Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":15509,"date":"2019-10-20T12:03:45","date_gmt":"2019-10-20T05:03:45","guid":{"rendered":"https:\/\/www.pecihitam.org\/?p=15509"},"modified":"2019-10-20T12:03:46","modified_gmt":"2019-10-20T05:03:46","slug":"menyikapi-barang-temuan-luqathah-menurut-pandangan-islam","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/menyikapi-barang-temuan-luqathah-menurut-pandangan-islam\/","title":{"rendered":"Menyikapi Barang Temuan (Luqathah) Menurut Pandangan Islam"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/strong> – Luqathah <\/em>adalah barang temuan yang tidak diketahui pemiliknya. Jika kita menemukan barang tersebut, bagaimana kita menyikapinya? haruskah mengambilnya, atau lebih baik dibiarkan saja? <\/p>\n\n\n\n

Dalam kitab Fiqih Empat Madzhab<\/em> karya Syaikh Muhammad bin Abdurrahman al-Dimyasqi, disebutkan bahwa para ulama bersepakat atas diperbolehkannya memungut barang temuan, dan <\/em>harus diumumkan satu tahun penuh, baik melalui masjid-masjid, dengan menyebar pamflet, atau lewat media sosial, jika sekrang bisa lewat seperti via Whatsapp, atau yang lainnya. <\/p>\n\n\n\n

Namun mereka berbeda pendapat tentang mana yang lebih utama antara membiarkan atau memungutnya. Menurut madzhab Hanafi ada dua pendapat, pertama memungutnya adalah lebih utama, dan pendapat kedua membiarkannya adalah lebih utama. <\/p>\n\n\n\n

Madzhab Syafi\u2019i juga memberikan\ndua pendapat, pertama memungutnya adalah lebih utama. Kedua, memungutnya adalah\nwajib. Namun pendapat yang paling shahih adalah mustahab bagi mereka yang\nmerasa dirinya aman.  Sedangkan Hambali\nberpendapat meninggalakan atau membiarkannya adalah lebih utama. <\/p>\n\n\n\n

Lalu bagaiamana dengan kasus\napabila seseorang telah memungutnya, lalu dikembalikan lagi ke tempat asalnya? Menurut\npendapat madzhab Hanafi apabila ia mengembalikannya untuk diberikan pada\npemiliknya, maka tidak ada tanggungan atas dirinya, namun jika tidak\ndikembalikan pada pemiliknya, maka ia tetap dibebankan tanggungan atas benda\ntersebut. <\/p>\n\n\n\n

Madzhab Maliki berpendapat, jika ia mengambilnya dulu dengan maksud memelihara benda tersebut, kemudian dikembalikan lagi, maka tanggungan benda tersebut tetap di bebankan untuknya.<\/p>\n\n\n\n

Karena sejak awal mengambil sudah berniat untuk menjaga barang tersebut. Namun, jika ketika awal mengambilnya dengan perasaan yang diliputi dengan keragu raguan antara mengambil atau meninggalkannya, kemudian barang tersebut dikembalikan maka tidak ada tanggungan atasnya.<\/p>\n\n\n\n

Sedangkan pendapat Syafi\u2019i dan Hambali adalah ia dibebankan dengan tanggungan tersebut, meskipun barangnya sudah dikembalikan ke tempat asalnya. <\/p>\n\n\n\n

Misalkan, jika seseorang menemukan seeokor kambing di tanah lapang yang terpencil dari keramaian, dengan keyakinan tidak ada orang yang dapat menjaminnya selain dirinya, dan adanya kekhawatiran atas keselematan hewan tersebut, maka ia boleh memilikinya, dan jika ia memakan dagingnya lalu ternyata pemiliknya datang maka ia wajib memberikan ganti untuk pemiliknya.<\/p>\n\n\n\n

Namun jika yang ditemukan adalah seokor unta, maka ia harus membiarkannya, karena unta bisa menghidupi dirinya sendiri dengan persediaan air di punuknya, sampai si pemilik menemukannya.<\/p>\n\n\n\n

