PeciHitam.org \u2013<\/strong> Sebelum uang berbentuk seperti sekarang, dahulu orang menggunakan sistem barter untuk menyelesaikan sebuah transaksi dan setiap keyakinan memiliki standar masing-masing dalam menyikapi uang dan mata uang seperti halnya Islam, namun di era modern ini yang mana serba elektronik banyak muslim yang yang mempertanyakan hukum bitcoin dalam Islam.<\/p>\n\n\n\n

Berhubungan\ndengan hukum bitcoin dalam islam, terutama ketika berada pada sebuah pertukar suatu\njenis mata uang ke mata uang yang lain, jika berdasarkan hukum Islam yang ada\nsecara tekstual banyak yang memperdebatkan, berbeda halnya ketika dilihat\nsecara kontekstual yang mana ketika menggunakan jenis atau model bisnis tersebut\nsangat jarang di permasalahkan.<\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui\nbahwa Islam sendiri sangat ketat dalam menangani kasus pertukaran mata uang,\nmeskipun pertukaran mata uang adalah bentuk bisnis yang diperbolehkan.<\/p>\n\n\n\n

Di dalam\ntransaksi Islam kedua belah pihak harus sama-sama menerima uang untuk mencapai\nsebuah transaksi dan tidak diizinkan untuk menunda hal tersebut, sementara\naturan tersebut diciptakan untuk transaksi logam mulia, namun jika ditelusuri\nlebih lanjut maka prinsip yang sama berlaku pada bentuk lain dari mata uang\nseperti bitcoin.<\/p>\n\n\n\n

Berdasarkan\nHasil Keputusan Bahtsul Masail PWNU Jawa Timur tanggal 10 s\/d 11 Februari 2018\ndi Tuban terkait dengan mata uang virtual, bitcoin dikelompokkan sebagai harta\nvirtual, sehingga boleh dijadikan sebagai alat transaksi dan dapat dijadikan\nsebagai investasi, dimana berlakunya wajib zakat.<\/p>\n\n\n\n

 <\/strong>\u0648\u0627\u062e\u062a\u0644\u0641\n\u0627\u0644\u0645\u062a\u0623\u062e\u0631\u0648\u0646 \u0641\u0649 \u0627\u0644\u0648\u0631\u0642\u0629 \u0627\u0644\u0645\u0639\u0631\u0648\u0641\u0629 \u0628\u0627\u0644\u0646\u0648\u0637 \u0641\u0639\u0646\u062f \u0627\u0644\u0634\u064a\u062e \u0633\u0627\u0644\u0645 \u0628\u0646 \u0633\u0645\u064a\u0631 \u0648\u0627\u0644\u062d\u0628\u064a\u0628 \u0639\u0628\u062f \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0628\u0646\n\u0633\u0645\u064a\u0637 \u0623\u0646\u0647\u0627 \u0645\u0646 \u0642\u0628\u064a\u0644 \u0627\u0644\u062f\u064a\u0648\u0646 \u0646\u0638\u0631\u0627 \u0625\u0644\u0649 \u0645\u0627 \u062a\u0636\u0645\u0646\u062a\u0647 \u0627\u0644\u0648\u0631\u0642\u0629 \u0627\u0644\u0645\u0630\u0643\u0648\u0631\u0629 \u0645\u0646 \u0627\u0644\u0646\u0642\u0648\u062f \u0627\u0644\u0645\u062a\u0639\u0627\u0645\u0644\n\u0628\u0647\u0627 \u0648\u0639\u0646\u062f \u0627\u0644\u0634\u064a\u062e \u0645\u062d\u0645\u062f \u0627\u0644\u0623\u0646\u0628\u0627\u0628\u0649 \u0648\u0627\u0644\u062d\u0628\u064a\u0628 \u0639\u0628\u062f \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0628\u0646 \u0623\u0628\u0649 \u0628\u0643\u0631 \u0623\u0646\u0647\u0627 \u0643\u0627\u0644\u0641\u0644\u0648\u0633 \u0627\u0644\u0645\u0636\u0631\u0648\u0628\u0629\n\u0648\u0627\u0644\u062a\u0639\u0627\u0645\u0644 \u0628\u0647\u0627 \u0635\u062d\u064a\u062d \u0639\u0646\u062f \u0627\u0644\u0643\u0644 \u0648\u062a\u062c\u0628 \u0632\u0643\u0627\u0629 \u0645\u0627 \u062a\u0636\u0645\u0646\u062a\u0647 \u0627\u0644\u0623\u0648\u0631\u0627\u0642 \u0645\u0646 \u0627\u0644\u0646\u0642\u0648\u062f \u0639\u0646\u062f \u0627\u0644\u0623\u0648\u0644\u064a\u0646\n\u0632\u0643\u0627\u0629 \u0639\u064a\u0646 \u0648\u062a\u062c\u0628 \u0632\u0643\u0627\u0629 \u0627\u0644\u062a\u062c\u0627\u0631\u0629 \u0639\u0646\u062f \u0627\u0644\u0622\u062e\u0631\u064a\u0646 \u0641\u0649 \u0623\u0639\u064a\u0627\u0646\u0647\u0627 \u0625\u0630\u0627 \u0642\u0635\u062f \u0628\u0647\u0627 \u0627\u0644\u062a\u062c\u0627\u0631\u0629<\/strong> <\/strong><\/strong><\/p>\n\n\n\n

