Pecihitam.org<\/strong> – Kita tahu anjing adalah satu salah satu hewan yang di anggap najis mughaladoh atau najis berat. Itulah mengapa anjing sering di identikkan salah satu hewan yang kerap dijauhi oleh sebagian umat Islam.<\/p>\n\n\n\n Karena bukan sekedar haram memakannya saja tetapi karena mensucikan diri dari diurut dan kotorannya lebih sulit setidaknya ini menurut Mazhab Syafi’i. Lantas, bagaimana jika orang islam memelihara anjing, apakah di dalam Islam diperbolehkan?<\/p>\n\n\n\n Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa seorang muslim yang memelihara anjing tanpa ada sebab atau kepentingan tertentu dapat dikurangi pahalanya. Sebagaimana hadis riwayat Imam muslim berikut ini:<\/p>\n\n\n\n \u0648\u0641\u064a \u0631\u0648\u0627\u064a\u0629 \u0644\u0645\u0633\u0644\u0645 \u0645\u0646 \u0627\u0642\u062a\u0646\u0649 \u0643\u0644\u0628\u0627 \u0644\u064a\u0633 \u0628\u0643\u0644\u0628 \u0635\u064a\u062f\u060c \u0648\u0644\u0627 \u0645\u0627\u0634\u064a\u0629 \u0648\u0644\u0627 \u0623\u0631\u0636\u060c \u0641\u0625\u0646\u0647 \u064a\u0646\u0642\u0635 \u0645\u0646 \u0623\u062c\u0631\u0647 \u0642\u064a\u0631\u0627\u0637\u0627\u0646 \u0643\u0644 \u064a\u0648\u0645.<\/strong><\/p>\n\n\n\n Artinya: “Dalam riwayat Muslim Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: Siapa saja yang memelihara anjing bukan anjing pemburu, penjaga ternak, atau penjaga kebun, maka pahalanya akan berkurang sebanyak 2 qirath setiap hari” (HR. Imam Muslim).<\/em><\/p>\n\n\n\n Berdasarkan hadis tersebut para ulama berbeda pendapat mengenai seorang muslim yang memelihara anjing. Ulama Mazhab Syafi’i menarik kesimpulan bahwa seorang muslim haram hukumnya memelihara anjing tanpa ada hajat tertentu. Seorang muslim hanya boleh memelihara anjing untuk sejumlah keperluan sebagaimana berikut ini:<\/p>\n\n\n\n “Adapun memelihara anjing tanpa ada hajat tertentu dalam madzhab Kami adalah haram. Sedangkan memeliharanya untuk berburu, menjaga tanaman, atau menjaga ternak boleh. Sementara ulama kami berbeda pendapat perihal memelihara anjing untuk menjaga rumah, gerbang, Atau lainnya. Pendapat pertama menyatakan tidak boleh dengan pertimbangan tekstual Hadits. Hadis itu menyatakan larangan itu secara lugas kecuali untuk zakat tanaman, perburuan, dan jaga ternak. Pendapat kedua ini lebih sahih membolehkan dengan memakai kias atas 3 aja tadi berdasarkan illat yang dipahami dari hadis tersebut, yaitu hajat tertentu. ” (Imam an-Nawawi Al-Minhaj Syarah Shahih Muslim<\/a><\/strong> Ibnu al-Hajjaj [Kairo, al Mathba`ah Al Mishriyyah: 1929M\/1347H] cetakan pertama, juz 10 halaman 236).<\/p>\n\n\n\n Sementara Imam Malik menyatakan kebolehan seorang muslim untuk memelihara anjing untuk berbagai keperluan sebagaimana keterangan Ibnu Abdil Barr berikut ini:<\/p>\n\n\n\n “Imam Malik membolehkan pemeliharaan anjing untuk jaga tanaman, perburuan, dan jaga hewan ternak. Sahabat Umar tidak membolehkan pemeliharaan anjing kecuali untuk berburu dan menjaga hewan ternak ia berhenti ketika mendengar dan hadis riwayat Abu Hurairah, Sufyan Bin Abu Zuhair, Ibnu Mughaffah, dan selain mereka terkait ini tidak sampai kepada-nya.” (Lihat Ibnu Abdil Barr, Al Istidzakar Al jami li Madzhahibi Fuqaha’il Amshar, [Halab Kairo Darul Wagha dan Beirut, Darul Qutaibah: 1993M\/1414 H] cetakan pertama juz 27 halaman 193).<\/p>\n\n\n\n