Pecihitam.org<\/strong> – Khitan bagi anak perempuan tentu jelas berbeda dengan khitan untuk anak laki-laki. Jika pada anak laki-laki adalah memotong kulup dari batang dzakar (penis), jika pada anak perempuan adalah menyunnat sedikit pada bagian ‘clitoral hood<\/a><\/strong>‘.<\/p>\n\n\n\n Ada beberapa Dalil yang menjadi dasar disyariatkannya khitan, di antaranya adalah QS. An-Nahl, ayat 23<\/strong> dan Hadits Ibnu Abbas yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Baihaqi: “Khitan itu sunnah buat laki-laki dan memuliakan buat wanita<\/em>.”<\/p>\n\n\n\n Begitu juga Hadits Dari Abu Hurairah ra. yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, Bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: \u201cNabi Ibrahim as. Berkhitan saat berusia 80 tahun dengan qadur\/kapak<\/em>.<\/p>\n\n\n\n Terdapat pula pada Hadits dari Aisyah ra, Rasulullah bersabda: \u201cPotonglah rambut kufur darimu dan berkhitanlah<\/em>\u201d (HR. Muslim)<\/p>\n\n\n\n Berangkat dari dalil-dalil di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa khitan bagi anak perempuan jelas disyariatkan. Akan tetapi dari sisi hukum, para Fuqaha berbeda pendapat. Ada yang memandang wajib, ada yang tidak wajib, dan ada juga yang menganggap bahwa itu pemuliaan bagi perempuan.<\/p>\n\n\n\n 1. Madzhab Syafi\u2019i<\/strong><\/p>\n\n\n\n Pandangan Madzhab Syafi’i adalah bahwa berkhitan bagi laki-laki dan perempuan itu hukumnya wajib. Sebagaimana penjelasan di bawah ini:<\/p>\n\n\n\n An-Nawawi<\/a><\/strong> (w. 676 H) salah seorang ulama dalam mazhab Syafi’i di dalam kitabnya Minhajut Thalibin Wa Umdatul Muftiin, jilid 1, hal 306 menuliskan sebagai berikut:<\/p>\n\n\n\n \u0648\u064a\u062c\u0628 \u062e\u062a\u0627\u0646 \u0627\u0644\u0645\u0631\u0623\u0629 \u0628\u062c\u0632\u0621 \u0645\u0646 \u0627\u0644\u0644\u062d\u0645\u0629 \u0628\u0623\u0639\u0644\u0649 \u0627\u0644\u0641\u0631\u062c \u0648\u0627\u0644\u0631\u062c\u0644 \u0628\u0642\u0637\u0639 \u0645\u0627 \u064a\u063a\u0637\u064a \u062d\u0634\u0641\u062a\u0647 \u0628\u0639\u062f \u0627\u0644\u0628\u0644\u0648\u063a \u0648\u064a\u0646\u062f\u0628 \u062a\u0639\u062c\u064a\u0644\u0647 \u0641\u064a \u0633\u0627\u0628\u0639\u0629<\/strong><\/p>\n\n\n\n Wajib untuk perempuan berkhitan, dengan memotong sebagian daging kecil yang berada pada bagian atas kemaluan, dan untuk laki-laki dengan menghilangkan sebagian kulit penutup bagian depan dari kemaluan, dan disunnahkan bagi laki-laki agar segera berkhitan di umur tujuh tahun.<\/p>\n\n\n\n Zakaria Al-Anshari<\/a><\/strong> yang juga ulama madzhab Syafi’i di dalam kitabnya Asnal Mathalib Syarah Raudhu Ath-Thalib, jilid 4, hal 164 menuliskan:<\/p>\n\n\n\n (\u0648) \u0645\u0646 (\u0642\u0637\u0639 \u0634\u064a\u0621\u064d \u0645\u0646 \u0628\u0638\u0631 \u0627\u0644\u0645\u0631\u0623\u0629) (\u0627\u0644\u062e\u0641\u0627\u0636) \u0623\u064a \u0627\u0644\u0644\u0651\u062d\u0645\u0629 \u0627\u0644\u0651\u062a\u064a \u0641\u064a \u0623\u0639\u0644\u0649 \u0627\u0644\u0641\u0631\u062c \u0641\u0648\u0642 \u0645\u062e\u0631\u062c \u0627\u0644\u0628\u0648\u0644 \u062a\u0634\u0628\u0647 \u0639\u0631\u0641 \u0627\u0644\u062f\u0651\u064a\u0643\u060c \u0648\u062a\u0642\u0644\u064a\u0644\u0647 \u0623\u0641\u0636\u0644<\/strong><\/p>\n\n\n\n “Memotong sebagian daging kecil -yang ada pada bagian atas farji, letaknya pada bahagian atas tempat keluarnya urin, dan bentuknya menyerupai jengger ayam-, hukumnya adalah afdhal (utama)”<\/p>\n\n\n\n Ibnu Hajar Al-Haitami yang juga salah seorang ulama mazhab Syafi’i di dalam kitab Tuhfatul Muhtaj bi Syarhi Al-Minhaj<\/a><\/strong>, jilid 9, hal 198 menuliskan sebagai berikut:<\/p>\n\n\n\n