Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":16502,"date":"2019-10-24T05:00:47","date_gmt":"2019-10-23T22:00:47","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=16502"},"modified":"2019-10-23T21:10:39","modified_gmt":"2019-10-23T14:10:39","slug":"kisah-dialog-antara-seorang-kyai-dengan-penjudi","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/kisah-dialog-antara-seorang-kyai-dengan-penjudi\/","title":{"rendered":"Kisah Dialog antara Seorang Kyai dengan Penjudi"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/strong> – Suatu ketika setelah shalat Isya, seorang laki-laki mendatangi rumah Kyai Jahari. Laki-laki itu terkenal sebagai seorang penjudi. Semua orang mengetahuinya, termasuk Kiai Jahari. <\/p>\n\n\n\n

\u201cSilahkan masuk,\u201d kata Kyai Jahari setelah melihatnya berada di pintu.<\/p>\n\n\n\n

Laki-laki paruh baya itu menghampiri Kyai Jahari dan menyalaminya. Ia duduk di samping Kyai Jahari setelah dipersilahkan.<\/p>\n\n\n\n

\u201cLama kita tak berjumpa,\u201d ujar Kyai Jahari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cIya, Kyai, Begini Kyai, saya hendak bertanya sesuatu.\u201d kata si penjudi<\/p>\n\n\n\n

\u201cSilakan,\u201d ucap kyai asal Susukan, Cirebon, yang hidup di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 itu.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAnak dan istri saya menolak nafkah pemberian dari saya. Katanya uang hasil judi itu haram. Benarkah demikian, kyai?\u201d tanya si penjudi<\/p>\n\n\n\n

Kyai Jahari tersenyum, kemudian berkata: \u201cTidak juga, selama tuan tidak pernah kalah sekalipun.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Si penjudi itu sedikit tercengang. Lalu berkata: \u201cTidak mungkin, kyai. Ketika berjudi, tidak ada seorang pun yang belum pernah kalah. Semua penjudi pernah mengalaminya.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cJika tuan sudah tahu jawabannya, kenapa tuan masih melakukannya?\u201d sahut Kyai Jahari<\/p>\n\n\n\n

Laki-laki itu terdiam, dengan wajah menunduk.<\/p>\n\n\n\n

\u201cTak ada keuntungan dalam berjudi. Menang atau kalah, sama-sama merugikan. Ketika tuan menang, tuan merugikan orang yang kalah. Ketika tuan kalah, tuanlah yang dirugikan. Itulah alasan kenapa uang hasil judi dihukumi haram, karena didapatkan dengan merugikan orang lain.\u201d jelas Kyai Jahari<\/p>\n\n\n\n

\u201cTapi sukar menghentikannya, kyai.\u201d sahut si penjusi<\/p>\n\n\n\n

\u201cYa, memang sukar. Jika mudah, tuan tidak akan datang kemari,\u201d ujar Kyai Jahari tersenyum lebar.<\/p>\n\n\n\n

Pendekatan Kyai Jahari ini sangat memanusiakan. Beliau tidak mengusir penjudi itu dan menerimanya dengan ramah, meski orang itu telah terkenal sebagai penjudi dan pemabuk.<\/p>\n\n\n\n

Jawaban yang diberikannya pun menarik, tidak seketika mengharamkan dan menyalahkan. Beliau memberikan jawaban yang memancing perenungan, sehingga tanpa sadar sang penjudi mengatakan: \u201cTidak mungkin, kyai. Ketika berjudi, tidak ada seorang pun yang belum pernah kalah. Semua penjudi pernah mengalaminya.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Andai ditarik ke ranah teoritis, pendekatan Kiai Jahari dalam menjawab bisa -mungkin- di-skemakan seperti ini.<\/p>\n\n\n\n

Pertama, mengajukan argumentasi logis dengan mengatakan: \u201cTidak juga, selama tuan tidak pernah kalah sekalipun.\u201d Argumentasi logis ini yang kemudian dipahami oleh penjudi sebagai bentuk ketidak-mungkinan. Artinya, Kyai Jahari sengaja menggunakan pengalaman berjudi orang tersebut untuk membangun landasan argumentatifnya.<\/p>\n\n\n\n

Kedua, setelah landasan argumentatifnya terbangun, yaitu perkataan: \u201cJika tuan sudah tahu jawabannya, kenapa tuan masih melakukannya?\u201d<\/p>\n\n\n\n

