Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":16938,"date":"2019-10-26T15:43:12","date_gmt":"2019-10-26T08:43:12","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=16938"},"modified":"2019-10-26T18:00:53","modified_gmt":"2019-10-26T11:00:53","slug":"mengenal-tarekat-naqsyabandiyah-dalam-tradisi-tasawuf","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-tarekat-naqsyabandiyah-dalam-tradisi-tasawuf\/","title":{"rendered":"Mengenal Tarekat Naqsyabandiyah dalam Tradisi Tasawuf"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/strong> – Nama tarekat Naqsyabandiyah ini diambil dari pendirinya, Syeikh Bahauddin Muhammad An-Naqsyabandi (w. 791 H\/1289 M). Tarekat ini memiliki pengaruh yang sangat besar di kalangan umat Islam di seluruh dunia, bahkan sampai di Indonesia. Ia termasuk jenis tarekat yang muktabarah<\/em> atau diterima sebagai salah satu tarekat yang sah menurut madzhab Sunni.<\/p>\n\n\n\n

Tarekat Naqsyabandiyah ini diyakini memiliki pertalian spiritual dengan khalifah Islam pertama, yakni Abu Bakar. Tidak seperti silsilah kebanyakan tarekat yang lebih merujuk pada sepupu dan menantu Nabi, Ali bin Abi Thalib. <\/p>\n\n\n\n

Menurut catatan sejarah, tarekat ini didirikan di Asia Tengah. Meski di masa-masa awal berkembang di dunia Persia, tapi tarekat Naqsyabandiyah lebih cenderung berhaluan Sunni dan akhirnya agak kehilangan pengaruh di Persia.<\/p>\n\n\n\n

Para penganut tarekat Naqsyabandiyah banyak tersebar di Turkistan, Suriah, Turki, Afganistan, Indonesia, Cina, dan Afrika. Cabang tarekat ini, Mujaddidiah, yang didirikan oleh Syaikh Ahmad Sirhindi<\/a>, berkembang pesat di India, tapi akhirnya pindah ke Turki. <\/p>\n\n\n\n

Menurut\nAbdullah Saeed (2014), para penganut Naqsyabandiah tidak merasa malu untuk\nterlibat dalam politik. mereka umumnya memiliki hubungan yang baik dengan\nkerajaan Turki Utsmani, Syaikh Ahmad Ziauddin Gumush (w. 1311 H) dari Turki,\nyang memiliki banyak pengikut dan masih eksis hingga hari ini. <\/p>\n\n\n\n

Dalam konteks sejarah, para syaikh sufi yang lain di Turki banyak yang turut berperang dalam Perang Dunia Pertama dan perang Kemerdekaan Turki, dan banyak juga para pengikut tarekat Naqsyabandiyah yang militan dengan menentang keras berdirinya negara Turki sekuler di era modern. <\/p>\n\n\n\n

Di India, para penganut Naqsyabandiah turut berperan penting dalam mengembangkan ideology Mughal, terutama Ahmad Sirhindi yang mencoba mereformasi kelas penguasa. <\/p>\n\n\n\n

Para penganut Naqsyabandiah, yang bergabung dengan pengikut Qadiriyah, juga aktif dalam menahan Rusia yang berusaha masuk ke Kaukasus.<\/p>\n\n\n\n

Di Indonesia sendiri, tarekat Naqsyabandiyah berkembang melalui jalan kultural, artinya para guru sufi perlahan-lahan mengajarkan paham ini bersamaan dengan pengajaran syari\u2019at, meski tidak diketahui secara pasti kapan tarekat ini masuk di Indonesia. <\/p>\n\n\n\n

Tapi umumnya tarekat ini selalu bergandengan tangan dengan tarekat Qadiriah yang menjadi salah satu aliran tarekat di kalangan NU yang paling khas dan membumi.<\/p>\n\n\n\n

