Pecihitam.org – <\/strong>Memaknai Istilah Istidraj akan lebih mudah dipahami jika digambarkan sebagai berikut, Istidraj adalah jikalau ada seseorang yang selalu dapat nikmat Allah tiada henti-hentinya, hari ini dapat uang dengan nominal fantastis menurut ukurannya, besok dapat lagi nikmat yang lain, lusa dapat lagi, besoknya lagi dapat lagi, begitu seterusnya. Ia selalu dapat apa saja yang ia inginkan dengan gampang dan mudah, tanpa bersusah-susah. Berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun ia begitu mudahnya mendapatkan segala apa yang ia inginkan. Bagaikan membalikkan telapak tangannya. Harta ia kumpulkan dengan tanpa terlalu berkeringat. Hasilnya pun fantastis, dan bikin orang lain berdecak kagum bukan main, melimpah ruah.<\/p>\n\n\n\n

Jika ada di antara kita, saat ini\nbergelimang banyak harta dan kemewahan atau meraih tahta dan menduduki jabatan\nbergengsi, jangan buru-buru mengucapkan Alhamdulilah<\/em>, sebagai ungkapan\nsyukur. Melainkan hendaknya, ia berkaca diri dan intropeksi.<\/p>\n\n\n\n

Sebab, apabila semua itu didapat dari korupsi, suap atau cara-cara haram lainnya, semua kemewahan dunia dan jabatan yang nyaman itu bukanlah\u00a0ni’mah<\/em>\u00a0(nikmat) yang harus disyukuri, melainkan justru merupakan\u00a0niqmah<\/em>\u00a0(malapetaka) yang mesti diwaspadai. Dalam terminologi\u00a0syar’i<\/em>\u00a0(Islam) hal ini disebut dengan\u00a0istidraj<\/em>. <\/p>\n\n\n\n

Sebagaimana telah disampaikan Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Uqbah bin ‘Aamir RA, “Apabila engkau melihat Allah memberi seorang hamba kelimpahan dunia atas maksiat-maksiatnya, apa yang ia suka, maka ingatlah sesungguhnya hal itu adalah istidraj<\/em>“.<\/p>\n\n\n\n

Kemudian Rasulullah SAW membaca ayat\n44 dari QS Al An’aam [6], yang artinya “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang\ntelah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan\nuntuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah\ndiberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, Maka\nketika itu mereka terdiam berputus asa<\/em>” (HR Ahmad no. 17349\ndan dishahihkan Al Albani di As Silsilah Ash Shahihah no. 414).<\/p>\n\n\n\n

Hadits dan ayat di atas menggariskan\nsunnatullah dalam kehidupan pendosa dan pelaku maksiat. Terkadang Allah SWT\nmembukakan beragam pintu rizki dan pintu kesejahteraan hidup serta kemajuan\ndalam banyak aspek kehidupan seperti termaktub dalam redaksi ayat di atas,\n“Kami pun\nmembukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka”. <\/em>Bisa\nberbentuk kemajuan di bidang ekonomi, pendidikan, teknologi, militer,\nkesehatan, kebudayaan, stabilitas keamanan dan lain sebagainya.<\/p>\n\n\n\n

Ini merupakan istidraj<\/em> (mengulur-ulur)\ndan imlaa’<\/em> (penangguhan)\ndari Allah bagi mereka sebagaimana firman Allah, “Maka\nserahkanlah (Ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan\nperkataan ini (Al Quran). Nanti Kami akan menarik mereka dengan\nberangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui, Dan\nAku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat tangguh<\/em>”\n(QS Al Qalam [68]: 44-45).<\/p>\n\n\n\n

Jadi, ketika seseorang yang tidak melaksanakan\nkewajiban sebagai umat Islam seperti shalat, puasa Ramadhan, zakat, haji, serta\nhidupnya dalam kubangan maksiat, namun hidupnya makmur, sejahtera dan\nbergelimang harta, ini adalah istidraj.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Jadi tidak usah kaget dan heran, kalau ada orang misalnya kaya mendadak, lalu pada saat yang lain tiba-tiba jatuh dan bangkrut bahkan miskin mendadak. Semua nikmat yang asal mulanya Allah kasih dengan mudahnya dengan cara yang tidak baik dan tidak halal, lalu ia jatuh (miskin) mendadak bahkan lebih parah dari sebelumnya. Itulah cara Allah, mengingatkan hamba-Nya. Begitu bahayanya\u00a0istidraj<\/em>, sampai-sampai Umar bin Khaththab ra pernah berdoa, “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu menjadi mustadraj (orang yang ditarik dengan berangsur-angsur ke arah kebinasaan<\/em>)” (Al Umm, Imam Sayfi’i<\/a>, IV\/157). Maka, berhati-hatilah terhadap istidraj, karena istidraj adalah\u00a0kenikmatan\u00a0<\/em>yang membinasakan.\u00a0Na’udzbillahi min dzalik.<\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Memaknai Istilah Istidraj akan lebih mudah dipahami jika digambarkan sebagai berikut, Istidraj adalah jikalau ada seseorang yang selalu dapat nikmat Allah tiada henti-hentinya, hari ini dapat uang dengan nominal fantastis menurut ukurannya, besok dapat lagi nikmat yang lain, lusa dapat lagi, besoknya lagi dapat lagi, begitu seterusnya. Ia selalu dapat apa saja yang […]<\/p>\n","protected":false},"author":40,"featured_media":20908,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[6],"tags":[6700],"yoast_head":"\n