Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":14666,"date":"2019-10-14T10:57:32","date_gmt":"2019-10-14T03:57:32","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=14666"},"modified":"2019-10-14T10:57:33","modified_gmt":"2019-10-14T03:57:33","slug":"tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren-kebiasaan-orang-shaleh-sejak-zaman-nabi","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren-kebiasaan-orang-shaleh-sejak-zaman-nabi\/","title":{"rendered":"Tradisi Mencium Tangan Kiai di Pesantren, Kebiasaan Orang Shaleh Sejak Zaman Nabi"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/strong> – Suatu ketika, saya ngobrol panjang dengan seorang teman, obrolan kami berkisar seputar pesantren dan beberapa tradisi yang ada di dalamnya. Ketika masuk ke pembahasan tradisi mencium tangan kiai, teman saya berpendapat bahwa tradisi cium tangan adalah sesuatu yang tidak layak, tidak manusiawi, dan dianggap representasi dari satu jenis perbudakan. <\/p>\n\n\n\n

Maklum, teman saya ini hampir tidak pernah mengenyam pendidikan ala pesantren<\/a>. Sejak kecil, dia lebih banyak menghabiskan waktu dengan sekolah umum yang kurang ada sentuhan kepesantrenan. <\/p>\n\n\n\n

Tapi apa boleh buat, pandangan yang kurang pas soal tradisi mencium tangan kiai ini harus saya luruskan agar tidak terjadi kesalahpahaman. <\/p>\n\n\n\n

Biasanya, seseorang yang menolak tradisi-tradisi lama semacam cium tangan, sangat banyak terpengaruh oleh gagasan orang-orang Barat yang bercirikan bebas dan anti merendah di hadapan orang lain. <\/p>\n\n\n\n

Pandangan seperti ini boleh jadi benar, tapi tidak selalu menunjuk pada ketetapan yang pasti perihal baik-buruknya. <\/p>\n\n\n\n

Dengan kepala dingin, saya menjelaskan secara pelan-pelan kepadanya bahwa tradisi cium tangan kiai sama sekali tidak ada kaitannya dengan masalah perbudakan atau seolah-olah diri kita rendah dihadapan orang yang kita cium tanyannya, sama sekali tidak. <\/p>\n\n\n\n

Mencium tangan kiai bukan hanya tradisi yang ada di pesantren, tapi merupakan ajaran dan kesunahan yang sudah dilakukan sejak zaman Nabi.<\/p>\n\n\n\n

Para\nulama telah bersepakat bahwa mencium tangan kiai, guru, atau orang yang kita\nmuliakan merupakan perbuatan yang sangat dianjurkan dalam agama. Sebab,\nperbuatan itu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada mereka. <\/p>\n\n\n\n

Baiknya,\ndi bawah ini akan disebutkan beberapa riwayat hadits yang mendukung dalil\nkesunahan mencium tangan:<\/p>\n\n\n\n

\u201cDari Zari\u2019 ketika beliau menjadi salah satu\ndelegasi suku Abdil Qais, beliau berkata, ketika sampai di Madinah kami\nbersegera turun dari kendaraan, lalu mengecup tangan dan kaki Nabi Saw<\/em>\u201d\n(HR. Abu Dawud).<\/p>\n\n\n\n

\u201cDari Ibnu Jad\u2019an ia berkata kepada Anas bin Malik, apakah engkau pernah memegang Nabi dengan tanganmu ini? Sahabat Anas berkata, \u201cYa\u201d, lalu Ibnu Jad\u2019an mencium tangan Anas tersebut<\/em>\u201d (HR. Bukhari dan Ahmad).<\/p>\n\n\n\n

\u201cDari Jabir r.a sesungguhnya Umar mencium\ntangan Nabi<\/em>\u201d (HR. Ibnu al-Muqarri).<\/p>\n\n\n\n

\u201cDari Abi Malik al-Asyja\u2019i berkata; saya\nberkata kepada Ibnu Abi Aufa, ulurkan tanganmu yang pernah engkau bai\u2019at Rasul\ndengannya, maka ia mengulurkannya dan aku kemudian menciumnya<\/em>\u201d (HR. Ibnu\nMuqarri).<\/p>\n\n\n\n

Berdasarkan\nhadits-hadits di atas, para ulama dari dulu hingga sekarang menetapkan status\nhukum bahwa mencium tangan guru, ulama, atau orang saleh, merupakan sebuah\nkesunahan yang harus dilakukan. Mereka adalah orang-orang yang kita hormati\nkarena agama dan kemuliaannya. <\/p>\n\n\n\n

Bahkan, imam Nawawi<\/a><\/strong> berpendapat bahwa mencium tangan seseorang karena zuhudnya, kebaikannya, ilmunya, atau kedudukannya dalam agama adalah perbuatan yang tidak dimakruhkan, bahkan hal tersebut disunahkan. <\/p>\n\n\n\n

