PeciHitam.org \u2013 <\/strong>Pada zaman sekarang definisi dari cantik bagi sebagian kalangan salah satunya ialah memiliki kulit bebas bulu dan beberapa cara yang ditempuh ialah dengan waxing, tetapi yang menjadi pertanyaan adalah bagaimanakah hukum fikih waxing dalam Islam dimana bulu yang tumbuh di kaki ataupun tangan dicabut atau dicukur dengan tujuan untuk mempercantik diri.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya perlu\ndiketahui waxing atau mencukur sendiri sebenarnya disebut Islam sebagai sunnah\nfitrah tetapi daerah yang diwaxing khusus secara spesifik hanya pada beberapa\nbagian tubuh saja.<\/p>\n\n\n\n

Sebagaimana\ndijelaskan dalam hadits dari Anas bin Malik ra, yang artinya:<\/p>\n\n\n\n

\u201cAda lima macam sunnah fitrah yaitu, khitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kumis, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak.\u201d (HR Bukhari dan Muslim<\/a>)<\/p>\n\n\n\n

Diterangkan\nSayyid Sabiq dalam Fiqh Sunnahnya ialah bagian yang boleh diwaxing atau dicukur\ndiantaranya ialah bulu kemaluan, bulu ketiak serta kumis bagi laki-laki, namun\ntentang bulu kaki dan tangan para fuqaha atau ahli fikih masih berbeda pendapat\ntentang kebolehannya.<\/p>\n\n\n\n

Perbedaan\npendapat ulama tersebut dikarenakan perspektif dari bulu tangan dan kaki itu\nsendiri yaitu apakah qiyas dari bulu tangan dan kaki lebih dekat kepada bulu\nketiak dan bulu kemaluan atau lebih dekat kepada bulu alis dan ulama yang\nmenggolongkan bulu tangan atau kaki bisa diqiyaskan dengan bulu ketiak  memperbolehkannya untuk di waxing atau di\ncukur.<\/p>\n\n\n\n

Di sisi lain\njika diqiyaskan dekat dengan alis mata maka hukumnya haram untuk dicabut atau\ndicukur dan hal ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang artinya:<\/p>\n\n\n\n

\u201cAllah melaknat\norang yang mencabut an-Nabishah (alis dan rambut-rambut sekitar wajah selain\nkumis dan jenggot) dan orang yang meminta dicabut.” (HR Muslim).<\/p>\n\n\n\n

Karenannya Imam\nNawawi memberi pengecualian kepada wanita yang tumbuh jenggot atau kumis di\nwajahnya karena menyerupai laki-laki maka jika demikian terjadi boleh baginya\nuntuk mencabut. (Lihat: Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim, 14:106)<\/p>\n\n\n\n

Para ulama yang\ntidak memperbolehkan waxing bulu tangan dan kaki juga berdalil dengan ayat Al-Qur\u2019an\ntentang mengubah ciptaan Allah SWT yang mana dalam firman-Nya disebutkan yang\nartinya:<\/p>\n\n\n\n

\u201cDan akan aku\nsuruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya.\u201d (QS.\nAn-Nisa\u2019, 4:119)<\/p>\n\n\n\n

Pendapat tersebut\ndipegang Muhammad Salih Al-Utsaimin dalam Majmu\u2019ah As\u2019ilah Tahummu al-Usrah\nal-Muslimah yang mana disebutkan bulu kaki termasuk ciptaan Allah SWT yang tak\nboleh diubah-ubah terkecuali jika bulu betis dan paha wanita tersebut sangat\nlebat hingga seperti laki-laki maka boleh untuk mencabutnya untuk membedakan\ndengan laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

Tentang prosedur\nwaxing sendiri Al-Utsaimin menegaskan bahwa agar wanita tersebut bisa\nmelakukannya sendiri ataupun meminta bantuan suaminya dan Al-Utsaimin tak\nmemperbolehkan bagi wanita untuk memakai jasa waxing dari salon kecantikan.<\/p>\n\n\n\n

Pendapat ulama\nyang membolehkan berpendapat bahwa qiyas mencabut bulu tangan dan kaki bagi\nwanita qiyasnya dekat dengan mencabut atau mencukur bulu ketiak dan bulu\nkemaluan yang mana illat dari keduanya sama yaitu sama-sama bertujuan untuk kebersihan\ndan kecantikan diri.<\/p>\n\n\n\n

Adapun mencabut\nbulu ketiak agar bersih dan terhindar dari bau serta terlihat cantik maka\ndemikian pulalah illatnya dengan bulu tangan dan kaki dan meskipun qiyas\ntersebut tidak diterima maka kasus waxing untuk bulu tangan dan kaki tergolong\npada kategori hukum \u201cma suqutu \u2018anhu\u201d atau sesuatu yang hukumnya boleh karena dimaafkan\natau didiamkan.<\/p>\n\n\n\n

Rasulullah SAW\nyang menyebutkan bahwa apa saja yang Allah SWT diam kepadanya maka itu diampuni\nmaka bulu ketiak dan kemaluan secara tegas di anjurkan untuk dihilangkan sedangkan\nalis mata serta jenggot bagi laki-laki secara tegas dianjurkan untuk tidak dihilangkan.<\/p>\n\n\n\n

Adapun waxing bulu\ntangan dan kaki tentangnya secara spesifik tidak tercantum dalam hadis Rasulullah\nSAW maka menurut sebagian ulama di jadikan sebagai perkara \u201cma suqutu \u2018anhu\u201d dan\nhukum asalnya boleh selama tidak ditemui dalil yang melarangnya. (Lihat: Fatawa\nal-Mar\u2019ah, 1:310)<\/p>\n\n\n\n

Jadi demikianlah\nhukum waxing dalam Islam yang mana tergantung pribadi masing-masing dalam menanggapinya\nasalkan mempunyai alasan yang kuat karena para ulama ada yang melarang dan ada\npula yang membolehkannya.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

PeciHitam.org \u2013 Pada zaman sekarang definisi dari cantik bagi sebagian kalangan salah satunya ialah memiliki kulit bebas bulu dan beberapa cara yang ditempuh ialah dengan waxing, tetapi yang menjadi pertanyaan adalah bagaimanakah hukum fikih waxing dalam Islam dimana bulu yang tumbuh di kaki ataupun tangan dicabut atau dicukur dengan tujuan untuk mempercantik diri. Sebelumnya perlu […]<\/p>\n","protected":false},"author":40,"featured_media":15318,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[7],"tags":[5420],"yoast_head":"\n