap Roofidhoh.<\/p>\n

Fanatisme Awam Syiah tersebut bukan tanpa sebab, justru lahir dan menguat akibat aneka kitab Syi\u2019ah dan berbagai pernyataan Ulama mereka sendiri yang menghina Shahabat Nabi SAW sekaliber Sayyiduna Abu Bakar RA dan Sayyiduna Umar RA. Bahkan isteri Nabi SAW seperti Sayyidah Aisyah RA dan Sayyidah Hafshoh RA pun tak luput dari penghinaan mereka.<\/p>\n

Salah satunya, lihat saja kitab \u201cAl-Anwaar An-Nu\u2019maaniyyah\u201d karya Syeikh Ni\u2019matullaah Al-Jazaa-iriy yang isinya dipenuhi dengan hinaan terhadap para Shahabat Nabi SAW. Bahkan dia mengkafirkan Nawaashib, dan menuduh semua Aswaja yang tidak mengutamakan Sayyiduna Ali RA di atas semua Shahabat sebagai Nawaashib yang Kafir.<\/p>\n

Dalam kitab tersebut juz 2 halaman 307 disebutkan :<\/p>\n

\u0625\u0646\u0647\u0645 \u0643\u0641\u0627\u0631 \u0623\u0646\u062c\u0627\u0633 \u0628\u0625\u062c\u0645\u0627\u0639 \u0639\u0644\u0645\u0627\u0621 \u0627\u0644\u0634\u064a\u0639\u0629 \u0627\u0644\u0625\u0645\u0627\u0645\u064a\u0629 \u060c \u0648\u0625\u0646\u0647\u0645 \u0634\u0631 \u0645\u0646 \u0627\u0644\u064a\u0647\u0648\u062f \u0648\u0627\u0644\u0646\u0635\u0627\u0631\u0649 \u060c \u0648\u0625\u0646 \u0645\u0646 \u0639\u0644\u0627\u0645\u0627\u062a \u0627\u0644\u0646\u0627\u0635\u0628\u064a \u062a\u0642\u062f\u064a\u0645 \u063a\u064a\u0631 \u0639\u0644\u064a \u0639\u0644\u064a\u0647 \u0641\u064a \u0627\u0644\u0625\u0645\u0627\u0645\u0629 .\u201d<\/p>\n

\u201cSesungguhnya mereka (-Nawaashib-) adalah Kafir dan Najis dengan Ijma\u2019 Ulama Syiah Imamiyyah. Dan sesungguhnya mereka lebih jahat daripada Yahudi dan Nashrani. Dan sesungguhnya daripada tanda-tanda seorang Naashibah adalah mendahulukan selain Ali di atasnya dalam Imamah.\u201d<\/p>\n

Di Indonesia, sejumlah Tokoh Syiah secara terang-terangan menghina para Shahabat dan Isteri Nabi SAW, seperti :<\/p>\n

    \n
  1. Jalaluddin Rahmat dalam buku \u201cShahabat dalam Timbangan Al-Qur\u2019an, Sunnah dan Ilmu Pengetahuan\u201d hal. 7, dan catatan kaki buku \u201cMeraih Cinta ilahi\u201d hal. 404 \u2013 405 dan 493, serta buku \u201cManusia Pilihan yang disucikan\u201d hal. 164 \u2013 166.<\/li>\n
  2. Emilia Renita AZ dalam buku \u201c40 Masalah Syiah\u201d hal.83.<\/li>\n
  3. Haidar Barong dalam buku \u201cUmar dalam Perbincangan\u201d di hampir semua bab.<\/li>\n<\/ol>\n

    Selain itu, masih ada lagi IJABI (Ikatan Jama\u2019ah Ahlul Bait Indonesia) yang dinakhodai oleh Jalaluddin Rahmat cs yang sering melecehkan Shahabat Nabi SAW dalam aneka seminar dan pertemuan. Bahkan sering melecehkan Islam dengan membela aneka Aliran Sesat seperti Ahmadiyah, sehingga patut disebut sebagai \u201cSyiah Liberal<\/strong>\u201d.<\/p>\n

