Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":13932,"date":"2019-10-12T08:36:38","date_gmt":"2019-10-12T01:36:38","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=13932"},"modified":"2019-10-12T08:36:40","modified_gmt":"2019-10-12T01:36:40","slug":"antara-pendekatan-tekstualis-semi-tekstualis-dan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/antara-pendekatan-tekstualis-semi-tekstualis-dan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran\/","title":{"rendered":"Antara Pendekatan Tekstualis, Semi-Tekstualis, dan Kontekstualis dalam Menafsirkan Al-Qur\u2019an"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/strong> – Al-Qur\u2019an adalah kitab suci yang menjadi pedoman hidup umat Islam di seluruh dunia, baik dalam kaitannya dengan hablun min Allah maupun yang berkaitan dengan hablum min an-nas wa I-\u2018alam. Kita semua, umat Islam, yakni bahwa kitab suci ini berlaku kapanpun dan di manapun.<\/p>\n\n\n\n

Namun, sebelum al-Qur\u2019an diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, umat Islam, khususnya para ulama, berkewajiban untuk melakukan upaya memahami dan menafsirkannya dari masa ke masa. <\/p>\n\n\n\n

Pertanyaan penting yang wajib dijawab oleh para ulama ini adalah, bagaimana seharusnya al-Qur\u2019an dipahami dan ditafsirkan pada abad ke-21 ini?<\/p>\n\n\n\n

Untuk\nmenjawab pertanyaan ini, para ahli tafsir memahami al-Qur\u2019an dengan metode dan\npendekatan yang bermacam-macam. Misalnya, seorang pakar tafsir dari Australia,\nAbdullah Saeed, sebagaimana tertuang dalam bukunya \u201cInterpreting the Qur\u2019an: Towards a Contemporary Approach<\/em>\u201d, membagi\npendekatan dalam mengkaji al-Qur\u2019an ke dalam tiga pendekatan; tekstualis,\nsemi-tekstualis, dan kontekstualis.<\/p>\n\n\n\n

Dalam mendekati al-Qur\u2019an, kelompok tekstualis biasanya lebih memperhatian aspek kebahasaan. Konteks sejarah yang ada ketika al-Qur\u2019an diturunkan tidak menjadi pertimbangan yang berarti dalam proses penafsiran al-Qur\u2019an. <\/p>\n\n\n\n

Begitu pula dengan pendekatan semi-tekstualis, hanya saja para ulama yang fokus pada pendekatan semi-tekstualis menggunakan idiom-idiom<\/a> dan argumen-argumen baru. <\/p>\n\n\n\n

Cara pandangan terhadap al-Qur\u2019an yang bersifat tekstualis dan semi-tekstualis ini, sangat rawan terjebak pada perspektif literalisme dan cenderung memahami teks secara apa adanya. <\/p>\n\n\n\n

Mereka menganggap al-Qur\u2019an mengatasi sejarah dan pemahaman terhadapnya tidak perlu mempertimbangkan konteks kehidupan zaman sekarang.<\/p>\n\n\n\n

Berbeda\ndengan keduanya, pendekatan kontekstualis diaplikasikan dalam proses penafsiran\ndengan memperhatikan aspek-aspek lingistik al-Qur\u2019an dan konteks sejarahnya,\nbaik mikro maupun makro, serta konteks kekinian. <\/p>\n\n\n\n

Pendekatan\nkontekstualis dalam memahami al-Qur\u2019an ini dipandang oleh ulama-ulama modern\nsebagai alternatif bagi pendekatan tekstualis dan semi-tekstualis yang terlalu\nkaku dalam memahami al-Qur\u2019an, sehingga tidak mampu menangkap pesan-pesan inti\najaran al-Qur\u2019an yang dapat diterapkan di masa sekarang.<\/p>\n\n\n\n

