Pecihitam.org<\/strong> – Belum lama ini publik dikejutkan dengan peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di kota Medan. Sebagian orang berpendapat bahwa aksi bom bunuh diri ini merupakan bagian dari jihad Islam.<\/p>\n\n\n\n

Bahkan, menteri Polhukam, Mahfud MD<\/a><\/strong>, menilai bahwa aksi bom bunuh diri ini merupakan bagian dari serangkaian aksi jihadisme dari orang-orang yang terpapar paham radikal. Lantas, benarkan aksi bom bunuh diri bagian dari jihad?<\/p>\n\n\n\n

Menurut\nMahfud MD, tindakan radikalisme dapat dijelaskan dalam tiga macam konteks; pertama<\/em>, seseorang yang mudah\nmenyalahkan pihak lain; kedua,<\/em> berperang\nsecara ideologis; ketiga<\/em>, aksi perang\nsecara fisik dan bom bunuh diri. Ketiga model pemahaman ini merupakan bentuk\npengejawantahan dari makna jihad menurut kelompok radikalis.<\/p>\n\n\n\n

Dalam\nkonteks Islam, apa sebenarnya yang dimaksud dengan jihad? Bila Islam\nmembolehkan peperangan dan menganggap perang merupakan bagian dari jihad,\napakah bom bunuh diri termasuk bagian dari tindakan jihad tersebut?<\/p>\n\n\n\n

Secara\nbahasa, istilah jihad berasal dari kata jahd\n<\/em>dan juhd<\/em>. Kata jahd<\/em> umumnya dimaknai sebagai \u2018sungguh-sungguh\natau kesungguhan\u2019. Sedangkan kata juhd<\/em>\nbiasanya diterjemahkan dengan kesanggupan, kemampuan, kekuatan, dan daya upaya.<\/p>\n\n\n\n

Dalam\nKamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jihad memiliki beberapa arti, di\nantaranya; pertama<\/em>, usaha dengan\nsegala daya upaya untuk mencapai kebaikan; kedua<\/em>,\nusaha sungguh-sungguh membela agama Islam dengan mengorbankan harta benda,\njiwa, dan raga; ketiga,<\/em> perang suci\nmelawan orang kafir untuk mempertahankan agama Islam dengan syarat tertentu.<\/p>\n\n\n\n

Dari\nketiga definisi jihad di atas, biasanya yang paling banyak disalahpahami adalah\njihad dalam pengertian yang ketiga. Artinya, istilah jihad sering dianggap\nmenumbuhsuburkan kekerasan, baik kekerasan fisik, perang, dan bom bunuh diri. <\/p>\n\n\n\n

Bahkan, Prof. Quraish Shihab berpendapat bahwa banyak para pakar yang menilai Islam sebagai agama yang disalah pahami. Kesalahpahaman bukan hanya terjadi pada non Muslim, melainkan juga kaum Muslimin.<\/p>\n\n\n\n

Terlepas\ndari itu, harus dikatakan bahwa seluruh akar dari definisi jihad harus\ndikembalikan pada makna berusaha dan berjuang dengan sungguh-sungguh untuk\nmemperbaiki umat. Jihad, dengan demikian, adalah upaya sungguh-sungguh untuk\nmenjadi seorang Muslim yang baik. <\/p>\n\n\n\n

Bila\nmakna jihad dikembalikan pada pengertian yang utama, yakni bersungguh-sungguh\ndan berusaha. Maka bukan hanya umat Islam saja yang dapat berjihad, non Muslim\npun juga bisa melakukan jihad dalam arti bersungguh-sungguh dalam suatu\nperkara.<\/p>\n\n\n\n

Selain\nitu, jihad juga bisa dimaknai bermacam-macam. Misalnya jihad dalam arti\nmenampilahkan wajah Islam yang rahmatan\nlil alamin<\/em>, jihad melawan sisi negatif dalam diri sendiri (hawa nasfu),\njihad dalam arti menuntut ilmu, juga jihad dalam pengertian mencari apa-apa\nyang dapat mengantarkan pada keridhaan Allah SWT. <\/p>\n\n\n\n

Memang,\nperang merupakan bagian dari jihad, tapi itu hanya berlaku pada masa Rasulullah\ndan dalam konteks-konteks tertentu saja. Selama umat Islam tidak dalam keadaan\ndiperangi dan terancam agamanya, maka jihad dalam pengertian fisik dan\nberperang adalah sesuatu yang tidak dibenarkan dalam Islam.<\/p>\n\n\n\n

Bila\nmelihat begitu beragamnya makna jihad, maka tidak tepat bila jihad hanya\ndimaknai sebagai berjuang di jalan Allah yang berkonotasi perang fisik. Sehingga,\njihad dalam arti mengangkat senjata, perang, bom bunuh diri, dan kekerasan\nfisik lainnya, tidak pernah bisa dibenarkan sebagai tindakan berjihad.<\/p>\n\n\n\n

Dengan\ndemikian, stigma teror yang selalu dikaitkan dengan mengatas namakan agama\nsudah pasti keliru. Karna makna jihad bukan hanya bermakna perang, tetapi lebih\nluas dari itu. Justru, bila jihad dipahami dalam arti perang dan bom bunuh,\nmaka itu sesungguhnya telah menjauhkan makna jihad dari konteksnya.<\/p>\n\n\n\n

Kejadian bom bunuh diri yang terjadi beberapa waktu yang lalu dan mungkin di banyak tempat lainnya, seolah melegitimasi kebenaran makna jihad, khususnya bagi para pengikut paham radikal, padahal itu sangat salah besar.<\/p>\n\n\n\n

Siapapun perlu mengembalikan makna jihad pada konteksnya, agar pemahaman kita tentang Islam tidak pernah tercerabut dari akarnya, dan tidak kehilangan hakikat dan tujuan dari beragama.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Belum lama ini publik dikejutkan dengan peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di kota Medan. Sebagian orang berpendapat bahwa aksi bom bunuh diri ini merupakan bagian dari jihad Islam. Bahkan, menteri Polhukam, Mahfud MD, menilai bahwa aksi bom bunuh diri ini merupakan bagian dari serangkaian aksi jihadisme dari orang-orang yang terpapar paham radikal. […]<\/p>\n","protected":false},"author":13,"featured_media":20360,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[8],"tags":[5197,2755],"yoast_head":"\n