Pecihitam.org<\/strong> – Kitab maulid al-Barzanji merupakan karya tulis berbentuk prosa dan sajak yang berisi tentang biografi nabi Muhammad SAW, mencakup nasab (silsilah), kehidupannya dari masa kecil hingga menjadi Rasul. Selain itu, juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimilikinya, serta berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan umat manusia.<\/p>\n\n\n\n Judul asli kitab ini adalah \u2018Iqd al-Jawahir (Kalung Permata). Namun, dalam perkembangannya, nama pengarangnyalah yang lebih masyhur disebut, yaitu Syekh Ja\u2019far ibn Hasan ibn Abdul Karim ibn Muhammad al-Barzanji. <\/p>\n\n\n\n Beliau adalah seorang sufi yang lahir pada tahun 1690 M dan wafat pada 1766 M. Nama kitab al-Barzanji dinisbatkan kepada nama penulisnya, yang juga diambil dari tempat asal keturunannya yaitu didaerah Barzinj atau Kurdistan.<\/p>\n\n\n\n Dalam kitab ini, sejarah hidup Rasulullah SAW tergambar. Mulai dari silsilah keluarganya, kehidupannya semasa anak-anak, remaja, dan pemuda hingga diangkat menjadi nabi dan rasul.<\/p>\n\n\n\n Al-Barzanji juga mengisahkan sifat yang dimiliki Rasulullah SAW dan perjuangannya dalam menyiarkan Islam dan menggambarkan kepribadiannya yang agung untuk dijadikan teladan umat manusia.<\/p>\n\n\n\n Kitab maulid al-Barzanji ditulis dengan tujuan untuk meningkatkan ghirah dan kecintaan umat muslim kepada Rasulullah SAW. Dalam kitab itu riwayat Nabi SAW dilukiskan dengan bahasa yang indah dalam bentuk puisi dan prosa (nasr) dan kasidah yang sangat menarik.<\/p>\n\n\n\n Secara garis besar, paparan Al-Barzanji dapat diringkas sebagai berikut:<\/p>\n\n\n\n Kitab Al-Barzanji banyak dibaca dimana-mana dalam berbagai acara dan kesempatan. Umumnya pembacaan kitab Al-Barzanji dibawakan dalam berbagai macam lagu; rekby (dibaca perlahan), hejas (dibaca lebih keras dari rekby), ras (lebih tinggi dari nadanya dengan irama yang beraneka ragam), husein ( membacanya dengan tekanan suara yang tenang), nakwan membaca dengan suara tinggi tapi nadanya sama dengan nada ras, dan masyry, yaitu dilagukan dengan suara yang lembut serta dibarengi dengan perasaan yang dalam.<\/p>\n\n\n\n Ada catatan menarik dari Nico Captein, seorang orientalis dari Universitas Leiden, dalam bukunya yang berjudul Perayaan Hari Lahir Nabi Muhammad SAW (INIS, 1994).<\/p>\n\n\n\n Menurutnya, Maulid Nabi pada mulanya adalah perayaan kaum Syi\u2019ah Fatimiyah (909-117 M) di Mesir untuk menegaskan kepada publik bahwa Dinasti tersebut benar-benar keturunan Nabi. Bisa dibilang, awalnya ada nuansa politis di balik perayaannya.<\/p>\n\n\n\nRelasi Berjanji dan Maulud Nabi<\/strong><\/h4>\n\n\n\n