Baik di desa-desa dan perkotaan, aliran tarekat yang berkembang di Indonesia selalu melibatkan Naqsyabandiah dan Qadiriyah. Sebelum para guru sufi atau mursyid<\/a><\/strong> mempelajari dan mengamalkan ajaran tarekat yang lainnya, mereka sudah seperti memiliki kewajiban untuk mengamalkan terlebih dahulu kedua aliran tarekat ini. \u00a0<\/p>\n\n\n\n

Menurut ajaran Naqsyabandiah ini, ada tiga level ritual spiritual sehati-hari berdasarkan tahap perjalanan masing-masing dalam mengarungi tarekat ini. <\/p>\n\n\n\n

Level pertama, selain menjalankan ibadah wajib sebagaimana yang dilakukan oleh semua muslim (seperti shalat lima waktu dan mengikuti aturan hukum agama), penganut tarekat Naqsyabandiah yang masih pemula diharuskan mengulangi bacaan-bacaan, doa-doa, asma al-husna<\/em>, dan surat-surat dalam al-Qur\u2019an dibaca berkali-kali, selain juga bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw.<\/p>\n\n\n\n

Level kedua, murid tarekat tersebut melakukan hal yang sama sebagaimana pada level pertama, tetapi dengan pengulangan yang semakin meninggat, yakni bacaan dzikir-dzikirnya. Artinya keistiqamahan dalam bermunajat kepada Allah SWT lebih ditingkatkan lagi. <\/p>\n\n\n\n

Pada level ketiga, murid tersebut sudah mulai menjalani ritual spiritual dan meditasi yang lebih keras dan kontinyu. Masa-masa berkhalwat sangatlah diperlukan dalam rangka untuk meningkatkan kesadaran spiritual.<\/p>\n\n\n\n

Dalam tarekat ini diajarkan tentang bagaimana cara menghimpun dzikir melalui tata cara yang telah diajarkan oleh pendirinya. Di antaranya; <\/p>\n\n\n\n

“Menghimpun segala pengenalan dalam hati, menghadapkan diri ke hadirat Allah, membaca istighfar sekurang-kuranga tiga kali, menghadirkan roh syaikh Naqsyabandiah, menghadiahkan pahalanya kepada Syaikh Naqsyabandiah, memandang rabitah (menghadirkan rupa guru pada waktu hendak memulai dzikir), mematikan diri sebelum mati, dan yang terakhir munajat kepada Allah dengan menyebut Ilahi Anta Maqsudi wa Ridhaka Mathlubi<\/em>“. <\/p>\n\n\n\n