Seperti yang ada dalam hadis riwayat Imam Bukhari<\/a><\/strong> dari Zaid bin Khalid al-Juhaini<\/p>\n\n\n\n

\u0639\u0646 \u0632\u064a\u062f \u0628\u0646 \u062e\u0627\u0644\u062f \u0627\u0644\u062c\u0647\u0646\u064a \u0631\u0636\u064a \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0639\u0646\u0647 \u0642\u0627\u0644 \u062c\u0627\u0621 \u0631\u062c\u0644 \u0625\u0644\u0649 \u0631\u0633\u0648\u0644 \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0635\u0644\u0649 \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0639\u0644\u064a\u0647 \u0648\u0633\u0644\u0645 \u0641\u0633\u0623\u0644\u0647 \u0639\u0646 \u0627\u0644\u0644\u0642\u0637\u0629 \u0641\u0642\u0627\u0644 \u0627\u0639\u0631\u0641 \u0639\u0641\u0627\u0635\u0647\u0627 \u0648\u0648\u0643\u0627\u0621\u0647\u0627 \u062b\u0645 \u0639\u0631\u0641\u0647\u0627 \u0633\u0646\u0629 \u0641\u0625\u0646 \u062c\u0627\u0621 \u0635\u0627\u062d\u0628\u0647\u0627 \u0648\u0625\u0644\u0627 \u0641\u0634\u0623\u0646\u0643 \u0628\u0647\u0627 \u0642\u0627\u0644 \u0641\u0636\u0627\u0644\u0629 \u0627\u0644\u063a\u0646\u0645 \u0642\u0627\u0644 \u0647\u064a \u0644\u0643 \u0623\u0648 \u0644\u0623\u062e\u064a\u0643 \u0623\u0648 \u0644\u0644\u0630\u0626\u0628 \u0642\u0627\u0644 \u0641\u0636\u0627\u0644\u0629 \u0627\u0644\u0625\u0628\u0644 \u0642\u0627\u0644 \u0645\u0627 \u0644\u0643 \u0648\u0644\u0647\u0627 \u0645\u0639\u0647\u0627 \u0633\u0642\u0627\u0624\u0647\u0627 \u0648\u062d\u0630\u0627\u0624\u0647\u0627 \u062a\u0631\u062f \u0627\u0644\u0645\u0627\u0621 \u0648\u062a\u0623\u0643\u0644 \u0627\u0644\u0634\u062c\u0631 \u062d\u062a\u0649 \u064a\u0644\u0642\u0627\u0647\u0627 \u0631\u0628\u0647\u0627<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Dari Zaid bin Khalid al Juhainy ra berkata, \u201cDatang seoarang laki-laki kepada Rasulullah SAW, lalu bertanya kepada beliau tentang barang temuan. Maka Rasul SAW besabda: \u201cKamu kenali tutup bungkus dan talinya kemudian umumkan selama satu tahun, dan jika datang pemiliknya maka berikanlah. Namun bila tidak maka menjadi kewenanganmu atas barang tersebut.\u201d Orang itu bertanya lagi tentang hukum bila menemukan kambing. Maka Rasul menjawab: \u201cItu untuk kamu, saudaramu, atau serigala.\u201d Lalu ia bertanya lagi tentang menemukan unta. Maka beliau menjawab, \u201cBagaimana kamu ini, padahal unta itu mempunyai kantong air dan sepatu sehingga ia bisa mencari air dan makan rerumputan hingga si pemilik menemukannya\u201d. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Apabila barang tersebut telah\ndiumumkan selama satu tahun, dan si pemilik tidak datang mencarinya, maka\npenemunya boleh memiliki atau menyedekahkan berang tersebut, baik ia seorang\nkaya atau miskin. Namun, menurut pendapat Hanafi jika ia kaya maka tidak boleh\nmemilikinya. <\/p>\n\n\n\n

Dan jika setelah satu tahun tersebut si pemilik datang, maka penemu\u00a0 hendaknya membayar sesuai dengan harga barang ketika ditemukan. <\/p>\n\n\n\n