    Syiah Roofidhoh memang secara demonstratif dan konfrontatif serta provokatif menunjukkan kebenciannya kepada Shahabat Nabi SAW, khususnya Sayyiduna Abu Bakar RA dan Sayyiduna Umar RA, beserta kedua putri mereka yaitu Sayyidah Aisyah RA dan Sayyidah Hafshoh RA,<\/p>\n

    Saking bencinya kepada Sayyiduna Abu Bakar RA dan Sayyiduna Umar RA, kalangan Roofidhoh membuat \u201cDoa Dua Berhala\u201d yang isinya melaknat habis kedua Shahabat Mulia Nabi SAW tersebut.<\/p>\n

    Bahkan mereka haramkan siapa pun dari kalangan mereka diberi nama Abu Bakar atau Umar, atau nama putri keduanya yaitu Aisyah atau Hafshoh.<\/p>\n

    Karenanya, Aswaja sepakat sejak dulu hingga kini, bahwasanya \u201cSyiah Roofidhoh<\/strong>\u201d adalah firqoh yang sesat menyesatkan.<\/p>\n

    Apalagi \u201cSyiah Ghulat<\/strong>\u201d yang menabikan atau menuhankan Sayyiduna Ali RA, dan menganggap para Imam mereka sebagai Utusan atau Titisan Tuhan, serta memvonis Al-Qur\u2019an kurang dan tidak asli lagi, maka Aswaja sepakat bahwa Syiah Ghulat adalah Kafir dan Murtad, bukan lagi termasuk Islam.<\/p>\n

    Ada pun \u201cSyiah Moderat<\/strong>\u201d yang berjiwa Reformis, mereka bukan Ghulat dan bukan Roofidhoh. Mereka adalah saudara muslim yang harus dihormati bukan dicaci, dirangkul bukan dipukul, diajak dialog bukan ditonjok, dilawan dengan dalil bukan dengan bedil.<\/p>\n

    RIWAYAT HADITS SYIAH<\/strong><\/p>\n

    Jadi, jangan ada sikap gebrah uyah dengan \u201cpenggeneralisiran\u201d semua Syiah pasti Ghulat dan pasti Roofidhoh, sehingga semuanya pasti Kafir dan Murtad atau Sesat. Sikap seperti itu sangat gegabah dan amat tidak ilmiah, serta bukan sikap Aswaja.<\/p>\n

    Selain itu, dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim serta Kitab Hadits Aswaja lainnya terdapat \u201cPerawi Syiah\u201d, tapi bukan dari kalangan Ghulat yang Kafir, sehingga jika \u201cmereka\u201d dikafirkan juga, maka berarti ada \u201cPerawi Kafir\u201d dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim serta Kitab Hadits Aswaja lainnya.<\/p>\n

    Itu sangat berbahaya, karena bisa menjadi \u201cBumerang\u201d yang menyerang balik dan menghancurkan Aswaja . Itu tidak dilakukan kecuali oleh mereka yang bodoh tentang Ilmu \u201cJarh wat Ta\u2019diil\u201d atau oleh \u201cpenyusup\u201d yang pura-pura jadi Aswaja, padahal tujuannya merusak Aswaja.<\/p>\n

    Justru adanya riwayat Syiah dalam Kitab Hadits Aswaja, menunjukkan bahwa Aswaja dalam periwayatan Hadits memiliki Metode yang netral, adil, jujur dan amanat, serta jauh dari sikap Fanatisme Madzhab.<\/p>\n

    Silakan buka pernyataan Imam Adz-Dzahabi rhm tentang \u201cRiwayat Syi\u2019ah\u201d dalam kitab \u201cMizaanul I\u2019tidaal\u201d juz 1 hal.29 No.2 pada ulasan \u201cPerawi Syiah\u201d bernama \u201cAbaan bin Taghlib\u201d , dan juz 1 hal.53 No.86 pada ulasan \u201cPerawi Syiah\u201d yang bermama \u201cIbrahim bin Al-Hakam\u201d.<\/p>\n

