Pecihitam.org<\/strong> – Secara harfiah Mu’tazilah berasal dari kata i’tazala yang artinya berpisah atau memisahkan diri atau yang berarti juga menjauh atau menjauhkan diri. Secara teknis mu’tazilah menunjuk pada dua golongan yaitu:<\/p>\n Beberapa versi tentang aliran mu’tazilah yang kedua ini, merujuk pada peristiwa yang terjadi antara Washil bin Atha, Amr Bin Ubaid dan Hasan Al Bashri ketika itu di Basrah.<\/p>\n Ketika Washil mengikuti pengajaran yang diberikan oleh Hasan Al bashri tentang dosa besar. Washil mengemukakan pendapatnya dengan mengatakan: “Saya berpendapat bahwa orang yang berdosa besar bukan mukmin dan bukan pula kafir tetapi berada pada posisi diantara keduanya, tidak mukmin dan tidak kafir”. Kemudian Washil menjauhkan diri dari Hasan Basri dan pergi di tempat lain di lingkungan masjid.<\/p>\n Disana Washil mengulangi pendapatnya tentang definisi dosa besar yaitu di depan para pengikutnya. Dengan peristiwa ini kemudian Hasan al-Bashri berkata, “Washil telah menjauhkan diri kita (i’tazalla anna)”. Menurut Syahrastani kelompok yang menjauhkan diri inilah yang kemudian disebut dengan istilah muktazilah.<\/p>\n Al-Mas’udi memberikan keterangan lain, mereka disebut kaum Mu’tazilah sebab mereka berpendapat bahwa orang yang berdosa besar bukanlah mukmin dan juga bukan kafir namun mengambil posisi diantara kedua posisi tersebut (Al manzilah bain Al manzilatain).<\/p>\n Golongan Mu’tazilah juga dikenal dengan nama lain seperti ahl al-adl yang berarti golongan yang mempertahankan keadilan Tuhan dan ahl al Tauhid wa al adl yang berarti golongan yang mempertahankan keesaan murni dan keadilan Tuhan.<\/p>\n\n