Kiai Jahari masuk ke dalam wilayah influence<\/a><\/strong> (mempengaruhi) dan membangun impression (kesan), dengan cara membiarkannya menggali kesimpulannya sendiri, yang pada akhirnya membuka pikirannya untuk menerima masukan baru.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga, setelah kesan kuat berada di benaknya, artinya Ia telah siap menerima masukan yang bersifat hukum. Kemudian Kyai Jahari memberikan konklusi argumentasi logis dibalik keharaman berjudi dengan mengatakan: \u201cTak ada keuntungan dalam berjudi. Menang atau kalah, sama-sama merugikan. Ketika tuan menang, tuan merugikan orang yang kalah. Ketika tuan kalah, tuan lah yang dirugikan. Itulah alasan kenapa uang hasil judi dihukumi haram, karena didapatkan dengan merugikan orang lain.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Keempat, pemahamannya terhadap sukarnya menghentikan perbuatan dosa bagi yang terbiasa melakukannya, tidak membuat Kyai Jahari memberikan wejangan-wejangan hukum yang akan membuatnya lari dan keberatan, tapi dengan pernyataan sederhana yang tidak menakutkan: \u201cYa, memang sukar. Jika mudah, tuan tidak akan datang kemari.\u201d <\/p>\n\n\n\n

Kyai Jahari memahami betul bahwa tidak mudah menjauhi perbuatan yang dilarang Allah, khususnya bagi orang-orang yang terbiasa melakukannya. Banyak orang sering menganggap para pendosa sebagai orang bodoh yang tidak berdaya mengendalikan hawa nafsunya. Hal itu memang benar, tapi Kyai Jahari merasa tidak perlu membawa hal tersebut dalam proses dakwah.<\/p>\n\n\n\n

Dengan kata lain, dakwah bil hikmah (mengajak dengan kebijaksanaan) harus dikedepankan, bukan dakwah dengan laknatisasi kekufuran. Beliau menyadari bahwa peluang berubah selalu ada, bagi siapa saja.<\/p>\n\n\n\n

Jika Allah mengampuni orang yang telah membunuh 100 orang, tanpa pernah beribadah kepada-Nya, sekedar merasakan penyesalan dan hasrat bertaubat yang tinggi, apalagi hanya seorang penjudi dan pemabuk kampung. <\/p>\n\n\n\n

Semoga kita bisa mengambil teladan dan manfaatnya, serta melanjutkan perintah luhur agama, yaitu berdakwah menggunakan kebijaksanaan. Wallahua’lam Bisshawab.<\/p>\n\n\n\n