Artinya: \u201cUlama\nkontemporer berbeda pendapat dalam hukum uang elektronik, menurut Syekh Salim\nSamiir dan Habib Abdullah bin Smith, uang elektronik ialah serupa dengan duyun\natau hutang-piutang, dengan mencermati isi kandungannya berupa nuqud yang bisa\ndigunakan untuk muamalah,<\/p>\n\n\n\n

Menurut Syekh Muhammad Al-Unbaby dan Habib Abdullah bin Abu bakar, ia serupa dengan uang yang dicetak sehingga hukum bermuamalah dengannya ialah sah secara total, dengan demikian wajib membayar zakat dengan harta yang tersimpan di dalam kartu tersebut dengan zakat \u2018ain, dan wajib membayar zakat tijarah sebab kondisinya ketika dipakai untuk perdagangan,\u201d (Lihat: At-Tarmasy<\/a>, Al-Mathba\u2019ah Al-\u2018Amirah As-Syarafiyyah bi Mishra Al-Mahmiyyah, juz.4, hlm.29-30)<\/p>\n\n\n\n

Karena saat ini\nbitcoin masih belum mendapatkan regulasi dari pemerintah, dari segi keamanannya\nsehingga keadaannya sebagai alat transaksi masuk kategori rawan dengan risiko\ntinggi, maka dalam mengelolanya diperlukan ketelitian bagi yang menggunakan dan\nbermuamalah dengannya. <\/p>\n\n\n\n

Meskipun ketiadaan\nregulasi dari pemerintah, hal tersebut tidak menghalangi sahnya bermuamalah\nmenggunakan bitcoin selama tidak ada larangan dari syariah Islam mengenainya.<\/p>\n\n\n\n

Apabila ada\nindikasi bahwa bermuamalah dengan bitcoin dan semacamnya ditetapkan sebagai\nyang larangan oleh pemimpin atau pemerintah karena pertimbangan faktor adanya\nmafsadah atau kejahatan yang besar, maka hukum tersebut dapat menyertainya.<\/p>\n\n\n\n

 <\/strong>\u064a\u062c\u0628 \u0627\u0645\u062a\u062b\u0627\u0644 \u0623\u0645\u0631\n\u0627\u0644\u0625\u0645\u0627\u0645 \u0641\u064a \u0643\u0644 \u0645\u0627 \u0644\u0647 \u0641\u064a\u0647 \u0648\u0644\u0627\u064a\u0629 \u0643\u062f\u0641\u0639 \u0632\u0643\u0627\u0629 \u0627\u0644\u0645\u0627\u0644 \u0627\u0644\u0638\u0627\u0647\u0631\u060c \u0641\u0625\u0646 \u0644\u0645 \u062a\u0643\u0646 \u0644\u0647 \u0641\u064a\u0647 \u0648\u0644\u0627\u064a\u0629\n\u0648\u0647\u0648 \u0645\u0646 \u0627\u0644\u062d\u0642\u0648\u0642 \u0627\u0644\u0648\u0627\u062c\u0628\u0629 \u0623\u0648 \u0627\u0644\u0645\u0646\u062f\u0648\u0628\u0629 \u062c\u0627\u0632 \u0627\u0644\u062f\u0641\u0639 \u0625\u0644\u064a\u0647 \u0648\u0627\u0644\u0627\u0633\u062a\u0642\u0644\u0627\u0644 \u0628\u0635\u0631\u0641\u0647 \u0641\u064a \u0645\u0635\u0627\u0631\u0641\u0647<\/strong> <\/strong><\/strong><\/p>\n\n\n\n