Senada dengan itu, imam al-Zaila\u2019i berkata bahwa boleh mencium tangan seorang ulama dan orang yang wira\u2019i karena berharap barakahnya.<\/p>\n\n\n\n

Dari\nsinilah, tradisi mencium tangan kiai atau ulama menjadi semacam kebiasaan yang\nsangat mendarah daging di lingkungan pesantren, atau bahkan sangat berpengaruh\ndalam berperilaku antara murid dan guru di sekolah-sekolah. <\/p>\n\n\n\n

Tradisi mencium tangan ini sudah menjadi ukuran sopan santun seorang murid kepada gurunya atau santri kepada kiainya. Santri yang tidak mau mencium tangan kiainya, ia akan dicap sebagai santri yang kurang ajar dan tidak punya sopan santun. <\/p>\n\n\n\n

Dengan begitu, tidak ada alasan bagi siapapun untuk berpandangan bahwa mencium tangan adalah tradisi yang tidak baik atau ketinggalan zaman. Sebab akhlak atau perilaku yang dianggap baik, tidak pernah lekat oleh ruang dan waktu. <\/p>\n\n\n\n

Bila ilmu pengetahuan selalu berkembang dan mengalami perubahan, maka akhlak adalah sesuatu yang hampir tidak pernah berubah dari waktu ke waktu. <\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Suatu ketika, saya ngobrol panjang dengan seorang teman, obrolan kami berkisar seputar pesantren dan beberapa tradisi yang ada di dalamnya. Ketika masuk ke pembahasan tradisi mencium tangan kiai, teman saya berpendapat bahwa tradisi cium tangan adalah sesuatu yang tidak layak, tidak manusiawi, dan dianggap representasi dari satu jenis perbudakan. Maklum, teman saya ini […]<\/p>\n","protected":false},"author":13,"featured_media":14703,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[6],"tags":[5241,1724],"yoast_head":"\nTradisi Mencium Tangan Kiai di Pesantren, Kebiasaan Orang Shaleh Sejak Zaman Nabi - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Para ulama dari dulu hingga sekarang menetapkan status hukum bahwa mencium tangan kiai, guru, ulama, atau orang saleh, merupakan sebuah kesunnahan\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren-kebiasaan-orang-shaleh-sejak-zaman-nabi\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Tradisi Mencium Tangan Kiai di Pesantren, Kebiasaan Orang Shaleh Sejak Zaman Nabi - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Para ulama dari dulu hingga sekarang menetapkan status hukum bahwa mencium tangan kiai, guru, ulama, atau orang saleh, merupakan sebuah kesunnahan\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren-kebiasaan-orang-shaleh-sejak-zaman-nabi\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2019-10-14T03:57:32+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2019-10-14T03:57:33+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"576\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Rohmatul Izad\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Rohmatul Izad\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"3 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren-kebiasaan-orang-shaleh-sejak-zaman-nabi\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren-kebiasaan-orang-shaleh-sejak-zaman-nabi\/\"},\"author\":{\"name\":\"Rohmatul Izad\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/6ff77bd4e73f1d72c0f96789b040072a\"},\"headline\":\"Tradisi Mencium Tangan Kiai di Pesantren, Kebiasaan Orang Shaleh Sejak Zaman Nabi\",\"datePublished\":\"2019-10-14T03:57:32+00:00\",\"dateModified\":\"2019-10-14T03:57:33+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren-kebiasaan-orang-shaleh-sejak-zaman-nabi\/\"},\"wordCount\":569,\"commentCount\":0,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren-kebiasaan-orang-shaleh-sejak-zaman-nabi\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren.jpg\",\"keywords\":[\"cium tangan kiai\",\"mencium tangan ulama\"],\"articleSection\":[\"Khazanah\"],\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"CommentAction\",\"name\":\"Comment\",\"target\":[\"https:\/\/www.pecihitam.org\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren-kebiasaan-orang-shaleh-sejak-zaman-nabi\/#respond\"]}]},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren-kebiasaan-orang-shaleh-sejak-zaman-nabi\/\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren-kebiasaan-orang-shaleh-sejak-zaman-nabi\/\",\"name\":\"Tradisi Mencium Tangan Kiai di Pesantren, Kebiasaan Orang Shaleh Sejak Zaman Nabi - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren-kebiasaan-orang-shaleh-sejak-zaman-nabi\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren-kebiasaan-orang-shaleh-sejak-zaman-nabi\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren.jpg\",\"datePublished\":\"2019-10-14T03:57:32+00:00\",\"dateModified\":\"2019-10-14T03:57:33+00:00\",\"description\":\"Para ulama dari dulu hingga sekarang menetapkan status hukum bahwa mencium tangan kiai, guru, ulama, atau orang saleh, merupakan sebuah kesunnahan\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren-kebiasaan-orang-shaleh-sejak-zaman-nabi\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/www.pecihitam.org\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren-kebiasaan-orang-shaleh-sejak-zaman-nabi\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren-kebiasaan-orang-shaleh-sejak-zaman-nabi\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren.jpg\",\"width\":1024,\"height\":576,\"caption\":\"tradisi mencium tangan kiai di pesantren\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren-kebiasaan-orang-shaleh-sejak-zaman-nabi\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Tradisi Mencium Tangan Kiai di Pesantren, Kebiasaan Orang Shaleh Sejak Zaman Nabi\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/6ff77bd4e73f1d72c0f96789b040072a\",\"name\":\"Rohmatul Izad\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/ba93774ce9134d53c46448d99649d962?