Wallahu a’lam<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Nama tarekat Naqsyabandiyah ini diambil dari pendirinya, Syeikh Bahauddin Muhammad An-Naqsyabandi (w. 791 H\/1289 M). Tarekat ini memiliki pengaruh yang sangat besar di kalangan umat Islam di seluruh dunia, bahkan sampai di Indonesia. Ia termasuk jenis tarekat yang muktabarah atau diterima sebagai salah satu tarekat yang sah menurut madzhab Sunni. Tarekat Naqsyabandiyah ini […]<\/p>\n","protected":false},"author":13,"featured_media":16962,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[17],"tags":[5729,2222],"yoast_head":"\nMengenal Tarekat Naqsyabandiyah dalam Tradisi Tasawuf - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Nama tarekat Naqsyabandiyah ini diambil dari pendirinya, Syeikh Bahauddin Muhammad An-Naqsyabandi (w. 791 H\/1289 M), termasuk jenis tarekat yang muktabarah\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-tarekat-naqsyabandiyah-dalam-tradisi-tasawuf\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Mengenal Tarekat Naqsyabandiyah dalam Tradisi Tasawuf - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Nama tarekat Naqsyabandiyah ini diambil dari pendirinya, Syeikh Bahauddin Muhammad An-Naqsyabandi (w. 791 H\/1289 M), termasuk jenis tarekat yang muktabarah\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-tarekat-naqsyabandiyah-dalam-tradisi-tasawuf\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2019-10-26T08:43:12+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2019-10-26T11:00:53+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/Mengenal-Tarekat-Naqsyabandiyah-dalam-Tradisi-Tasawuf.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"576\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Rohmatul Izad\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Rohmatul Izad\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"3 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-tarekat-naqsyabandiyah-dalam-tradisi-tasawuf\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-tarekat-naqsyabandiyah-dalam-tradisi-tasawuf\/\"},\"author\":{\"name\":\"Rohmatul Izad\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/6ff77bd4e73f1d72c0f96789b040072a\"},\"headline\":\"Mengenal Tarekat Naqsyabandiyah dalam Tradisi Tasawuf\",\"datePublished\":\"2019-10-26T08:43:12+00:00\",\"dateModified\":\"2019-10-26T11:00:53+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-tarekat-naqsyabandiyah-dalam-tradisi-tasawuf\/\"},\"wordCount\":570,\"commentCount\":0,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-tarekat-naqsyabandiyah-dalam-tradisi-tasawuf\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/Mengenal-Tarekat-Naqsyabandiyah-dalam-Tradisi-Tasawuf.jpg\",\"keywords\":[\"tarekat naqsyabandiyah\",\"tasawuf\"],\"articleSection\":[\"Tasawuf\"],\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"CommentAction\",\"name\":\"Comment\",\"target\":[\"https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-tarekat-naqsyabandiyah-dalam-tradisi-tasawuf\/#respond\"]}]},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-tarekat-naqsyabandiyah-dalam-tradisi-tasawuf\/\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-tarekat-naqsyabandiyah-dalam-tradisi-tasawuf\/\",\"name\":\"Mengenal Tarekat Naqsyabandiyah dalam Tradisi Tasawuf - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-tarekat-naqsyabandiyah-dalam-tradisi-tasawuf\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-tarekat-naqsyabandiyah-dalam-tradisi-tasawuf\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/Mengenal-Tarekat-Naqsyabandiyah-dalam-Tradisi-Tasawuf.jpg\",\"datePublished\":\"2019-10-26T08:43:12+00:00\",\"dateModified\":\"2019-10-26T11:00:53+00:00\",\"description\":\"Nama tarekat Naqsyabandiyah ini diambil dari pendirinya, Syeikh Bahauddin Muhammad An-Naqsyabandi (w. 791 H\/1289 M), termasuk jenis tarekat yang muktabarah\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-tarekat-naqsyabandiyah-dalam-tradisi-tasawuf\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-tarekat-naqsyabandiyah-dalam-tradisi-tasawuf\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-tarekat-naqsyabandiyah-dalam-tradisi-tasawuf\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/Mengenal-Tarekat-Naqsyabandiyah-dalam-Tradisi-Tasawuf.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/Mengenal-Tarekat-Naqsyabandiyah-dalam-Tradisi-Tasawuf.jpg\",\"width\":1024,\"height\":576,\"caption\":\"Mengenal Tarekat Naqsyabandiyah dalam Tradisi Tasawuf\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-tarekat-naqsyabandiyah-dalam-tradisi-tasawuf\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Mengenal Tarekat Naqsyabandiyah dalam Tradisi Tasawuf\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/6ff77bd4e73f1d72c0f96789b040072a\",\"name\":\"Rohmatul Izad\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/ba93774ce9134d53c46448d99649d962?