Pecihitam.org <\/strong>– Hadits menurut sejarawan adalah segala bentuk ucapan, perbuatan, dan ketetapan yang disandarkan pada Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.<\/p>\n\n\n\n Alasan kategori sahabat masuk dalam pengertian hadits adalah, sebab segala bentuk perbuatan yang dilakukan oleh sahabat adalah berdasarkan apa yang dilakukan oleh Nabi.<\/p>\n\n\n\n Dalam hal metode kritik hadis, para sejarawan juga berbeda pendapat dengan ahli hadis (Muhaditsin)<\/em> sebab lingkungan dan pemikiran mereka lah yang memicu adanya perbedaan tersebut. <\/p>\n\n\n\n Kritik hadits dan kritik sejarah memang tidak sama sepenuhnya, meskipun konten yang dijadikan objek adalah sama-sama berita. Terdapat beberapa perbedaan antara keduanya, sebagaimana disebutkan al-Jawabi <\/em>dalam kitabnya Juhud al-Muhadditsin <\/em>hal. 495 , adalah:<\/p>\n\n\n\n Berikut merupakan perbedaan yang mencolok dari kritik hadis menurut sejarawan dan ahli hadis, yakni pandangan mereka terkait posisi sahabat Nabi dan kekritisisan pada matan hadis.<\/p>\n\n\n\n Seperti, kritis pada Sahabat Nabi dalam tradisi kritik hadis, semua perowi harus diteliti satu persatu. Jika terbukti salah satu informan cacat atau mendapat opini buruk dari orang lain yang memiliki kredibilitas di bidang al-jarh wa ta\u2018dil<\/em>, maka hadis yang diriwayatkannya pun memperoleh justifikasi buruk. <\/p>\n\n\n\n Namun, penelitian terhadap perowi ini tidak berlaku pada sahabat, dan inilah yang dianut oleh kalangan Sunni. Figur sahabat seolah terkunci rapat dari segala macam opini-opini negatif dan hanya bisa dilekatkan dengan opini yang positif saja.<\/p>\n\n\n\n