Sumber: Islam Nusantara<\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Suatu ketika setelah shalat Isya, seorang laki-laki mendatangi rumah Kyai Jahari. Laki-laki itu terkenal sebagai seorang penjudi. Semua orang mengetahuinya, termasuk Kiai Jahari. \u201cSilahkan masuk,\u201d kata Kyai Jahari setelah melihatnya berada di pintu. Laki-laki paruh baya itu menghampiri Kyai Jahari dan menyalaminya. Ia duduk di samping Kyai Jahari setelah dipersilahkan. \u201cLama kita tak […]<\/p>\n","protected":false},"author":14,"featured_media":16506,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[379],"tags":[5623,3072,5624],"yoast_head":"\nKisah Dialog antara Seorang Kyai dengan Penjudi - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Pendekatan Kyai ini sangat memanusiakan. Beliau tidak mengusir penjudi itu dan menerimanya dengan ramah, meski orang itu telah terkenal sebagai penjudi\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-dialog-antara-seorang-kyai-dengan-penjudi\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Kisah Dialog antara Seorang Kyai dengan Penjudi - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Pendekatan Kyai ini sangat memanusiakan. Beliau tidak mengusir penjudi itu dan menerimanya dengan ramah, meski orang itu telah terkenal sebagai penjudi\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-dialog-antara-seorang-kyai-dengan-penjudi\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2019-10-23T22:00:47+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2019-10-23T14:10:39+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/Dialog-Kyai-dan-Penjudi.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"576\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Arif Rahman Hakim\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Arif Rahman Hakim\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"3 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-dialog-antara-seorang-kyai-dengan-penjudi\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-dialog-antara-seorang-kyai-dengan-penjudi\/\"},\"author\":{\"name\":\"Arif Rahman Hakim\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/26f584cb333202a9193dd34cb3c1cc9b\"},\"headline\":\"Kisah Dialog antara Seorang Kyai dengan Penjudi\",\"datePublished\":\"2019-10-23T22:00:47+00:00\",\"dateModified\":\"2019-10-23T14:10:39+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-dialog-antara-seorang-kyai-dengan-penjudi\/\"},\"wordCount\":624,\"commentCount\":0,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-dialog-antara-seorang-kyai-dengan-penjudi\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/Dialog-Kyai-dan-Penjudi.jpg\",\"keywords\":[\"dakwah bil hikmah\",\"hikmah\",\"kyai dan penjudi\"],\"articleSection\":[\"Kisah\"],\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"CommentAction\",\"name\":\"Comment\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-dialog-antara-seorang-kyai-dengan-penjudi\/#respond\"]}]},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-dialog-antara-seorang-kyai-dengan-penjudi\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-dialog-antara-seorang-kyai-dengan-penjudi\/\",\"name\":\"Kisah Dialog antara Seorang Kyai dengan Penjudi - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-dialog-antara-seorang-kyai-dengan-penjudi\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-dialog-antara-seorang-kyai-dengan-penjudi\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/Dialog-Kyai-dan-Penjudi.jpg\",\"datePublished\":\"2019-10-23T22:00:47+00:00\",\"dateModified\":\"2019-10-23T14:10:39+00:00\",\"description\":\"Pendekatan Kyai ini sangat memanusiakan. Beliau tidak mengusir penjudi itu dan menerimanya dengan ramah, meski orang itu telah terkenal sebagai penjudi\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-dialog-antara-seorang-kyai-dengan-penjudi\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-dialog-antara-seorang-kyai-dengan-penjudi\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-dialog-antara-seorang-kyai-dengan-penjudi\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/Dialog-Kyai-dan-Penjudi.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/Dialog-Kyai-dan-Penjudi.jpg\",\"width\":1024,\"height\":576,\"caption\":\"dialog kyai dan penjudi\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-dialog-antara-seorang-kyai-dengan-penjudi\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Kisah Dialog antara Seorang Kyai dengan Penjudi\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/26f584cb333202a9193dd34cb3c1cc9b\",\"name\":\"Arif Rahman Hakim\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/880beb33481817e1ff908f6602d7ec85?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/880beb33481817e1ff908f6602d7ec85?s=96&r=g\",\"caption\":\"Arif Rahman Hakim\"},\"description\":\"Pengurus PWCINU dan LAZIZNU Okinawa - Jepang Tahun 2017\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/ariefhakim\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Kisah Dialog antara Seorang Kyai dengan Penjudi - Pecihitam.org","description":"Pendekatan Kyai ini sangat memanusiakan. Beliau tidak mengusir penjudi itu dan menerimanya dengan ramah, meski orang itu telah terkenal sebagai penjudi","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-dialog-antara-seorang-kyai-dengan-penjudi\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Kisah Dialog antara Seorang Kyai dengan Penjudi - Pecihitam.org","og_description":"Pendekatan Kyai ini sangat memanusiakan. Beliau tidak mengusir penjudi itu dan menerimanya dengan ramah, meski orang itu telah terkenal sebagai penjudi","og_url":"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-dialog-antara-seorang-kyai-dengan-penjudi\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2019-10-23T22:00:47+00:00","article_modified_time":"2019-10-23T14:10:39+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":576,"url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/Dialog-Kyai-dan-Penjudi.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Arif Rahman Hakim","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Arif Rahman Hakim","Est. reading time":"3 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-dialog-antara-seorang-kyai-dengan-penjudi\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-dialog-antara-seorang-kyai-dengan-penjudi\/"},"author":{"name":"Arif Rahman Hakim","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/26f584cb333202a9193dd34cb3c1cc9b"},"headline":"Kisah Dialog antara Seorang Kyai dengan Penjudi","datePublished":"2019-10-23T22:00:47+00:00","dateModified":"2019-10-23T14:10:39+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-dialog-antara-seorang-kyai-dengan-penjudi\/"},"wordCount":624,"commentCount":0,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-dialog-antara-seorang-kyai-dengan-penjudi\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/Dialog-Kyai-dan-Penjudi.jpg","keywords":["dakwah bil hikmah","hikmah","kyai dan penjudi"],"articleSection":["Kisah"],"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"CommentAction","name":"Comment","target":["https:\/\/pecihitam.org\/kisah-dialog-antara-seorang-kyai-dengan-penjudi\/#respond"]}]},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-dialog-antara-seorang-kyai-dengan-penjudi\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-dialog-antara-seorang-kyai-dengan-penjudi\/","name":"Kisah Dialog antara Seorang Kyai dengan Penjudi - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-dialog-antara-seorang-kyai-dengan-penjudi\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-dialog-antara-seorang-kyai-dengan-penjudi\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/Dialog-Kyai-dan-Penjudi.jpg","datePublished":"2019-10-23T22:00:47+00:00","dateModified":"2019-10-23T14:10:39+00:00","description":"Pendekatan Kyai ini sangat memanusiakan. Beliau tidak mengusir penjudi itu dan menerimanya dengan ramah, meski orang itu telah terkenal sebagai penjudi","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-dialog-antara-seorang-kyai-dengan-penjudi\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/pecihitam.org\/kisah-dialog-antara-seorang-kyai-dengan-penjudi\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-dialog-antara-seorang-kyai-dengan-penjudi\/#primaryimage","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/Dialog-Kyai-dan-Penjudi.jpg","contentUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/Dialog-Kyai-dan-Penjudi.jpg","width":1024,"height":576,"caption":"dialog kyai dan penjudi"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-dialog-antara-seorang-kyai-dengan-penjudi\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Kisah Dialog antara Seorang Kyai dengan Penjudi"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/26f584cb333202a9193dd34cb3c1cc9b","name":"Arif Rahman Hakim","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/880beb33481817e1ff908f6602d7ec85?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/880beb33481817e1ff908f6602d7ec85?s=96&r=g","caption":"Arif Rahman Hakim"},"description":"Pengurus PWCINU dan LAZIZNU Okinawa - Jepang Tahun 2017","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/ariefhakim\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/16502"}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/14"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=16502"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/16502\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/16506"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=16502"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=16502"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=16502"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}