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/ba93774ce9134d53c46448d99649d962?s=96&r=g\",\"caption\":\"Rohmatul Izad\"},\"description\":\"Magister Ilmu Filsafat Universitas Gadjah Mada | Alumni Pesantren Baitul Hikmah Krapyak Yogyakarta\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/rohmizad\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Mengenal Tarekat Naqsyabandiyah dalam Tradisi Tasawuf - Pecihitam.org","description":"Nama tarekat Naqsyabandiyah ini diambil dari pendirinya, Syeikh Bahauddin Muhammad An-Naqsyabandi (w. 791 H\/1289 M), termasuk jenis tarekat yang muktabarah","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-tarekat-naqsyabandiyah-dalam-tradisi-tasawuf\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Mengenal Tarekat Naqsyabandiyah dalam Tradisi Tasawuf - Pecihitam.org","og_description":"Nama tarekat Naqsyabandiyah ini diambil dari pendirinya, Syeikh Bahauddin Muhammad An-Naqsyabandi (w. 791 H\/1289 M), termasuk jenis tarekat yang muktabarah","og_url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-tarekat-naqsyabandiyah-dalam-tradisi-tasawuf\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2019-10-26T08:43:12+00:00","article_modified_time":"2019-10-26T11:00:53+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":576,"url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/Mengenal-Tarekat-Naqsyabandiyah-dalam-Tradisi-Tasawuf.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Rohmatul Izad","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Rohmatul Izad","Est. reading time":"3 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-tarekat-naqsyabandiyah-dalam-tradisi-tasawuf\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-tarekat-naqsyabandiyah-dalam-tradisi-tasawuf\/"},"author":{"name":"Rohmatul Izad","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/6ff77bd4e73f1d72c0f96789b040072a"},"headline":"Mengenal Tarekat Naqsyabandiyah dalam Tradisi Tasawuf","datePublished":"2019-10-26T08:43:12+00:00","dateModified":"2019-10-26T11:00:53+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-tarekat-naqsyabandiyah-dalam-tradisi-tasawuf\/"},"wordCount":570,"commentCount":0,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-tarekat-naqsyabandiyah-dalam-tradisi-tasawuf\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/Mengenal-Tarekat-Naqsyabandiyah-dalam-Tradisi-Tasawuf.jpg","keywords":["tarekat naqsyabandiyah","tasawuf"],"articleSection":["Tasawuf"],"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"CommentAction","name":"Comment","target":["https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-tarekat-naqsyabandiyah-dalam-tradisi-tasawuf\/#respond"]}]},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-tarekat-naqsyabandiyah-dalam-tradisi-tasawuf\/","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-tarekat-naqsyabandiyah-dalam-tradisi-tasawuf\/","name":"Mengenal Tarekat Naqsyabandiyah dalam Tradisi Tasawuf - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-tarekat-naqsyabandiyah-dalam-tradisi-tasawuf\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-tarekat-naqsyabandiyah-dalam-tradisi-tasawuf\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/Mengenal-Tarekat-Naqsyabandiyah-dalam-Tradisi-Tasawuf.jpg","datePublished":"2019-10-26T08:43:12+00:00","dateModified":"2019-10-26T11:00:53+00:00","description":"Nama tarekat Naqsyabandiyah ini diambil dari pendirinya, Syeikh Bahauddin Muhammad An-Naqsyabandi (w. 791 H\/1289 M), termasuk jenis tarekat yang muktabarah","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-tarekat-naqsyabandiyah-dalam-tradisi-tasawuf\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-tarekat-naqsyabandiyah-dalam-tradisi-tasawuf\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-tarekat-naqsyabandiyah-dalam-tradisi-tasawuf\/#primaryimage","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/Mengenal-Tarekat-Naqsyabandiyah-dalam-Tradisi-Tasawuf.jpg","contentUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/Mengenal-Tarekat-Naqsyabandiyah-dalam-Tradisi-Tasawuf.jpg","width":1024,"height":576,"caption":"Mengenal Tarekat Naqsyabandiyah dalam Tradisi Tasawuf"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-tarekat-naqsyabandiyah-dalam-tradisi-tasawuf\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Mengenal Tarekat Naqsyabandiyah dalam Tradisi Tasawuf"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/6ff77bd4e73f1d72c0f96789b040072a","name":"Rohmatul Izad","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/ba93774ce9134d53c46448d99649d962?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/ba93774ce9134d53c46448d99649d962?s=96&r=g","caption":"Rohmatul Izad"},"description":"Magister Ilmu Filsafat Universitas Gadjah Mada | Alumni Pesantren Baitul Hikmah Krapyak Yogyakarta","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/rohmizad\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/16938"}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/13"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=16938"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/16938\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/16962"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=16938"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=16938"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=16938"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}