    Semua pernyataan Imam Adz-Dzahabi rhm tentang \u201cRiwayat Syiah\u201d dinukilkan juga oleh Imam Ibnu Hajar Al-\u2018Asqolaani rhm dalam kitab \u201cLisaanul Miizaan\u201d juz 1 hal.103 -104.<\/p>\n

    Atau cari dan baca saja langsung dalam kitab-kitab Dirooyaat Hadits, nama-nama seperti : Ibrahim bin Yazid, Salim bin Abil Ja\u2019di, Al-Hakam bin \u2018Utaibah, Salamah bin Kuhail, Zubaid bin Al-Harits, Sulaiman bin Mihran, Ismail bin Zakaria, Khalid bin Makhlad, Sulaiman bin Thorkhon dan Sulaiman bin Qorom. Mereka semua adalah Syiah, tapi ditsiqohkan dan diterima riwayatnya oleh Ahli Hadits Aswaja.<\/p>\n

    Inilah bukti bahwa Aswaja adalah Madzhab Islam yang Muhaayid (Netral) dan I\u2019tidaal (Adil), serta Tawassuth (Pertengahan) dan Tawaazun (Seimbang), juga Tasaamuh (Toleran).<\/p>\n

    WAHABI dan NAASHIBAH<\/strong><\/p>\n

    Memang tidak semua Wahabi adalah Naashibah, namun tidak bisa diingkari bahwa kebanyakan Wahabi bersikap Naashibah.<\/p>\n

    Memang di kalangan Ulama Wahabi tidak sedikit yang berupaya mencegah dan melarang penghinaan terhadap para Ahli Bait Nabi SAW dalam bentuk apa pun, untuk menjaga dan membangun Ukhuwwah Islamiyyah, namun upaya para Ulama Reformis Wahabi tersebut juga tenggelam dalam fanatisme Awam Wahabi yang cenderung bersikap Naashibah.<\/p>\n

    Fanatisme Awam Wahabi tersebut bukan tanpa sebab, justru lahir dan menguat akibat aneka kitab Wahabi dan berbagai pernyataan Ulama panutan mereka sendiri yang menghina Ahli Bait Nabi SAW sekaliber Sayyiduna Ali RA dan isterinya Sayyidah Fathimah RA serta kedua putranya Sayyiduna Al-Hasan RA dan Sayyiduna Al-Husein RA.<\/p>\n

    Salah satunya, lihat saja kitab \u201cMinhaajus Sunnah\u201d karya Syeikh Ibnu Taimiyyah sang panutan dan rujukan kalangan Wahabi, yang isinya dipenuhi dengan penghinaan terhadap Ahli Bait Nabi SAW.<\/p>\n

    Dalam kitab tersebut, Ibnu Taimiyyah menyatakan bahwa imannya Sayyidah Khadijah RA tidak manfaat buat umat Islam. Dan bahwa Sayyidah Fathimah RA tercela seperti orang munafiq. Serta Sayyidina Ali RA seorang yang sial dan selalu gagal, serta berperang hanya untuk dunia dan jabatan bukan untuk agama, dan juga perannya untuk Islam tidak seberapa.<\/p>\n

    Ada pun Sayyiduna Al-Hasan RA dan Sayyiduna Al-Husein RA tidak zuhud dan tidak berilmu, serta tidak ada keistimewaannya. Lalu soal pembunuhan Sayyiduna Al-Husein RA hanya masalah kecil, lagi pula dia salah karena melawan Khalifah Yazid yang benar. Dan lain sebagainya.<\/p>\n

    Oleh sebab itu, Imam Ibnu Hajar Al-\u2018Asqolaani rhm dalam kitab \u201cAd-Durorul Kaaminah\u201d juz 1 hal.181 \u2013 182 saat mengulas tentang Ibnu Taimiyyah menyatakan :<\/p>\n

    \u201c\u0648\u0645\u0646\u0647\u0645 \u0645\u0646 \u064a\u0646\u0633\u0628\u0647 \u0625\u0644\u0649 \u0627\u0644\u0646\u0641\u0627\u0642 \u0644\u0642\u0648\u0644\u0647 \u0641\u064a \u0639\u0644\u064a \u0645\u0627 \u062a\u0642\u062f\u0645 .\u201d<\/p>\n

