Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":18317,"date":"2019-11-03T19:24:36","date_gmt":"2019-11-03T12:24:36","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=18317"},"modified":"2019-11-03T19:24:37","modified_gmt":"2019-11-03T12:24:37","slug":"kotoran-telinga-apakah-najis-berikut-penjelasannya","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/kotoran-telinga-apakah-najis-berikut-penjelasannya\/","title":{"rendered":"Kotoran Telinga Apakah Najis? Berikut Penjelasannya"},"content":{"rendered":"\n
Pecihitam.org<\/strong> – Umumnya dari kita sering membersihkan telinga jika terasa sudah bersih atau kotor di dalamnya. Namun ada yang tau nggak sih sebenarnya kotoran telinga itu apakah termasuk benda najis atau tidak? Sehingga perlu dibasuh atau malah kotoran telinga dihukumi suci?<\/p>\n\n\n\n
Telinga merupakan alat pendengaran yang mana adalah salah satu dari lima panca indra manusia. Oleh karenanya telinga penting untuk dijaga dan diperhatikan agar pendengar seorang tetap dapat berfungsi dengan baik.<\/p>\n\n\n\n
Inilah salah satu hikmah dibalik dianjurkannya membasuh telinga saat berwudhu. Yang mana adalah salah satu bentuk perhatian syariat kepada kebersihan Telinga seseorang agar supaya berfungsi dengan baik dan normal.<\/p>\n\n\n\n
Dalam kitab Ta’liqus Sunanis Shagir lil Baihaqi dijelaskan,<\/p>\n\n\n\n
“Membasuh kedua telinga pada saat wudhu bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan zat-zat yang terhimpun di dalamnya berupa debu yang terkadang dapat mengakibatkan lemahnya pendengaran atau telinga akan terkena infeksi. Jika hal demikian menyebar pada telinga bagian dalam yang merupakan pusat keseimbangan tubuh maka akan membuat keseimbangan tubuh menjadi tidak teratur. ” (lihat Dr. Abdul Mu’thi Amin Qal’aji, Ta’liqus Sunanis Shaghir lil Baihaqi, juz I hal. 25)<\/p>\n\n\n\n