Pecihitam.org<\/strong> – Pada artikel sebelumnya telah dijelaskan mengenai latar belakang timbulnya paham Syiah yaitu secara singkat lebih disebabkan karena urusan politik kekuasaan dan juga pengikut Ali yang tidak menerima atau tidak terima terhadap kekhalifahan Umayyah yang merampas dari Ali. Selain itu juga karena kekejaman rezim satu terhadap Ahlul Bait terutama terjadinya tragedi Karbala<\/strong><\/a> itu terbunuhnya Imam Husein.<\/p>\n Dalam sejarah syiah tidak dapat mempertahankan kesatuannya, kelompok ini akhirnya terpecah menjadi beberapa sekte. Perpecahan ini terutama dipicu oleh masalah doktrin Imamah. Diantara sekte-sekte Syiah itu adalah Syiah Itsna Asy’ariyah, Syiah Sab’iyah, Syiah Zaidiyah, dan Syiah Ghullat.<\/p>\n Perbedaan dari sekte-sekte tersebut akan dijelaskan sebagaimana di bawah ini:<\/p>\n Disebut juga syiah dua belas imam. Karena yang menjadi dasar akibatnya adalah persoalan Imam dalam artinya pemimpin regio politik. Yang dimaksud adalah Ali bin Abi Thalib yang berhak menjadi khalifah bukan hanya karena kecakapannya atau kemuliaan akhirnya tetapi juga karena ia telah ditunjuk dan pantas menjadi khalifah pewaris kepemimpinan Nabi Muhammad.<\/p>\n Ide tentang Ali dan keturunan untuk menduduki jabatan khalifah telah ada sejak nabi wafat yaitu dalam perbincangan politik di saqifah Bani Saidah. Syiah Itsna asyariyah sepakat bahwa Ali adalah penerima wasiat Nabi Muhammad seperti yang ditunjukkan Nas.<\/p>\n Adapun penerima wasiat setelah Ali Bin Abi Thalib adalah keturunan dari garis Fatimah yaitu Hasan bin Ali kemudian Husain bin Ali sebagaimana yang disepakati setelah Husein adalah Ali Zainal Abidin kemudian secara berturut-turut Muhammad Al Fakir, Abdullah Jafar Sodiq, Musa al-Kazhim, Ali ar Rida, Muhammad al Jawwad, Ali al Hadi, Hasan al Askari, dan terakhir Muhammad al Mahdi sebagai imam ke dua belas.<\/p>\n1. Syiah Itsna Asyariah atau Syiah Imamah<\/strong><\/h4>\n
Doktrin Syiah Itsna Asyariyah<\/strong><\/h5>\n