    \u201cDan di antara mereka (-para Ulama-) ada yang menisbahkannya (-Ibnu Taimiyyah-) kepada Nifaq, karena ucapannya tentang Ali sebagaimana telah disebutkan.\u201d<\/p>\n

    Dan dalam kitab \u201cLisaanul Miizaan\u201d, Sang Begawan Hadits ini menyimpulkan :<\/p>\n

    \u201c\u0643\u0645 \u0645\u0646 \u0645\u0628\u0627\u0644\u063a\u0629 \u0644\u062a\u0648\u0647\u064a\u0646 \u0643\u0644\u0627\u0645 \u0627\u0644\u0631\u0627\u0641\u0636\u064a \u0623\u062f\u062a\u0647 \u0623\u062d\u064a\u0627\u0646\u0627 \u0625\u0644\u0649 \u062a\u0646\u0642\u064a\u0635 \u0639\u0644\u064a .\u201d<\/p>\n

    \u201cBerapa banyak sikap berlebihan (Ibnu Taimiyyah) dalam merendahkan perkataan Roofidhoh terkadang mengantarkannya kepada pelecehan Ali.\u201d<\/p>\n

    Sikap berlebihan Ibnu Taimiyyah pada akhirnya mengantarkannya ke penjara pada tahun 726 H hingga wafat di tahun 728 H. Sultan Muhammad bin Qolaawuun memenjarakannya di salah satu menara Benteng Damascus di Syria berdasarkan Fatwa Qodhi Empat Madzhab Aswaja, yaitu:<\/p>\n

    1. Mufti Hanafi Qodhi Muhammad bin Hariri Al-Anshori rhm.
    \n2. Mufti Maliki Qodhi Muhammad bin Abi Bakar rhm.
    \n3. Mufti Syafi\u2019i Qodhi Muhammad bin Ibrahim rhm.
    \n4. Mufti Hanbali Qodhi Ahmad bin Umar Al-Maqdisi rhm.<\/p>\n

    Bahkan Syeikhul Islam Imam Taqiyuddin As-Subki rhm dalam kitab \u201cFataawaa As-Subki\u201d juz 2 halaman 210 menegaskan :<\/p>\n

    \u201c\u0648\u062d\u0628\u0633 \u0628\u0625\u062d\u0645\u0627\u0639 \u0627\u0644\u0639\u0644\u0645\u0627\u0621 \u0648\u0648\u0644\u0627\u0629 \u0627\u0644\u0623\u0645\u0648\u0631\u201d.<\/p>\n

    \u201cDia (Ibnu Taimiyyah) dipenjara dengan Ijma\u2019 Ulama dan Umara<\/em>.\u201d<\/p>\n

    Namun, akhirnya Syeikh Ibnu Taimiyyah rhm bertaubat di akhir umurnya dari sikap berlebihan, khususnya sikap \u201cTakfiir\u201d, sebagaimana diceritakan oleh Imam Adz-Dzahabi rhm dalam kitab \u201cSiyar A\u2019laamin Nubalaa\u201d juz 11 Nomor 2.898 pada pembahasan tentang Imam Abul Hasan Al-Asy\u2019ari rhm.<\/p>\n

    Namun, sayangnya Wahabi saat ini banyak yang tetap berpegang kepada sikap berlebihan Ibnu Taimiyah yang justru sebenarnya sudah diinsyafinya. Bahkan banyak kalangan Wahabi saat ini yang bersikap \u201cKhawaarij\u201d yang cenderung \u201cTakfiirii\u201d yaitu suka mengkafirkan semua umat Islam yang tidak sependapat dengan mereka.<\/p>\n

    Di Indonesia, sejumlah Tokoh Wahabi secara terang-terangan menyatakan bahwa Madzhab Asy\u2019ari adalah bukan Aswaja, bahkan Firqoh sesat menyesatkan, antara lain:<\/p>\n

