Pecihitam.org<\/strong> – Beliau adalah al-Hasan Abu Sa\u2019id putra dari Yassar atau lebih deikenal dengan nama Hasan al Basri. Yassar (ayah Hasan al-Basri) merupakan budak (hasil rampasan perang) dari daerah Maisan (daerah antara kota Bashrah dan Wasith) yang terdampar di Madinah, kemudian dibeli oleh ar-Rubayyi\u2019 binti an-Nadhar bibi dari Anas bin Malik radhiyallahu \u2018anhu<\/em>, lalu dimerdekakan. <\/p>\n\n\n\n Adapun kata al-Basri yang disandangnya adalah penisbatan kepada kota dimana ia tinggal dan menghabiskan umurnya. Nama ibunya adalah Khairah, beliau merupakan maulah<\/em> (budak) dari Ummu Salamah (isteri Rasulullah). <\/p>\n\n\n\n Beliau lahir dari pernikahan Yassar dan Khairah, yang bertepatan dengan 2 tahun terakhir dari masa kekhalifahan Umar bin al-Khathab, yang mana bayi mungil itu akan menjadi ulama besar pada zamannya.<\/p>\n\n\n\n Bayi tersebut diberkahi oleh Allah, disebabkan do\u2019a sahabat Nabi shallallahu \u2018alaihi wasallam, yaitu do\u2019a khalifah Umar bin al-Khathab. dalam do\u2019anya beliau berkata,<\/p>\n\n\n\n \u201cYa Allah jadikan anak ini sebagai orang yang faqih dalam perkara agama, dan jadikan ia sebagai orang yang disayangi banyak orang.\u201d<\/em> <\/p>\n\n\n\n Ditambah regukkan susu dan asuhan isteri baginda Nabi yang mulia Ummu Salamah radhiyallahu \u2018anha, karena memang ibu Hasan al-Basri adalah pembantu isteri Rasulullah shallallahu \u2018alaihi wasallam yang bertugas menyusukan anaknya.<\/p>\n\n\n\n Sehingga, ketika Ummu\u00a0 Salamah memberinya tugas untuk suatu keperluan diluar rumah, maka beliaulah yang mengasuh Hasan al-Basri, lalu saat ia menangis karena ditinggal ibunya, maka Ummu \u00a0Salamah menyusukannya sambil membawanya berkeliling-keliling untuk meredahkan tangisannya.<\/p>\n\n\n\n Hasan al-Basri rahimahullah tumbuh di tengah-tengah lautan orang-orang yang berilmu, sebab Allah masih memberinya kesempatan untuk bertemu dengan para sahabat nabi, generasi yang langsung berhadapan dengan cahaya wahyu, serta luhurnya akhlak dan kepribadian Rasul shallallahu \u2018alaihi wasallam. <\/p>\n\n\n\n Beliau turut menyaksikan peristiwa besar yang terjadi dikalangan sahabat, turut serta dalam melaksanakan shalat jum\u2019at bersama Utsman, dan mendengar langsung Utsman berkhutbah; juga turut menyaksikan peristiwa fitnah yang dahsyat kala itu, yaitu pengepungan yang terjadi di rumah khalifah Utsman bin Affan, yang dikenal dengan Yaum ad-Dar<\/i>, tatkala itu beliau berusia empat belas tahun.<\/p>\n\n\n\n Al-Hasan al-Basri belajar al-Quran dari Hitthan bin\u00a0 Abdullah ar-Raqasy dan para tabi’in lainnya. Sedangkan dalam bidang hadits, beliau banyak meriwayatkan dari sahabat-sahabat nabi shallallahu \u2018alaihi wasallam<\/em>, seperti Anas bin Malik, Amr bin Taghlib, Abdurrahman bin Samurahdan dari Ahmar (bin Juz’ as-Sadusi), dan Abdullah bin Mughaffal.<\/p>\n\n\n\n Karena beliau merupakan seorang yang sangat alim pada zamannya, maka tidak sedikit dari murid-muridnya dan para ulama yang sejaman dengannya meriwayatkan hadits dari jalurnya.<\/p>\n\n\n\n Diantara muridnya yang masyhur adalah: Humaid at-Thawil, Abdullah bin \u2018Aun, Hisyam bin Hassan, Syaiban bin Abdurrahman an-Nahwi, Yunus bin Ubaid, Tsabit al-Bunani, Malik bin Dinar, Abu Huraiz Abdullah bin al-Husain Qadhi Sijistan, Ayub (As-Sikhtiyani), dan lainnya. Sehingga beliau termasuk ahli hadits pada masanya. <\/p>\n\n\n\n Beliau adalah salah satu Ulama pada masa Tabi’in, Beliau bukan hanya seorang ulama, guru, dan mufti penduduk Bashrah saja, akan tetapi beliau juga seorang mujahid yang dikenal pemberani pada zamannya.<\/p>\n\n\n\nKelahiran dan Masa Pertumbuhannya<\/strong><\/h4>\n\n\n\n
Para Guru dan Murid-Muridnya<\/strong><\/h4>\n\n\n\n
Sifat dan Keutamaan Hasan al-Basri<\/strong><\/h4>\n\n\n\n