Bila\ndikaji secara lebih sistematis, argumen kontekstualis dalam menafsirkan\nal-Qur\u2019an dapat dijabarkan dalam tujuh poin sebagai berikut:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong><\/em>, konsep wahyu al-Qur\u2019an dan ilham dalam penafsiran<\/strong>. <\/p>\n\n\n\n

Sekurang-kurangnya, wahyu al-Qur\u2019an mengalami empat level proses, yakni wahyu al-Qur\u2019an diturunkan oleh Allah ke al-Lauh al-Mahfuzh, malaikat Jibril menurunkannya kepada Nabi Muhammad, Nabi kemudian menarasikan, membacakan, menyampaikan dan mengajarkan kepada para sahabat. Terakhir, setelah Nabi wafat, \u201cilham atau insiprasi\u201d dari Allah terus berlangsung diberikan kepada umat Islam bersamaan dengan upaya mempraktikkan al-Qur\u2019an dan menafsirkannya dari generasi ke generasi.<\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong><\/em>, perlunya proses penafsiran yang terus-menerus tanpa henti.<\/strong> <\/p>\n\n\n\n

Sejak masa awal Islam, penafsiran al-Qur\u2019an telah berlangsung sedemikian rupa. Nabi dan para sahabat konon telah menafsirkan al-Qur\u2019an dan dilanjutkan oleh generasi tabi\u2019in dan generasi berikutnya. <\/p>\n\n\n\n

Dalam perkembangannya, tafsir al-Qur\u2019an dibagi ke dalam dua bagian: 1). Penafsiran dengan berdasarkan pada riwayat-riwayat (tafsir bi al-ma\u2019tsur<\/em>), dan 2). Penafsiran yang didasarkan pada akal (tafsir bi al-ra\u2019y<\/em>). <\/p>\n\n\n\n

Untuk model penafsiran yang kedua ini, sepertinya sangat dibutuhkan di masa sekarang khususnya untuk merumuskan nilai-nilai Qur\u2019ani yang lebih universal guna untuk menghadapi tantangan zaman. Dari penafsiran berdasarkan akal inilah yang menjadi pintu masuk pendekatan kontekstualis dalam memahami al-Qur\u2019an.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/em>, fleksibilitas al-Qur\u2019an, khususnya terkait dengan perbedaan cara baca dan penghapusan atau penggantian ayat antara satu dengan yang lain (naskh). Dalam hal bacaan, Nabi sendiri sangat fleksibel dalam membacanya, bahkan para sahabat dibolehkan membaca al-Qur\u2019an sesuai dengan dialek mereka.<\/p>\n\n\n\n

Fleksibilitas\nyang lainnya terkait dengan perubahan status hukum ketika pewahyuan al-Qur\u2019an\nmasih berlangsung. Biasanya, perubahan jenis ini disebut dengan istilah naskh.\nIntinya, perubahan ketetapan Allah berupa hukum bertujuan untuk memberikan\nkemudahan bagi umat manusia.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong><\/em>, pemaknaan terhadap al-Qur\u2019an hanya bersifat perkiraan<\/strong>. <\/p>\n\n\n\n

Banyak bagian dalam al-Qur\u2019an yang ternyata memungkinkan untuk ditafsirkan secara beragam dan penafsiran itu hanya perkiraan semata. <\/p>\n\n\n\n

Misalnya tentang ayat-ayat yang termasuk mutasyabihat, ayat-ayat tentang dunia gaib, dan kisah-kisah Nabi terdahulu serta perumpamaan-perumpamaan (amtsal) yang dipahami oleh mufassir<\/a><\/strong> sesuai dengan kemampuan imajinasinya. <\/p>\n\n\n\n

Keterbukaan penafsiran yang beragam ini, mendorong para ahli tafsir untuk mengembangkan pendekatan kontekstualis dalam menafsirkan al-Qur\u2019an di masa sekarang, terlebih pada ayat-ayat etika dan hukum. <\/p>\n\n\n\n

