Maulid simtud durar merupakan kitab maulid yang cukup\nagung yang dibaca oleh umat muslim diseluruh dunia khususnya yang dibawa dari\nbani alawy yaitu para habaib yang berdakwa menyebar\nkeseluruh dunia. Banyak keistimewaan dan keberkahan dalam maulid ini. Maulid\nini lebih dikenal dengan nama Maulid Al-Habsyi, mungkin karena pengarangnya ber\nfam Al-Habsyi yaitu Habib Ali Al Habsyi.<\/p>\n\n\n\n

Berikut\nini adalah etika yang baik dilakukan ketika hendak mengadakan pembacaan maulid\nal-Habsyi:<\/p>\n\n\n\n

1. Hendaknya\nbadan, tempat dan pakaian suci dari hadas dan najis.<\/li>
2. Hendaknya\nmengenakan pakaian (pecis, baju dan sarung) putih, serta yang baru, jika ada,\ndisertai wewangian, serta menampakkan rasa senang dan gembira.<\/li>
3. Niat\nyang baik (memperoleh ridho Allah, syafa\u2019at Rasulullah, serta memperoleh\nbarokah dari auliya\u2019ullah<\/em>), <\/em>khususnya barokah dari yang mulia\nHabib Ali bin Muhammad bin Husain al-Habsyi.<\/li>
4. Ketika\nmaulid dibaca, hadirin supaya diam dan mendengarkan, serta bersikap tenang\nanggota badannya,  jangan sampai duduk\nseenaknya, lebih-lebih sambil merokok. Sebab, majlis maulid dihadiri oleh ruh\nbaginda Nabi dan arwah orang-orang sholeh (arwahussholihin) <\/em>serta para\nmalaikat rahmat.<\/li>
5. Membaca\nmaulid dengan jelas (tartil<\/em>) dan tinggi suaranya, dan jika mampu maka\ndibaca beserta irama lagu.<\/li>
6. Pada\nsaat berdiri (mahallul qiyam<\/em>) hendaknya hadirin berdiri dengan memenuhi\netika, adab serta sopan santun, dengan hati yang hudhur<\/em> (mengingat\nbaginda Nabi, yakni dengan mengingat-ingat tentang sifat atau perilaku baginda\nNabi) serta khusyu\u2019<\/em> anggota badannya seraya berdoa atau memohon hajatnya\n(dunia \/ akhirat) dengan sirr<\/em> atau perlahan. Sebab, pada saat berdiri (mahallul\nqiyam<\/em>) adalah saat ijabah<\/em> (waktu dikabulkannya doa).<\/li>
7. Bagi hadirin, hendaknya mengumandangkan shalawat\nbersama-sama secara serentak serta meninggikan suara dengan tetap memenuhi\nkesopanan, dan hendaknya hadirin mengikuti bacaan qori\u2019 secara bersama-sama\n(kompak) pada saat yang semestinya.<\/li>
8. Hendaknya menyelenggarakan maulid di tempat-tempat\nyang sepi (jauh dari keramaian)<\/em>, tenang dan hening.<\/li>
9. Memberikan\nharum-haruman pada tempat penyelenggaraan maulid, dengan membakar kemenyan arab\natau dupa penganten, atau kayu garu atau dengan menebar-nebarkan kembang yang\nwangi (kembang melati dll)<\/em> atau memakai minyak wangi yang dioleskan satu\npersatu kepada hadirin.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

   Jika bergantian membaca maulid, hendaknya mendahulukan arah sebelah kanan (mempersilahkan orang yang berada di sebelah kanan). Jika waktunya tidak mendesak (terbatas) dan tidak udzur<\/em> (halangan) hendaknya pembacaan maulid dikhatamkan. <\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

   Pecihitam.org – Maulid sering juga disebut maulud atau mulud adalah peringatan Hari Kelahiran Nabi Muhammad yang biasanya dirayakan selama sebulan penuh di bulan Rabiul Awal. Dalam perayaan tersebut dibacakan kitab maulid yaitu kisah kelahiran dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW yang disusun berupa syair puitis yang panjang. Oleh karena itu, perlu adanya etika pembacaan maulid […]<\/p>\n","protected":false},"author":16,"featured_media":18467,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[4],"tags":[150],"yoast_head":"\n