Artinya: \u201cWajib\nhukumnya mematuhi perintah pemimpin di dalam segala hal yang menjadi wilayah\nkuasanya, seperti membayar zakat \u2018mal zhahir.\u2019, namun untuk hal yang di luar\nkewenangan kekuasaan pemerintah, seperti melaksanakan hak-hak wajib atau sunah,\nmaka boleh melaksanakannya dan bebas untuk bertasharruf di dalam\nkepentingannya.\u201d (Lihat: Bughyatul Mustarsyidin, Abdurrahman, Darul Fikr,\nhlm.91)<\/p>\n\n\n\n

Secara umum hukum\nbitcoin dalam Islam dapat dianalogikan seperti logam mulia, namun salah satu\nmasalah utama dari konsep mata uang digital ialah tidak adanya representasi\nwujud fisik dari Bitcoin tersebut, meskipun dapat dibuktikan adanya.<\/p>\n\n\n\n

Wujud dari\nbitcoin bukan dalam bentuk yang nyata namun dapat digunakan sebagai alat dan\nsarana transaksi muamalah karena dapat dibuktikannya bahwa bitkoin tersebut\nmempunyai nilai.<\/p>\n\n\n\n

Berdasarkan\nnilai intrinsik dari bitcoin tersebut, potensi kekurangannya merupakan hal yang\ncukup menarik karena hukum Islam memerlukan mata uang halal yang memiliki nilai\nintrinsik, namun mata uang digital tampaknya sesuai dengan kriteria tersebut.<\/p>\n\n\n\n

Tidak seperti\nmata uang kertas yang diwakili media kertas yang rentan terhadap kerusakan dan\nkehilangan, maka bitcoin memiliki nilai intrinsik yaitu nilainya tidak dapat\ndirusak melalui duplikasi palsu maupun cara ilegal lain.<\/p>\n\n\n\n

Nilai intrinsik\nbitcoin sangat berbeda dari gambaran orang pada umumnya, dimana kebanyakan\norang menyadari bahwa mata uang digital dihasilkan melalui proses yang disebut\npertambangan yang membutuhkan daya komputasi dalam bentuk \u201cproof of work\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Hukum bitcoin\ndalam islam sama halnya seperti yang dijelaskan tentang nilai intrinsik suatu\nmata uang pada umumnya karena nilainya sebanding dengan kesulitan yang\ndibutuhkan dalam proses penambangan.<\/p>\n\n\n\n

Karenanya perlu\ndi garis bawahi bahwa mata uang yang halal seharusnya bersifat deflasi secara\nalami yang mengarah ke fluktuasi nilai mata uang tersebut, dan yang demikian\nsama halnya nilai bitcoin dan emas juga halal karena ada batas pasokan yang tersedia\ndan harganya pun stabil.<\/p>\n\n\n\n

Demikianlah\npenjelasan hukum bitcoin dalam Islam, yang mana dapat menilai secara cerdas\nbahwa bitcoin termasuk halal jika dibandingkan dengan mata uang yang sudah\nberedar pada umumnya.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

PeciHitam.org \u2013 Sebelum uang berbentuk seperti sekarang, dahulu orang menggunakan sistem barter untuk menyelesaikan sebuah transaksi dan setiap keyakinan memiliki standar masing-masing dalam menyikapi uang dan mata uang seperti halnya Islam, namun di era modern ini yang mana serba elektronik banyak muslim yang yang mempertanyakan hukum bitcoin dalam Islam. Berhubungan dengan hukum bitcoin dalam islam, […]<\/p>\n","protected":false},"author":40,"featured_media":17601,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[1691],"tags":[5878],"yoast_head":"\n