Sebab, pada wilayah etika dan hukum, penafsirannya harus disesuaikan dengan semangat zaman dan tentunya tak lepas dari persentuhannya dengan hukum-hukum yang dibuat oleh manusia.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong><\/em>, adanya kompleksitas makna dalam al-Qur\u2019an. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Dalam hal ini, kaum kontekstualis berpandangan bahwa makna al-Qur\u2019an itu kompleks dan bisa ditafsirkan secara dinamis dan beragam. <\/p>\n\n\n\n

Dengan begitu, upaya penafsiran ayat-ayat al-Qur\u2019an dengan pendekatan kontekstualis ini akan dapat memberi manfaat yang lebih besar bagi kehidupan sekarang. Selama penafsirannya tidak mengandung unsur-unsur subjektif dari penafsir dan mengandung tidak mengandung kepentingan-kepentingan, maka pendekatan ini sah dan boleh.<\/p>\n\n\n\n

Keenam<\/strong><\/em>, perlunya perhatian pada konteks sosio-historis pewahyuan al-Qur\u2019an. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Banyak ayat-ayat al-Qur\u2019an, khususnya yang terkait dengan aspek hukum, tidak bisa dipahami dengan baik, kecuali dengan memperhatikan konteks historisnya. Yakni peristiwa spesifik yang direspon oleh ayat tertentu, maupun situasi umum yang terjadi di kalangan bangsa Arab. <\/p>\n\n\n\n

Ketujuh,<\/strong><\/em> hirarki nilai-nilai yang terkandung pada ayat-ayat hukum<\/strong>. <\/p>\n\n\n\n

Banyak ayat-ayat hukum yang memiliki nilai-nilai tidak setara dan hal ini terkait erat dengan apakah ayat tertentu itu berlaku secara universal ataukah berlaku secara lokal saja.<\/p>\n\n\n\n

Kiranya, beberapa model argumentasi dalam penafsiran kontekstual terhadap al-Qur\u2019an ini bisa dijadikan landasan untuk dapat memahami dan menafsirkan al-Qur\u2019an secara kekinian. <\/p>\n\n\n\n

Sebab, banyak sekali orang atau umat Islam tertentu yang memahami dan menfsirkan al-Qur\u2019an hanya secara tekstual saja, akhirnya mereka terjebak pada literalisme dan penarikan makna al-Qur\u2019an yang ketinggalan zaman.<\/p>\n\n\n\n

