Riwayat ini\ndhaif karena Makhul ialah seorang tabi\u2019in sementara dia membawakan riwayat dari\nRasulullah SAW sehingga termasuk hadits mursal dan hadits mursal termasuk hadits\ndhaif.<\/p>\n\n\n\n

Serta disamping\nitu perawi di bawah Makhul ialah Abu Said as-Syami yang mana al-Hafidz Ibnu\nHajar menjelaskan bahwa Abu Said as-Syami ialah seorang pendusta. (at-Talkhis\nal-Habir, 2:242)<\/p>\n\n\n\n

• Riwayat\nIbnu Juraij dari Rasulullah SAW.<\/li><\/ul>\n\n\n\n

  Riwayat tersebut\ndisebutkan oleh Syafi\u2019i dalam musnadnya dari Said bin Salim dari Ibnu Juraij,\nyang mana Ibnu Juraij termasuk tabi\u2019in Junior sehingga riwayatnya dari Rasulullah\nSAW termasuk riwayat mu\u2019dhal atau ada 2 generasi perawi yang hilang dan hadits\nmu\u2019dhal tidak bisa dijadikan dalil.<\/p>\n\n\n\n

  Hadits yang\nberisi doa tersebut oleh al-Hafidz Ibnu Hajar dijelaskan dalam kitab\nal-Talkhis:<\/p>\n\n\n\n

  \u0648\u0647\u0648 \u0645\u0639\u0636\u0644 \u0641\u064a\u0645\u0627 \u0628\u064a\u0646 \u0627\u0628\u0646 \u062c\u0631\u064a\u062c \u0648\u0627\u0644\u0646\u0628\u064a \u0635\u0644\u0649 \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0639\u0644\u064a\u0647 \u0648\u0633\u0644\u0645<\/strong><\/strong><\/p>\n\n\n\n

  Maknanya: \u201cIni\ntermasuk riwayat mu\u2019dhal antara Ibnu Juraij dan Nabi SAW.\u201d (Lihat: Tuhfatu\nal-Ahwadziy bi Syarh Jami\u2019 at-Tirmidzi, cet.2, Imam Abdurrahman al-Mubarakfuri,\nKairo, 2013)<\/p>\n\n\n\n

  • Riwayat\nHudzaifah bin Usaid dari Rasulullah SAW.<\/li><\/ul>\n\n\n\n

    Riwayat tersebut\ndisebutkan at-Thabrani dalam al-Kabir dan dalam sanadnya ada Ashim bin Salman\nal-Kauzi yang dinyatakan para ulama sebagai pendusta. (Mizan al-I\u2019tidal, 2:351)<\/p>\n\n\n\n

    Semua riwayat\nyang menyebutkan doa ini ialah riwayat yang dhaif sehingga tidak dijumpai\nadanya dalil yang cukup kuat bahwa Rasulullah SAW yang mengajarkan doa khusus\nketika melihat Ka\u2019bah, maka dapat diambil kesimpulan sesuai perkataan Imam\nSyafi\u2019i bahwa mengangkat tangan saat melihat Ka\u2019bah bukanlah suatu hal yang\nmakruh dan bukan juga sunnah. <\/p>\n\n\n\n

    Maka kembali\nditegaskan bahwa doa di atas tersebut sama sekali tidak ada hubungannya dengan\ntata cara haji ataupun umrah serta ada sebagian ulama ada yang sama sekali\ntidak mengamalkannya seperti misalnya Imam Malik.<\/p>\n\n\n\n

    Demikian penjelasan\ndoa ketika seseorang melihat Ka\u2019bah, dan adapun doa melihat Ka\u2019bah cukup dari\nkandungannya saja dapat diketahui bahwa doa tersebut baik untuk diamalkan\nkarena berdoa ketika melihat suatu hal yang indah dianjurkan dalam Islam. <\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

    PeciHitam.org \u2013 Ka’bah adalah tempat yang sakral bagi orang Islam, karena Ka’bah menjadi qiblat bagi orang yang hendak melakukan rukun islam kedua dan terakhir. Tertentu bagi orang yang mampu melakukan ibadah haji dan umrah, mengunjungi ka’bah pastilah menjadi keberuntungan tersendiri. Maka dari itu, sebagai perwujudan rasa pengaguman dan pengagungan terhadap ka’bah, terdapat riwayat khusus terkait […]<\/p>\n","protected":false},"author":40,"featured_media":14217,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[2564,2136],"tags":[5133],"yoast_head":"\n