Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":16692,"date":"2019-10-25T10:31:59","date_gmt":"2019-10-25T03:31:59","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=16692"},"modified":"2019-10-25T10:32:00","modified_gmt":"2019-10-25T03:32:00","slug":"hukum-profesi-sebagai-debt-collector-dalam-islam","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/hukum-profesi-sebagai-debt-collector-dalam-islam\/","title":{"rendered":"Hukum Profesi Sebagai Debt Collector Dalam Islam"},"content":{"rendered":"\n

PeciHitam.org \u2013 <\/strong>Ada jenis profesi yang berhubungan dengan menagih hutang yaitu sebagai Debt Collector atau Penagih Hutang, dalam islam sendiri menagih hutang merupakan hak wajib agar terhindar dari dampak buruk hutang dan membayar hutang merupakan suatu kewajiban yang wajib dibayarkan. Namun bagaimana hukum profesi Debt Collector dalam Islam, karena orang pada umumnya menganggap profesi tersebut dekat dengan kekerasan.<\/p>\n\n\n\n

Allah SWT tidak\nakan mengampuni dosa seseorang yang masih memiliki tanggungan hutang kepada hak\nAdam dan bahkan ada yang mengatakan ruhnya masih tergantung di antara langit\nketika meninggal kalau hutangnya belum dibayarkan atau belum diikhlaskan oleh\npemberi hutang.<\/p>\n\n\n\n

Sebagaimana\nsabda Rasulullah SAW yang artinya:<\/p>\n\n\n\n

\u201cRuh seorang mukmin yang meninggal dunia akan terus menggantung selama hutangnnya belum dilunasi\u201d (HR. Tirmidzi<\/a>)<\/p>\n\n\n\n

Tentang cara\nmenagih hutang dalam hadits dijelaskan yang artinya:<\/p>\n\n\n\n

\u201cJika yang\npunya hutang mempunyai iktikad baik, maka hendaknya menagih dengan sikap yang\nlembut penuh maaf, boleh menyuruh orang lain untuk menagih utang, tetapi\nterlebih dulu diberi nasihat agar bersikap baik, lembut dan penuh pemaaf kepada\norang yang akan ditagih.\u201d (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Hakim).<\/p>\n\n\n\n

Berdasarkan\nhadit tersebut maka jelas bahwa hukum berprofesi sebagai debt collector dalam\nIslam adalah halal, asalkan dilakukan sesuai peraturan dan syariat islam, namun\nperlu ditekankan bahwa sebgai debt collector atau pihak yang menjadi wakil\ndalam menagih hutang, haruslah memenuhi segala ketentuan dan etika yang baik\nsebagaaimana hadits tersebut.<\/p>\n\n\n\n

Diantaranya dengan\ncara yang baik dan sopan atau berakhlaqul karimah, memberikan nasehat berkenaan\ndengan hutang piutang sesuai tuntunan syariah, memberikan penangguhan apabila\norang yang berhutang benar benar dalam kesulitan, dan lain sebagainya.<\/p>\n\n\n\n

Apabila debt\ncollector dapat memenuhi semua syarat dan etika sebagaimana hadits tersebut\nmaka dapat dikatakan menagih sesuai syariah, namun sebaliknya apabila hal\ntersebut ditinggalkan dan menagih dengan kasar dan seenaknya atau mengabaikan\nfaktor etika dan akhlak maka yang demikian termasuk perbuatan dazlim.<\/p>\n\n\n\n

Berikut\nmerupakan sikap dan adab sebagai pemberi hutang ataupun sebagai debt collector\ndalam islam sesuai dengan syariah:<\/p>\n\n\n\n