Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":14251,"date":"2019-10-13T05:32:39","date_gmt":"2019-10-12T22:32:39","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=14251"},"modified":"2019-10-12T22:42:23","modified_gmt":"2019-10-12T15:42:23","slug":"pentingnya-belajar-ilmu-mantiq-ilmu-logika","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/pentingnya-belajar-ilmu-mantiq-ilmu-logika\/","title":{"rendered":"Pentingnya Belajar Ilmu Mantiq (Ilmu Logika)"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/strong> -Terkadang orang bertanya-tanya apa ilmu Mantiq itu sebenarnya? Bahkan dengan serampangan kadang orang malah beranggapan bahwa ilmu Mantiq itu adalah yang sebetulnya tidak perlu dipelajari dan didalami.<\/p>\n\n\n\n

Padahal dari ilmu mantiq sendiri kita diajarkan terkait kaidah kidah berpikir dengan benar, sistematik, terukur dan mendalam. Tidak hanya itu, Ilmu Mantiq pun menuntut kita untuk berpikir sebelum berucap, merenung sebelum bertindak dan menelaah sebelum menghakimi orang yang berbeda paham. <\/p>\n\n\n\n

Sehingga dari Ilmu Mantiq sebetulnya akan mengantar pikiran kita tuk jauh lebih dewasa, menanggapi apapun yang terjadi dengan pola pikir yang sistematis.<\/p>\n\n\n\n

Terlebih jika itu membahas tentang perbedaan dan ilmu pengetahuan yang kita tidak ketahui dan malah membuat kita fanatik dengan ilmu yang kita ketahui, kan sedikit memprihatinkan?<\/p>\n\n\n\n

Pepatah arab mengatakan \u201cAl Nas \u2018adau ma jahilu\u201d<\/em> (Manusia itu cenderung memusuhi apa yang tidak diketahuinya). Itulah mengapa pentingnya kita untuk memasuki terkait apa yang sebetulnya kita tidak ketahui dengan cara berpikir yang logis, dan itulah pentingnya Ilmu Mantiq sebenarnya.<\/p>\n\n\n\n

Maka tak heran jikalau ulama sekelas Imam Al Ghazali<\/a><\/strong> dalam salah satu bukunya mengatakan:<\/p>\n\n\n\n

\u201cOrang yang tidak mempelajari Ilmu Mantiq (Ilmu logika) Kredebilitas keilmuannya layak dipertanyakan, karena tentu ia tidak memiliki metodologi berpikir yang benar\u201d (lihat Abu Hamid Al Ghazali, al-Mustashfa, (Beirut: Darul Kutub Al \u2018Ilmiyyah, 1993) hlm. 10)<\/em><\/p>\n\n\n\n

Pertanyaannya kemudian ialah apa point dasarnya hingga Ilmu Mantiq itu penting dipelajari? <\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, dengan Ilmu Mantiq kita akan dituntut untuk merumuskan istilah istilah kunci topik sebelum kita jelaskan atau perdebatkan dalam sebuah forum.<\/p>\n\n\n\n

Bagaimana bisa kita merasa kritis terhadap masalah jikalau istilah istilah yang kita keluarkan sebetulnya kita tidak tahu makna dan definisinya. Terkait hal ini, Ilmu Mantiq mengkhususkan pembahasannya pada Ta\u2019rif, Al Qaul al Syarih atau definisi. Sehingga dalam bab ini kita akan dibimbing agar bagaimana caranya membangun definisi yang benar dan tepat. <\/p>\n\n\n\n

Sebagai contoh, kita melabrak seseorang yang lebih khususnya berbeda agama dengan sebutan Kafir, padahal dari kata kafir sendiri kita tidak tahu definisi dan asal katanya hingga harus menyebut mereka yang berbeda agama dengan sebutan kafir.<\/p>\n\n\n\n

Begitupun dengan istilah istilah lainnya seperti Sekuler atau liberal yang sebenarnya kita dapatkan dari orang lain karena pernah duduk bersama disebuah kajian Ilmu, maka dengan serampangan kita menyebut kata itu yang disasarkan pada orang yang tidak tepat.<\/p>\n\n\n\n

Padahal ketika ditanya apa definisi dari sekuler dan liberal itu sendiri? malah dijawab dengan seenaknya tanpa harus berpikir secara logis.<\/p>\n\n\n\n

Kita bisa saja beranggapan bahwa ini hanyalah hal sepele apalagi hanya terkait pada persoalan definisi, tapi sadarkah kita bahwa masalah masalah besar terkadang berasal dari kesalahan pahaman definisi yang merupakan akibat dari ketidakmampuan dan kemalasan otak seseorang dalam berpikir secara logis dan sistematis. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, dengan Ilmu Mantiq kita akan dituntut tentang bagaimana caranya membangun Qiyas (Silogisme) yang benar. Tentu dalam kaidah berpikir Qiyas atau Silogisme sangat dibutuhkan terlebih pada pembahasan Ilmu Tauhid dan Ilmu Filsafat pastinya.<\/p>\n\n\n\n

Sehingga memahami sebuah persoalan tanpa adanya qiyas dengan benar akan mengantarkan kita pada kesulitan dalam menalar setumpuk argumen rasional yang terserak dalam kitab kitab klasik Islam dan kitab ataupun buku lainnya.<\/p>\n\n\n\n

Namun yang menjadi catatan\npentinya ialah merangkai qiyas atau silogisme pun ada kaidahnya, dan tidak\nsembarangan merangkai, ringkasnya ialah Qiyas sangat berguna dalam membangun\nargumen yang kokoh dalam membangun sebuah argumen yang kokoh dan mampu\nmemuaskan nalar. <\/p>\n\n\n\n

Sebagai contohnya ialah terkait pembuktian keberadaan Tuhan dengan akal. Bagaimana bisa kita sampai pada kesimpulan bahwa Tuhan itu ada? Sudah tentu pada jawaban ini para pengamat dan pengkaji memerlukan rumusan Qiyas dan Silogisme demi memberi sebuah jawaban yang logis.<\/p>\n\n\n\n

Dalam hal ini, Teolog dan Filsuf Muslim biasanya menawarkan dua dalil apa yang disebut dengan Dalil Al Huduts <\/em>(Dalil keburuan Alam) dan dalil Al Imkan<\/em> (dalil kemungkinan alam).<\/p>\n\n\n\n

Kita bisa sedikit menoleh pada penjelasan singkat terkait dalil pertama (Dalil Al Huduts), dalil tersebut biasanya dirangkai dengan rumusan sebagai berikut:<\/p>\n\n\n\n