Ketika si pemilik datang untuk mengambil barangnya, maka ia harus menjelaskan tanda tanda, sifat, dan nominal barang tersebut secara detail. Jika sudah dijelaskan semua dan tepat maka penemu wajib mengembalikan barangnya. <\/p>\n\n\n\n

Dari beberapa pendapat diatas, maka meneurut hemat kami jika seeorang menemukan barang temuan, jika ia merasa dirinya amanah dan mampu untuk mengumumkannya selama setahun, maka hendaknya mengambil barang tersebut, namun jika tidak maka lebih baik dibiarkan saja. Wallahu A\u2019lam. <\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Luqathah adalah barang temuan yang tidak diketahui pemiliknya. Jika kita menemukan barang tersebut, bagaimana kita menyikapinya? haruskah mengambilnya, atau lebih baik dibiarkan saja? Dalam kitab Fiqih Empat Madzhab karya Syaikh Muhammad bin Abdurrahman al-Dimyasqi, disebutkan bahwa para ulama bersepakat atas diperbolehkannya memungut barang temuan, dan harus diumumkan satu tahun penuh, baik melalui masjid-masjid, […]<\/p>\n","protected":false},"author":17,"featured_media":15785,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[7],"tags":[],"yoast_head":"\nMenyikapi Barang Temuan (Luqathah) Menurut Pandangan Islam - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Luqathah adalah barang temuan yang tidak diketahui pemiliknya. Para ulama bersepakat bahwa Luqathah harus diumumkan satu tahun penuh\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-barang-temuan-luqathah-menurut-pandangan-islam\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Menyikapi Barang Temuan (Luqathah) Menurut Pandangan Islam - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Luqathah adalah barang temuan yang tidak diketahui pemiliknya. Para ulama bersepakat bahwa Luqathah harus diumumkan satu tahun penuh\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-barang-temuan-luqathah-menurut-pandangan-islam\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2019-10-20T05:03:45+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2019-10-20T05:03:46+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/barang-temuan.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"576\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Nur Faricha\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Nur Faricha\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"3 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-barang-temuan-luqathah-menurut-pandangan-islam\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-barang-temuan-luqathah-menurut-pandangan-islam\/\"},\"author\":{\"name\":\"Nur Faricha\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/3fbab9ed1fd3740b1531e620c5bf77f9\"},\"headline\":\"Menyikapi Barang Temuan (Luqathah) Menurut Pandangan Islam\",\"datePublished\":\"2019-10-20T05:03:45+00:00\",\"dateModified\":\"2019-10-20T05:03:46+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-barang-temuan-luqathah-menurut-pandangan-islam\/\"},\"wordCount\":592,\"commentCount\":0,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-barang-temuan-luqathah-menurut-pandangan-islam\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/barang-temuan.jpg\",\"articleSection\":[\"Kajian Islam\"],\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"CommentAction\",\"name\":\"Comment\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-barang-temuan-luqathah-menurut-pandangan-islam\/#respond\"]}]},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-barang-temuan-luqathah-menurut-pandangan-islam\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-barang-temuan-luqathah-menurut-pandangan-islam\/\",\"name\":\"Menyikapi Barang Temuan (Luqathah) Menurut Pandangan Islam - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-barang-temuan-luqathah-menurut-pandangan-islam\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-barang-temuan-luqathah-menurut-pandangan-islam\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/barang-temuan.jpg\",\"datePublished\":\"2019-10-20T05:03:45+00:00\",\"dateModified\":\"2019-10-20T05:03:46+00:00\",\"description\":\"Luqathah adalah barang temuan yang tidak diketahui pemiliknya. Para ulama bersepakat bahwa Luqathah harus diumumkan satu tahun penuh\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-barang-temuan-luqathah-menurut-pandangan-islam\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-barang-temuan-luqathah-menurut-pandangan-islam\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-barang-temuan-luqathah-menurut-pandangan-islam\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/barang-temuan.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/barang-temuan.jpg\",\"width\":1024,\"height\":576,\"caption\":\"barang temuan\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-barang-temuan-luqathah-menurut-pandangan-islam\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Menyikapi Barang Temuan (Luqathah) Menurut Pandangan Islam\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/3fbab9ed1fd3740b1531e620c5bf77f9\",\"name\":\"Nur Faricha\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/86dfe79f07232cd7232bb142c0434cb2?