Misalnya\nseperti ayat-ayat seputar jihad, perang, dan penerapan hukum-hukum Allah di bumi.\nBila tidak dipahami secara kontekstualis, orang mudah terjebak pada cara\nberpikir takfiri, mudah menyalahkan, suka dengan kekerasan, memerangi\nmusuh-musuh Islam, dan yang paling tragis upaya menerapkan hukum Allah berupa\npendirian negara Islam. <\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Al-Qur\u2019an adalah kitab suci yang menjadi pedoman hidup umat Islam di seluruh dunia, baik dalam kaitannya dengan hablun min Allah maupun yang berkaitan dengan hablum min an-nas wa I-\u2018alam. Kita semua, umat Islam, yakni bahwa kitab suci ini berlaku kapanpun dan di manapun. Namun, sebelum al-Qur\u2019an diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, umat Islam, khususnya […]<\/p>\n","protected":false},"author":13,"featured_media":14263,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[8],"tags":[2614],"yoast_head":"\nAntara Pendekatan Tekstualis, Semi-Tekstualis, dan Kontekstualis dalam Menafsirkan Al-Qur\u2019an - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Pendekatan kontekstualis dalam menafsirkan al-Qur\u2019an ini dipandang oleh ulama-ulama modern sebagai alternatif bagi pendekatan tekstualis dan semi-tekstualis\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/pecihitam.org\/antara-pendekatan-tekstualis-semi-tekstualis-dan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Antara Pendekatan Tekstualis, Semi-Tekstualis, dan Kontekstualis dalam Menafsirkan Al-Qur\u2019an - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Pendekatan kontekstualis dalam menafsirkan al-Qur\u2019an ini dipandang oleh ulama-ulama modern sebagai alternatif bagi pendekatan tekstualis dan semi-tekstualis\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/antara-pendekatan-tekstualis-semi-tekstualis-dan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2019-10-12T01:36:38+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2019-10-12T01:36:40+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/pendekatan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"576\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Rohmatul Izad\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Rohmatul Izad\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"5 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/antara-pendekatan-tekstualis-semi-tekstualis-dan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/antara-pendekatan-tekstualis-semi-tekstualis-dan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran\/\"},\"author\":{\"name\":\"Rohmatul Izad\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/6ff77bd4e73f1d72c0f96789b040072a\"},\"headline\":\"Antara Pendekatan Tekstualis, Semi-Tekstualis, dan Kontekstualis dalam Menafsirkan Al-Qur\u2019an\",\"datePublished\":\"2019-10-12T01:36:38+00:00\",\"dateModified\":\"2019-10-12T01:36:40+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/antara-pendekatan-tekstualis-semi-tekstualis-dan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran\/\"},\"wordCount\":922,\"commentCount\":0,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/antara-pendekatan-tekstualis-semi-tekstualis-dan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/pendekatan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran.jpg\",\"keywords\":[\"menafsirkan al quran\"],\"articleSection\":[\"Opini\"],\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"CommentAction\",\"name\":\"Comment\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/antara-pendekatan-tekstualis-semi-tekstualis-dan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran\/#respond\"]}]},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/antara-pendekatan-tekstualis-semi-tekstualis-dan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/antara-pendekatan-tekstualis-semi-tekstualis-dan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran\/\",\"name\":\"Antara Pendekatan Tekstualis, Semi-Tekstualis, dan Kontekstualis dalam Menafsirkan Al-Qur\u2019an - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/antara-pendekatan-tekstualis-semi-tekstualis-dan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/antara-pendekatan-tekstualis-semi-tekstualis-dan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/pendekatan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran.jpg\",\"datePublished\":\"2019-10-12T01:36:38+00:00\",\"dateModified\":\"2019-10-12T01:36:40+00:00\",\"description\":\"Pendekatan kontekstualis dalam menafsirkan al-Qur\u2019an ini dipandang oleh ulama-ulama modern sebagai alternatif bagi pendekatan tekstualis dan semi-tekstualis\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/antara-pendekatan-tekstualis-semi-tekstualis-dan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/antara-pendekatan-tekstualis-semi-tekstualis-dan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/antara-pendekatan-tekstualis-semi-tekstualis-dan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/pendekatan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/pendekatan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran.jpg\",\"width\":1024,\"height\":576,\"caption\":\"pendekatan kontekstualis dalam menafsirkan al qur'an\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/antara-pendekatan-tekstualis-semi-tekstualis-dan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Antara Pendekatan Tekstualis, Semi-Tekstualis, dan Kontekstualis dalam Menafsirkan Al-Qur\u2019an\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/6ff77bd4e73f1d72c0f96789b040072a\",\"name\":\"Rohmatul Izad\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/ba93774ce9134d53c46448d99649d962?