Dalam Islam, metode atau cara untuk melamar bisa dilakukan dengan dua cara yakni tashri\u2019 (\u062a\u0635\u0631\u064a\u062d<\/strong>) dan ta\u2019ridh (\u062a\u0639\u0631\u064a\u0636<\/strong>).<\/p>\n\n\n\n

Tashri\u2019 adalah suatu penyampaian maksud lamaran yang diungkapkan dengan jelas dan tegas atau to the point. Contoh untuk cara khitbah atau lamaran ini adalah seperti dengan mengucapkan: \u201cSaya melamar dirimu untuk kujadikan istriku\u201d<\/em><\/p>\n\n\n\n

Kemudian lamaran secara ta\u2019ridh. Secara sederhananya, lamaran secara ta\u2019ridh ini diungkapkan seperti dengan cara sindiran seperti dengan cara mengucapkan: \u201cSesungguhnya aku ingin nikah, semoga Allah memudahkanku untuk mencari wanita shalihah\u201d.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Hikmah di Syari\u2019atkan Lamaran atau Khitbah<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Meskipun secara hukum, lamaran atau khitbah tidaklah wajib namun lamaran sangan dianjurkan dan sunnah karena memiliki tujuan dan hikmah yang positif. Tujuan sekaligus hikmah dari lamaran sendiri adalah supaya menambah yakin dan lebih menguatkan ikatan perkawinan.<\/p>\n\n\n\n

Dengan adanya proses lamaran, kedua pasangan bisa saling mengenal dan mengetahui sedikit pribadi masing-masing untuk menjalani bahtera rumah tangga yang tidak hanya akan berjalan selama beberapa bulan saja tapi selamanya sepanjang sisa hidup mereka berdua.<\/p>\n\n\n\n

Sebuah hadits Nabi dari al-Mughirah bin al-syu\u2019bah yang diriwayatkan al-Thirmizi dan al-Nasai berbunyi:<\/p>\n\n\n\n

Bahwa Nabi berkata kepada seseorang yang telah meminang seorang perempuan: \u201cmelihatlah kepadanya karena yang demikian akan lebih menguatkan ikatan perkawinan\u201d. (HR al-Thirmizi dan al-Nasai).<\/em><\/p>\n\n\n\n

Selain itu hikmah lamaran juga agar lebih mengenal masing-masing pribadi calon pasangan dan menguatkan hubungan pernikahannya. Prosesi lamaran atau khitbah juga dilakukan untuk kebaikan, kesejahtraan, dan keyakinan dari kedua belah pihak.<\/p>\n\n\n\n

Pihak yang melamar dan keluarganya melihat terlebih dahulu calon pasangan yang akan dipinangnya (khitbah) sehingga kemudian proses lamaran tersebut bisa diteruskan atau dibatalkan sebelum berlanjut ke proses akad pernikahan.<\/p>\n\n\n\n

Hal ini sesuai dengan hadis yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW:<\/p>\n\n\n\n

\u201cDari mughirah bin syu\u2019bah, ia pernah meminang seorang perempuan, lalu Rasulallah bertanya kepadanya:\u201cSudahkah kau lihat dia?\u201d Ia menjawab:\u201cbelum\u201d, sabda Nabi: \u201cLihatlah dia terlebih dahulu agar nantinya kamu bisa hidup bersama lebih langgeng\u201d.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Demikianlah semoga bermanfaat. Wallahua\u2019lam bisshawab.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Lamaran pernikahan dalam islam dikenal dengan istilah khitbah atau pinangan, yakni cara atau suatu poses meminta ijin dan memberi ijin dari pihak pelamar kepada orang tua atau wali dari seseorang yang dilamar untuk dijadikan calon pasangan suami atau istri sah. Islam menganjurkan lamaran sebagai prosesi yang juga sakral dan sangat penting sebelum melakukan […]<\/p>\n","protected":false},"author":14,"featured_media":16672,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[22],"tags":[5666,5664,5663,5667,5665],"yoast_head":"\n