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/86dfe79f07232cd7232bb142c0434cb2?s=96&r=g\",\"caption\":\"Nur Faricha\"},\"description\":\"Santri Pondok Pesantren Darus Sunnah | Mahasiswa Fakultas Dirosat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/farichanur\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Menyikapi Barang Temuan (Luqathah) Menurut Pandangan Islam - Pecihitam.org","description":"Luqathah adalah barang temuan yang tidak diketahui pemiliknya. Para ulama bersepakat bahwa Luqathah harus diumumkan satu tahun penuh","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-barang-temuan-luqathah-menurut-pandangan-islam\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Menyikapi Barang Temuan (Luqathah) Menurut Pandangan Islam - Pecihitam.org","og_description":"Luqathah adalah barang temuan yang tidak diketahui pemiliknya. Para ulama bersepakat bahwa Luqathah harus diumumkan satu tahun penuh","og_url":"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-barang-temuan-luqathah-menurut-pandangan-islam\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2019-10-20T05:03:45+00:00","article_modified_time":"2019-10-20T05:03:46+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":576,"url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/barang-temuan.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Nur Faricha","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Nur Faricha","Est. reading time":"3 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-barang-temuan-luqathah-menurut-pandangan-islam\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-barang-temuan-luqathah-menurut-pandangan-islam\/"},"author":{"name":"Nur Faricha","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/3fbab9ed1fd3740b1531e620c5bf77f9"},"headline":"Menyikapi Barang Temuan (Luqathah) Menurut Pandangan Islam","datePublished":"2019-10-20T05:03:45+00:00","dateModified":"2019-10-20T05:03:46+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-barang-temuan-luqathah-menurut-pandangan-islam\/"},"wordCount":592,"commentCount":0,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-barang-temuan-luqathah-menurut-pandangan-islam\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/barang-temuan.jpg","articleSection":["Kajian Islam"],"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"CommentAction","name":"Comment","target":["https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-barang-temuan-luqathah-menurut-pandangan-islam\/#respond"]}]},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-barang-temuan-luqathah-menurut-pandangan-islam\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-barang-temuan-luqathah-menurut-pandangan-islam\/","name":"Menyikapi Barang Temuan (Luqathah) Menurut Pandangan Islam - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-barang-temuan-luqathah-menurut-pandangan-islam\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-barang-temuan-luqathah-menurut-pandangan-islam\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/barang-temuan.jpg","datePublished":"2019-10-20T05:03:45+00:00","dateModified":"2019-10-20T05:03:46+00:00","description":"Luqathah adalah barang temuan yang tidak diketahui pemiliknya. Para ulama bersepakat bahwa Luqathah harus diumumkan satu tahun penuh","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-barang-temuan-luqathah-menurut-pandangan-islam\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-barang-temuan-luqathah-menurut-pandangan-islam\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-barang-temuan-luqathah-menurut-pandangan-islam\/#primaryimage","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/barang-temuan.jpg","contentUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/barang-temuan.jpg","width":1024,"height":576,"caption":"barang temuan"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/menyikapi-barang-temuan-luqathah-menurut-pandangan-islam\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Menyikapi Barang Temuan (Luqathah) Menurut Pandangan Islam"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/3fbab9ed1fd3740b1531e620c5bf77f9","name":"Nur Faricha","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/86dfe79f07232cd7232bb142c0434cb2?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/86dfe79f07232cd7232bb142c0434cb2?s=96&r=g","caption":"Nur Faricha"},"description":"Santri Pondok Pesantren Darus Sunnah | Mahasiswa Fakultas Dirosat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/farichanur\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/15509"}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/17"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=15509"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/15509\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/15785"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=15509"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=15509"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=15509"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}