Pecihitam.org<\/strong> – Sejarah mencatat nama Syaikh Djamaluddin Assegaf Puang Ramma, merupakan sosok yang tidak dapat dipisahkan dari lembaran sejarah perjalanan dakwah Islam di Sulawesi Selatan. Sejak zaman perjuangan kemerdekaan hingga di era reformasi, sosoknya sebagai ulama yang agung dan ulama yang dituakan tetap melekat pada dirinya.<\/p>\n\n\n\n Artinya, sepanjang perjalanan sejarah bangsa ini, mulai dari zaman perjuangan kemerdekaan, Orde Lama (Orla), Orde Baru (Orba) dan Reformasi, nama Syaikh Djamaluddin Assegaf Puang Ramma, senantiasa menyertai aktivitas keagamaan masyarakat (Islam) di deaerah ini. <\/p>\n\n\n\n Betapa tidak, jauh sebelum bertumbuh kembangnya organisasi besar keagamaan Islam di Indonesia seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Perserikatan Muhammadiyah, di Sulsel, kyai yang lahir di “Butta Turikale” Kabupaten Maros 1920, yang akrab disapa Puang Ramma ini, telah aktif melakukan dakwah di berbagai tempat di Sulsel. <\/p>\n\n\n\n Dari catatan yang ada, Syaikh Djamaluddin Assegaf Puang Ramma termasuk salah seorang pendiri NU Sulsel. Beliau juga termasuk tokoh politik, pendidik dan budaya di Sulawesi Selatan.<\/p>\n\n\n\n Besar kecilnya peran Puang Ramma yang telah dimainkan semasa hidupnya selaku penda’wah. Sejumlah warga mengakui bahwa sosok Puang Ramma, yang wafat tahun 2006 lalu, banyak memberikan pemahaman tentang Islam, meski pada zamannya dahulu, banyak berbenturan dengan berbagai tantangan, termasuk kondisi umat Islam pada waktu itu yang belum memahami nilai-nilai Tauhid dan tradisi yang masih kental.<\/p>\n\n\n\n Ketika karir sebagai Muballigh, Penceramah atau pendakwah belum menjadi pekerjaan yang banyak dilirik orang, Puang Ramma telah tampil memposisikan diri sebagai pendakwah yang siap berhadapan dengan problematikan saat itu.<\/p>\n\n\n\n Dengan semangat keihlasan yang dimiliki dan semangat untuk lebih memahamankan Islam kepada umatnya, Puang Ramma, tidak mengenal kata lelah dalam melaksanakan aktivitas dakwahnya, bukan hanya melayani umat di dalam wilayah Kota Makassar, tetapi sampai ke pelosok daerah di Sulsel. <\/p>\n\n\n\n Makanya tidak mengherankan jika hingga saat ini banyak ditemukan foto almarhum di rumah-rumah penduduk, di pelosok pegunungan di Sulsel.<\/p>\n\n\n\n Singkatnya, dalam menjalankan dakwah Islam, Puang Ramma, mampu menerobos daerah “hitam” dan “lontang” (tempat masyarakat minum minuman keras, khususnya ballo<\/a>\/arak).<\/p>\n\n\n\n Dan hasilnya dapat dirasakan hingga saat ini, bahwa kehadiran sosok Puang Ramma ke pentas dakwah, telah menghantarkan pemahaman pemasyarakat terhadap dunia Islam, yang alhamdulillah kita rasakan hingga ke area peradaban yang serba modern saat ini.<\/p>\n\n\n\n Lantas apa kiat dakwah yang diterapkan Puang Ramma, dalam menjalankan misi keagamaan yang diembannya kala itu.<\/p>\n\n\n\n