      \n
    1. Yazid Abdul Qadir Jawaz dalam buku \u201cMulia dengan Manhaj Salaf\u201d bab 13 hal. 519 \u2013 521.<\/li>\n
    2. Abdul Hakim bin Amir Abdat dalam buku \u201cRisalah Bid\u2019ah\u201d bab 19 hal. 295 dan buku \u201cLau Kaana Khairan lasabaquunaa ilaihi\u201d bab 6 hal. 69.<\/li>\n
    3. Hartono Ahmad Jaiz dalam buku \u201cBila Kyai Dipertuhankan\u201d hal.165 \u2013 166.<\/li>\n<\/ol>\n

      Selain mereka, masih ada Mahrus Ali yang mengaku sebagai Mantan Kyai NU melalui lebih dari sepuluh buku karangannya secara eksplisit menyesatkan aneka amaliyah NU yang bermadzhab Asy\u2019ari Syafi\u2019i.<\/p>\n

      Karenanya, Aswaja pun sepakat sejak dulu hingga kini, bahwasanya Khawaarij mau pun Naashibah adalah firqoh yang sesat menyesatkan. Jadi, Wahabi yang berpaham Khawaarij dan bersikap Nawaashib juga merupakan firqoh yang sesat menyesatkan.<\/p>\n

      Ada pun \u201cWahabi Moderat\u201d yang berjiwa Reformis, mereka bukan Khawaarij Takfiirii dan bukan juga Nawaashib. Mereka adalah saudara muslim yang wajib dihormati bukan dicaci, dirangkul bukan dipukul, diajak dialog bukan ditonjok, dilawan dengan dalil bukan dengan bedil.<\/p>\n

      Apalagi mereka masih berpegang kepada sumber hadits yang sama dengan Aswaja, seperti Muwaththo\u2019 Malik dan Musnad Ahmad serta Kutubus Sittah, yaitu: Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Jami\u2019 At-Tirmidzi, Sunan An-Nasaa-i, Sunan Abi Daud dan Sunan Ibni Maajah, dan kitab-kitab Hadits Aswaja lainnya.<\/p>\n

      RIWAYAT NAWAASHIB<\/strong><\/p>\n

      Jadi, jangan ada sikap gebrah uyah dengan \u201cpenggeneralisiran\u201d semua Wahabi pasti Khawaarij Takfiirii atau pasti Nawaashib, sehingga semuanya pasti sesat menyesatkan, apalagi sampai mengkafirkan mereka. Sikap seperti itu sangat gegabah dan amat tidak ilmiah, serta bukan sikap Aswaja.<\/p>\n

      Selain itu, dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim serta Kitab Hadits Aswaja lainnya terdapat \u201cPerawi Khawaarij\u201d dan \u201cPerawi Nawaashib\u201d, sehingga jika \u201cmereka\u201d dikafirkan, maka berarti ada \u201cPerawi Kafir\u201d dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim serta Kitab Hadits Aswaja lainnya.<\/p>\n

      Itu juga sangat berbahaya, karena juga bisa menjadi \u201cBumerang\u201d yang menyerang balik dan menghancurkan Aswaja . Itu tidak dilakukan kecuali oleh mereka yang bodoh tentang Ilmu \u201cJarh wat Ta\u2019diil\u201d atau oleh \u201cpenyusup\u201d yang pura-pura jadi Aswaja, padahal tujuannya merusak Aswaja.<\/p>\n

      Justru adanya riwayat Khawaarij dan Nawaashib dalam Kitab Hadits Aswaja, menunjukkan bahwa Aswaja dalam periwayatan Hadits memiliki Metode yang netral, adil, jujur dan amanat, serta jauh jauh dari sikap Fanatisme Madzhab.<\/p>\n

      Silakan baca kitab \u201cAl-\u2018Itab Al-Jamiil \u2018alaa Ahlil Jarhi wat Ta\u2019diil\u201d karya As-Sayyid Muhammad bin Aqil bin Yahya dengan tahqiq Sayyid Hasan bin Ali As-Saqqoof seorang Ahli Hadits dari Yordania dan ada juga dengan tahqiq DR.Alwi bin Hamid Syihab seorang Dosen Hadits di Universitas Hadromaut \u2013 Yaman.<\/p>\n