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/ba93774ce9134d53c46448d99649d962?s=96&r=g\",\"caption\":\"Rohmatul Izad\"},\"description\":\"Magister Ilmu Filsafat Universitas Gadjah Mada | Alumni Pesantren Baitul Hikmah Krapyak Yogyakarta\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/rohmizad\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Tradisi Mencium Tangan Kiai di Pesantren, Kebiasaan Orang Shaleh Sejak Zaman Nabi - Pecihitam.org","description":"Para ulama dari dulu hingga sekarang menetapkan status hukum bahwa mencium tangan kiai, guru, ulama, atau orang saleh, merupakan sebuah kesunnahan","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/www.pecihitam.org\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren-kebiasaan-orang-shaleh-sejak-zaman-nabi\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Tradisi Mencium Tangan Kiai di Pesantren, Kebiasaan Orang Shaleh Sejak Zaman Nabi - Pecihitam.org","og_description":"Para ulama dari dulu hingga sekarang menetapkan status hukum bahwa mencium tangan kiai, guru, ulama, atau orang saleh, merupakan sebuah kesunnahan","og_url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren-kebiasaan-orang-shaleh-sejak-zaman-nabi\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2019-10-14T03:57:32+00:00","article_modified_time":"2019-10-14T03:57:33+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":576,"url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Rohmatul Izad","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Rohmatul Izad","Est. reading time":"3 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren-kebiasaan-orang-shaleh-sejak-zaman-nabi\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren-kebiasaan-orang-shaleh-sejak-zaman-nabi\/"},"author":{"name":"Rohmatul Izad","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/6ff77bd4e73f1d72c0f96789b040072a"},"headline":"Tradisi Mencium Tangan Kiai di Pesantren, Kebiasaan Orang Shaleh Sejak Zaman Nabi","datePublished":"2019-10-14T03:57:32+00:00","dateModified":"2019-10-14T03:57:33+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren-kebiasaan-orang-shaleh-sejak-zaman-nabi\/"},"wordCount":569,"commentCount":0,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren-kebiasaan-orang-shaleh-sejak-zaman-nabi\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren.jpg","keywords":["cium tangan kiai","mencium tangan ulama"],"articleSection":["Khazanah"],"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"CommentAction","name":"Comment","target":["https:\/\/www.pecihitam.org\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren-kebiasaan-orang-shaleh-sejak-zaman-nabi\/#respond"]}]},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren-kebiasaan-orang-shaleh-sejak-zaman-nabi\/","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren-kebiasaan-orang-shaleh-sejak-zaman-nabi\/","name":"Tradisi Mencium Tangan Kiai di Pesantren, Kebiasaan Orang Shaleh Sejak Zaman Nabi - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren-kebiasaan-orang-shaleh-sejak-zaman-nabi\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren-kebiasaan-orang-shaleh-sejak-zaman-nabi\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren.jpg","datePublished":"2019-10-14T03:57:32+00:00","dateModified":"2019-10-14T03:57:33+00:00","description":"Para ulama dari dulu hingga sekarang menetapkan status hukum bahwa mencium tangan kiai, guru, ulama, atau orang saleh, merupakan sebuah kesunnahan","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren-kebiasaan-orang-shaleh-sejak-zaman-nabi\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/www.pecihitam.org\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren-kebiasaan-orang-shaleh-sejak-zaman-nabi\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren-kebiasaan-orang-shaleh-sejak-zaman-nabi\/#primaryimage","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren.jpg","contentUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren.jpg","width":1024,"height":576,"caption":"tradisi mencium tangan kiai di pesantren"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/tradisi-mencium-tangan-kiai-di-pesantren-kebiasaan-orang-shaleh-sejak-zaman-nabi\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Tradisi Mencium Tangan Kiai di Pesantren, Kebiasaan Orang Shaleh Sejak Zaman Nabi"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/6ff77bd4e73f1d72c0f96789b040072a","name":"Rohmatul Izad","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/ba93774ce9134d53c46448d99649d962?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/ba93774ce9134d53c46448d99649d962?s=96&r=g","caption":"Rohmatul Izad"},"description":"Magister Ilmu Filsafat Universitas Gadjah Mada | Alumni Pesantren Baitul Hikmah Krapyak Yogyakarta","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/rohmizad\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/14666"}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/13"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=14666"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/14666\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/14703"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=14666"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=14666"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=14666"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}