Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU, Kiai Robikin Emhas, menanggapi aksi penusukan terhadap Menkopolhukam Wiranto<\/a> yang terjadi di Banten, Kamis, 10 Oktober 2019. <\/p>\n\n\n\n

Menurut Kiai Robikin, aparat keamanan tak perlu ragu menindak tegas pelaku terorisme, meski kerap dibenturkan dengan isu pelanggaran hak asasi manusia. Sebab, tindakan tegas pada teroris bukan termasuk pelanggaran HAM. <\/p>\n\n\n\n

“Tidak ada pelanggaran HAM jika penindakan hukum terhadap para pelaku sesuai dengan peraturan perundang-undangan,” kata Kiai Robikin, Sabtu 12 Oktober 2019, dikutip dari VIVAnews.<\/p>\n\n\n\n

Kiai Robikin juga menegaskan, aksi penyerangan terhadap Wiranto merupakan upaya untuk mengusik rasa aman masyarakat karena menyasar simbol negara. Pelaku telah melakukan perbuatan biadab yang tak sejalan dengan nilai agama maupun kepercayaan apa pun. <\/p>\n\n\n\n

“Pak Wiranto selaku Menkopolhukam RI merupakan pengemban amanah di bidang keamanan negara, sehingga yang diserang adalah simbol negara. Itu artinya, yang diserang hakikatnya adalah keamanan negara, rasa aman masyarakat,” ujar Kiai Robikin. <\/p>\n\n\n\n

Kiai Robikin juga menyatakan bahwa pihaknya mendukung aparat dalam menuntaskan kasus penusukan Wiranto. “Untuk itu saya mendukung penuh upaya dan langkah-langkah aparat keamanan mengusut tuntas motif, pola, serta gerakan yang memicu terjadinya peristiwa tersebut,” tambahnya.<\/p>\n\n\n\n

Namun, Kiai Robikin meminta supaya kejadian ini tidak dikaitkan dengan masalah agama. Ia menyebut, Islam merupakan agama yang membawa perdamaian dan menebar kasih sayang bagi seluruh alam. “Jangan ada yang mengaitkan dengan Islam. Karena Islam adalah agama damai, (rahmatan lil alamin). Islam pasti mengutuk segala bentuk kekerasan seperti ini,” kata Kiai Robikin.<\/p>\n\n\n\n

Peristiwa penyerangan terhadap Wiranto memantik kecaman dari berbagai pihak. Polisi telah menangkap dua orang pelaku, yaitu Abu Rara dan istrinya yang berinisial FA. Polisi dan sejumlah pengamat menetapkan dugaan bahwa mereka terkait dengan Jamaah Ansharut Daulah atau JAD yang memiliki afiliasi dengan ISIS. <\/p>\n\n\n\n

Saat terjadi penyerangan, Wiranto jatuh tersungkur dan mengalami luka tusuk di bagian perut. Wiranto menjalani perawatan di RSPAD Gatot Soebroto. <\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU, Kiai Robikin Emhas, menanggapi aksi penusukan terhadap Menkopolhukam Wiranto yang terjadi di Banten, Kamis, 10 Oktober 2019. Menurut Kiai Robikin, aparat keamanan tak perlu ragu menindak tegas pelaku terorisme, meski kerap dibenturkan dengan isu pelanggaran hak asasi manusia. Sebab, tindakan tegas pada teroris bukan termasuk pelanggaran HAM. “Tidak ada pelanggaran […]<\/p>\n","protected":false},"author":8,"featured_media":14294,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[2],"tags":[1766,5079,5081],"yoast_head":"\n