      Atau cari dan baca saja langsung dalam kitab- kitab Dirooyaat Hadits, nama-nama seperti : Umar bin Sa\u2019ad, Zuhair bin Mu\u2019awiyah, Ibrahim bin Ya\u2019qub, Ishaq bin Suwaid, Tsaur bin Yazid, Hariiz bin Utsman, Hushoin bin Numair, Khalid bin Abdullah, Ziyad bin Jubair dan Ziyad bin \u2018Alaaqoh. Mereka semua adalah Nawaashib para pembenci Ahli Bait Nabi SAW, tapi ditsiqohkan dan diterima riwayatnya oleh Ahli Hadits Aswaja.<\/p>\n

      Selain itu, masih ada \u201cPerawi Khawaarij\u201d dari berbagai sektenya seperti Ibaadhiyyah, Azaariqoh, Haruuriyyah dan Ash-Shufriyyah, antara lain : Jaabir bin Zaid, Juray bin Kulaib, Syabats bin Rib\u2019i dan \u2018Imraan bin Hiththoon. Dan ada juga \u201cPerawi Murji-ah\u201d yaitu Khalid bin Salamah dan \u201cPerawi Qadariyyah\u201d yaitu Tsaur bin Zaid. Mereka semua adalah Non Aswaja, tapi ditsiqohkan dan diterima riwayatnya oleh Ahli Hadits Aswaja.<\/p>\n

      Inilah bukti bahwa Aswaja adalah Madzhab Islam yang Muhaayid (Netral) dan I\u2019tidaal (Adill), serta Tawassuth (Pertengahan) dan Tawaazun (Seimbang), juga Tasaamuh (Toleran).<\/em><\/p>\n

      SYAIR IMAM SYAFI\u2019I<\/strong><\/p>\n

      Imam Syafi\u2019i RA dalam \u201cDiiwaan\u201d nya pada halaman 20, menyusun beberapa Bait Syair untuk menyindir Roofidhoh yang selalu menuduh para pecinta Sayyiduna Abu Bakar RA sebagai Nawaashib, dan sekaligus juga menyindir Nawaashib yang selalu menuduh para pecinta Ahli Bait Nabi SAW sebagai Syiah Roofidhoh.<\/p>\n

      Berikut syairnya :<\/p>\n

      \u0625\u0630\u0627 \u0646\u062d\u0646 \u0641\u0636\u0644\u0646\u0627 \u0639\u0644\u064a\u0627 \u0641\u0625\u0646\u0646\u0627
      \n\u0631\u0648\u0627\u0641\u0636 \u0628\u0627\u0644\u062a\u0641\u0636\u064a\u0644 \u0639\u0646\u062f \u0630\u064a \u0627\u0644\u062c\u0647\u0644
      \n\u0648\u0641\u0636\u0644 \u0623\u0628\u064a \u0628\u0643\u0631 \u0625\u0630\u0627 \u0645\u0627 \u0630\u0643\u0631\u062a\u0647
      \n\u0631\u0645\u064a\u062a \u0628\u0646\u0635\u0628 \u0639\u0646\u062f \u0630\u0643\u0631\u064a \u0644\u0644\u0641\u0636\u0644
      \n\u0641\u0644\u0627 \u0632\u0644\u062a \u0630\u0627 \u0631\u0641\u0636 \u0648\u0646\u0635\u0628 \u0643\u0644\u0627\u0647\u0645\u0627
      \n\u0628\u062d\u0628\u064a\u0647\u0645\u0627 \u062d\u062a\u0649 \u0623\u0648\u0633\u0651\u062f \u0628\u0627\u0644\u0631\u0645\u0644<\/p>\n

      Jika kami memuliakan Ali maka sesungguhnya kami ..
      \nMenurut orang bodoh adalah Rowaafidh lantaran memuliakannya.
      \nDan jika aku menyebut keutamaan Abu Bakar \u2026
      \nMaka aku dituduh Naashibah lantaran memuliakannya.
      \nMaka aku akan tetap selalu menjadi Roofidhoh dan Naashibah sekaligus \u2026
      \nDengan menyintai keduanya hingga aku berbantalkan pasir (mati).<\/p>\n