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/ba93774ce9134d53c46448d99649d962?s=96&r=g\",\"caption\":\"Rohmatul Izad\"},\"description\":\"Magister Ilmu Filsafat Universitas Gadjah Mada | Alumni Pesantren Baitul Hikmah Krapyak Yogyakarta\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/rohmizad\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Antara Pendekatan Tekstualis, Semi-Tekstualis, dan Kontekstualis dalam Menafsirkan Al-Qur\u2019an - Pecihitam.org","description":"Pendekatan kontekstualis dalam menafsirkan al-Qur\u2019an ini dipandang oleh ulama-ulama modern sebagai alternatif bagi pendekatan tekstualis dan semi-tekstualis","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/pecihitam.org\/antara-pendekatan-tekstualis-semi-tekstualis-dan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Antara Pendekatan Tekstualis, Semi-Tekstualis, dan Kontekstualis dalam Menafsirkan Al-Qur\u2019an - Pecihitam.org","og_description":"Pendekatan kontekstualis dalam menafsirkan al-Qur\u2019an ini dipandang oleh ulama-ulama modern sebagai alternatif bagi pendekatan tekstualis dan semi-tekstualis","og_url":"https:\/\/pecihitam.org\/antara-pendekatan-tekstualis-semi-tekstualis-dan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2019-10-12T01:36:38+00:00","article_modified_time":"2019-10-12T01:36:40+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":576,"url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/pendekatan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Rohmatul Izad","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Rohmatul Izad","Est. reading time":"5 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/antara-pendekatan-tekstualis-semi-tekstualis-dan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/antara-pendekatan-tekstualis-semi-tekstualis-dan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran\/"},"author":{"name":"Rohmatul Izad","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/6ff77bd4e73f1d72c0f96789b040072a"},"headline":"Antara Pendekatan Tekstualis, Semi-Tekstualis, dan Kontekstualis dalam Menafsirkan Al-Qur\u2019an","datePublished":"2019-10-12T01:36:38+00:00","dateModified":"2019-10-12T01:36:40+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/antara-pendekatan-tekstualis-semi-tekstualis-dan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran\/"},"wordCount":922,"commentCount":0,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/antara-pendekatan-tekstualis-semi-tekstualis-dan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/pendekatan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran.jpg","keywords":["menafsirkan al quran"],"articleSection":["Opini"],"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"CommentAction","name":"Comment","target":["https:\/\/pecihitam.org\/antara-pendekatan-tekstualis-semi-tekstualis-dan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran\/#respond"]}]},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/antara-pendekatan-tekstualis-semi-tekstualis-dan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/antara-pendekatan-tekstualis-semi-tekstualis-dan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran\/","name":"Antara Pendekatan Tekstualis, Semi-Tekstualis, dan Kontekstualis dalam Menafsirkan Al-Qur\u2019an - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/antara-pendekatan-tekstualis-semi-tekstualis-dan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/antara-pendekatan-tekstualis-semi-tekstualis-dan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/pendekatan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran.jpg","datePublished":"2019-10-12T01:36:38+00:00","dateModified":"2019-10-12T01:36:40+00:00","description":"Pendekatan kontekstualis dalam menafsirkan al-Qur\u2019an ini dipandang oleh ulama-ulama modern sebagai alternatif bagi pendekatan tekstualis dan semi-tekstualis","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/antara-pendekatan-tekstualis-semi-tekstualis-dan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/pecihitam.org\/antara-pendekatan-tekstualis-semi-tekstualis-dan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/antara-pendekatan-tekstualis-semi-tekstualis-dan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran\/#primaryimage","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/pendekatan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran.jpg","contentUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/pendekatan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran.jpg","width":1024,"height":576,"caption":"pendekatan kontekstualis dalam menafsirkan al qur'an"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/antara-pendekatan-tekstualis-semi-tekstualis-dan-kontekstualis-dalam-menafsirkan-al-quran\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Antara Pendekatan Tekstualis, Semi-Tekstualis, dan Kontekstualis dalam Menafsirkan Al-Qur\u2019an"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/6ff77bd4e73f1d72c0f96789b040072a","name":"Rohmatul Izad","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/ba93774ce9134d53c46448d99649d962?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/ba93774ce9134d53c46448d99649d962?s=96&r=g","caption":"Rohmatul Izad"},"description":"Magister Ilmu Filsafat Universitas Gadjah Mada | Alumni Pesantren Baitul Hikmah Krapyak Yogyakarta","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/rohmizad\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/13932"}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/13"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=13932"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/13932\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/14263"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=13932"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=13932"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=13932"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}