Pecihitam.org,<\/strong>– Sebagai Agama yang komprehensif, tentu Islam menyediakan solusi dan jalan pada berbagai permasalahan yang melanda kehidupan manusia, mulai dari hal yang kecil sampai pada hal yang besar. <\/p>\n\n\n\n Sehingga dalam hal ini, bisa dikatakan bahwa Ajaran Islam memang mencangkup seluruh disiplin Ilmu yang ada, dan salah satunya ialah terkait psikologi atau lebih khususnya pada gangguan kepribadian mengingat kita selaku manusia,<\/p>\n\n\n\n Dari segi pengertiannya, kepribadian dalam islam paling tidak dapat diartikan sebagai serangkaian ataupun keseluruhan perilaku mausia, baik itu karena kita selaku makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial. <\/p>\n\n\n\n Dan tentu dalam menempa kepribadian ini perlu sesuai dengan aturan aturan yang diturunkan dari ajaran Islam yang bersumber pada Al Qur\u2019an dan Sunnah. <\/p>\n\n\n\n Pertanyaannya kemudian ialah lantas bagaimana jadinya jikalau kepribadian seseorang sedang terganggu atau yang lebih dikenal dengan sebutan gangguan kepribadian?<\/p>\n\n\n\n Tentu ini akan berdampak pada kepribadian si pelaku (hati dan jiwa) yang pada akhirnya akan melakukan sesuatu atau aktifitas yang keluar dari norma ataupun perilaku sosial yang umumnya berlandaskan pada etika yang ada. <\/p>\n\n\n\n Imam Al Ghazali<\/strong><\/a> <\/strong>sendiri menyebut ini dengan sebutan Al Akhlaq al\u00a0 Khabitsah<\/em> yang kemudian ia berkata \u201cAkhlaq yang buruk merupakan penyakit hati dan penyakit jiwa\u201d<\/em><\/p>\n\n\n\n Berikut delapan perilaku merusak (Al Muhlikat) yang mengakibatkan gangguan kepribadian menurut Imam Al Ghazali.;<\/p>\n\n\n\n Contohnya ialah memakan makanan syubhat atau haram ataupun melakukan hubungan seks diluar nikah. Seperti yang disabdakan Rasulullah Saw.,<\/p>\n\n\n\n \u201cSesugguhnya di antara yang aku takutkan atas kalian, ialah Syahwat mengikuti nafsu pada perut dan pada kemaluan kalian serta fitnah\u00a0 fitnah yang menyesatkan\u201d (HR. Ahmad dari Abu Barzah al Aslami. Di shahihkan oleh Syaikh Badrul Badr dalam Ta\u2019liq Kasyful Kurbah, h.21)<\/em><\/p>\n\n\n\n Seperti mengolok nglok, debat yang tidak berarti dan diperpanjang tanpa adanya ilmu sebagai landasan, dusta, adu domba, menceritakan kejelekan orang lain ataupun sengaja mencari kejelekan saudaranya sendiri dan mengumbarnya.<\/p>\n\n\n\n Maka tak heran jikalau ada banyak hadis hadis nabi yang sangat menganjurkan kita untuk menjaga mulut (lisan). Salah satunya ialah Hadis berdasarkan riwayat At Tirmidzi dan Ibnu Hibban, dalam Shahih Ibni Hibban, dari Abdullah bin Umar r.a., dalam hadis ini Ibnu Umar mengisahkan;<\/p>\n\n\n\n Rasulullah Saw., naik mimbar lalu berseru dengan lantang, \u2018wahai orang orang yang telah menyatakan masuk Islam dengan lisannya, tetapi keimanan belum menancap dalam hatinya! Janganlah kalian menyakiti kaum muslimin. Jangan pula kalian mencari cari keburukan mereka. Barang siapa mencari cari keburukan saudaranya sesama muslim, pasti Allah mencari cari pula keburukannya. Dan apabila Allah mencari cari keburukannya, niscaya Allah membeberkan aibnya, meskipun di dalam rumahnya sendiri<\/em><\/p>\n\n\n\n Tentu ketiga sifat ini merupakan sifat yang perlu kita jauhi selaku umat muslim, dan yang paling utama ialah kemampuan kita dalam menahan diri ketika marah. <\/p>\n\n\n\n Menurut Imam Al Ghazali, kepribadian yang pemarah (Gadhab) disebabkan oleh dominasi unsur api atau panas. Yang mana unsur tersebut melumpuhkan peran unsur kelembaban. Sehingga kemarahan hanya bisa diatasi dengan perlawanan yang lemah lembut. Seperti Sabda Rasulullah Saw.,<\/p>\n\n\n\n \u201cSesungguhnya marah itu dari Syetan dan syetan itu diciptakan dari api. Sesungguhnya api itu dapat dipadamkan dengan air, maka barangsiapa yang marah hendaklah berwudhu\u201d<\/em><\/p>\n\n\n\n Sedangkan Iri dan dengki yakni sikap atau perilaku yang tidak merasa nyaman terhadap nikmat, karunia, prestasi dan kelebihan yang dimiliki oleh orang lain.<\/p>\n\n\n\n Dalam Islam sendiri dan dalam dunia Psikologi, Iri hati dan dengki tergolong sebagai gangguan mental yang cukup berat, sebab si pelaku senantiasa menanggung beban psikologi yang kompleks seperti kebencian, buruk sangka dan lainnya.<\/p>\n\n\n\n1. Bahaya Syahwat perut dan kelamin<\/strong><\/h4>\n\n\n\n
2. Bahaya Mulut<\/strong><\/h4>\n\n\n\n
3. Bahaya Marah, Iri dan Dengki<\/strong><\/h4>\n\n\n\n
4. Bahaya Cinta Dunia<\/strong><\/h4>\n\n\n\n