      ASWAJA<\/strong><\/p>\n

      Ahlus Sunnah wal Jama\u2019ah yang disingkat \u201cAswaja\u201d adalah bukan Syiah dan bukan juga Wahabi, serta bukan Roofidhoh dan bukan juga Nawaashib.<\/p>\n

      Imam Ibnu Hajar Al-Haitami rhm (w : 973 H) dalam kitab \u201cAz-Zawaajir \u2018an Iqtiroofil Kabaa-ir\u201d halaman 82 mendefinisikan Aswaja sebagai berikut :<\/p>\n

      \u201c\u0627\u0644\u0645\u0631\u0627\u062f \u0628\u0627\u0644\u0633\u0646\u0629 \u0645\u0627 \u0639\u0644\u064a\u0647 \u0625\u0645\u0627\u0645\u0627 \u0623\u0647\u0644 \u0627\u0644\u0633\u0646\u0629 \u0648\u0627\u0644\u062c\u0645\u0627\u0639\u0629 \u0627\u0644\u0634\u064a\u062e \u0623\u0628\u0648 \u0627\u0644\u062d\u0633\u0646 \u0627\u0644\u0623\u0634\u0639\u0631\u064a \u0648 \u0623\u0628\u0648 \u0645\u0646\u0635\u0648\u0631 \u0627\u0644\u0645\u0627\u062a\u0631\u064a\u062f\u064a .\u201d<\/p>\n

      \u201cYang dimaksud dengan Ahlus Sunnah adalah yang dianut oleh dua Imam Ahlus Sunnah wal Jamaa\u2019ah yaitu Syeikh Abul Hasan Al-Asy\u2019ari san Abu Manshur Al-Maaturiidii.<\/em>\u201d<\/p>\n

      Dan Imam Al-Murtadho Az-Zabiidii rhm (wafat : 1.205 H) dalam kitab \u201cIttihaafus Saadah Al-Muttaqiin\u201d juz 2 hal. 6 menyatakan :<\/p>\n

      \u201c\u0625\u0630\u0627 \u0623\u0637\u0644\u0642 \u0623\u0647\u0644 \u0627\u0644\u0633\u0646\u0629 \u0648\u0627\u0644\u062c\u0645\u0627\u0639\u0629 \u0641\u0627\u0644\u0645\u0631\u0627\u062f \u0628\u0647\u0645 \u0627\u0644\u0623\u0634\u0627\u0639\u0631\u0629 \u0648\u0627\u0644\u0645\u0627\u062a\u0631\u064a\u062f\u064a\u0629 .\u201d<\/p>\n

      \u201cJika disebut Ahlus Sunnah wal Jama\u2019ah secara mutlaq, maka yang dimaksud adalah Kaum Asy\u2019ari dan Kaum Maaturiidii<\/em>.\u201d<\/p>\n

      Hampir semua Ulama dan Fuqoha Madzhab Fiqih Hanafi mengikuti Madzhab Aqidah Maaturiidi, karena Imam Abu Manshur Al-Maaturiidii rhm menghimpun ajaran Aqidah Imam Abu Hanifah rhm dalam Madzhab Aqidah Maaturiidiyyah yang dibangunnya.<\/p>\n

      Dan hampir semua Ulama dan Fuqoha Madzhab Fiqih Maliki dan Syafi\u2019i, serta sebagian Ulama dan Fuqoha Madzhab Fiqih Hanbali mengikuti Madzhab Aqidah Asy\u2019ari, karena Imam Abul Hasan Al-Asy\u2019ari rhm menghimpun ajaran Aqidah Imam Malik, Syafi\u2019i dan Ahmad, rohimahumullaah, dalam Madzhab Aqidah Asy\u2019ariyyah yang dibangunnya.<\/p>\n

      Sebagian Ulama Hanbali mengklaim sebagai pengikut Madzhab Aqidah Ahli Hadits dan Atsar yang \u201cdinisbahkan\u201d kepada Imam Ahmad rhm. Mereka mengklaim sebagai Aswaja yang paling asli dan sejati. Kini, pengikut aliran ini banyak mendapat \u201clabel\u201d sesuai aneka sebab kaitannya, antara lain :<\/p>\n